- FC Barcelona tampil baik semenjak Xavi Hernandez ditunjuk sebagai pelatih.
- Mereka meraih beberapa kemenangan penting, salah satunya di El Clasico.
- Ada beberapa poin kunci yang menjelaskan bagaimana Xavi membawa Barcelona kembali ke performa terbaiknya.
SKOR.id - Kemenangan 4-0 FC Barcelona atas Real Madrid di El Clasico akhir pekan lalu sangat spesial, di mana Pierre-Emerick Aubameyang mencetak dua gol, dan dua gol lainnya dicetak oleh Ferran Torres dan Ronald Araujo.
Kemenangan itu mengukuhkan kemajuan tim di bawah asuhan Xavi, dan berikut lima poin kunci yang membawa Barça tangguh seperti saat ini.
Kedatangan pemain-pemain bintang di bursa transfer bulan Januari
Di paruh pertama musim ini, Barça kesulitan mencetak gol, terutama setelah ditinggal pergi Lionel Messi. Namun, Direktur Olahraga Mateu Alemany berhasil mendatangkan nama-nama besar untuk membawa Barça kembali ke kejayaan.
Dani Alves dan Adama Traore menawarkan perpaduan kreativitas dan kekuatan di sayap kanan, serta menambah kedalaman skuad, sementara Ferran dan Aubameyang berhasil membuktikan diri mereka sebagai pemain kunci bagi Xavi.
Aubameyang telah mencetak sembilan gol dalam delapan pertandingan untuk Barça di semua kompetisi, sembari membangun hubungan yang baik di lapangan dengan Ferran, pemain yang ia berikan asis dengan teknik backheel melawan Real Madrid.
Ferran, sementara itu, telah mencetak empat gol dalam empat pertandingan terakhirnya di LaLiga Santander, dan pergerakannya telah membantu FC Barcelona meningkatkan serangan.
Selain empat gol dalam pertandingan El Clasico mereka, Barça juga mencetak empat gol melawan Atletico Madrid, Valencia CF, CA Osasuna, dan Athletic Bilbao di LaLiga, serta SSC Napoli di Liga Europa.
Xavi mengembalikan gaya permainan Barça
Sejak Pep Guardiola dan mendiang Tito Vilanova meninggalkan Barcelona pada tahun 2012 dan 2013, tim asal Catalan ini perlahan meninggalkan gaya bermain yang menjadi ciri khas mereka, yakni penguasaan bola.
Luis Enrique memanfaatkan tiga penyerang bintang, Messi, Neymar dan Luis Suarez, dan gaya permainannya adalah memberikan bola kepada mereka secepat mungkin.
Ernesto Valverde mengambil pendekatan pragmatis yang berhasil di kompetisi domestik, tetapi tidak mengikuti cetak biru Barça yang pertama kali oleh Johan Cruyff.
Quique Setien dan kemudian Ronald Koeman tidak dapat atau tidak mau mengembalikan gaya permainan tersebut, tetapi bagi Xavi, hal itu tidak dapat ditawar lagi.
Butuh waktu bagi para pemain untuk memahami metode Xavi, tetapi hal tersebut mulai membuahkan hasil, dengan Barca yang menekan tinggi, bermain dengan intensitas tinggi, dan menguasai bola.
Dengan Aubameyang yang bermain lebih dalam, Xavi memiliki barisan gelandang yang siap merangsek ke depan, sementara juga memanfaatkan operan segitiga di area yang lebih luas untuk memancing bek-bek lawan sebelum membebaskan penyerang sayap seperti Ferran dan Ousmane Dembélé berlari mencari ruang.
Gaya permainan ini telah terbukti sulit dihentikan oleh tim lawan.
Pedri berevolusi menjadi bintang yang sesungguhnya
Tahun pertama Pedri Gonzalez yang luar biasa di FC Barcelona mengejutkan dunia sepak bola, tampil baik untuk Koeman setelah tiba dari Las Palmas, tanpa perlu masa adaptasi dengan tim Barça B.
Pelatih timnas Spanyol Luis Enrique menyukai permainan Pedri, dan menjadikan dirinya pemain kunci bagi timnas Spanyol di Euro 2020 musim panas lalu.
Permainan Pedri juga meningkat di bawah asuhannya, terlihat dari dirinya yang semakin mengancam di area pertahanan lawan, tetapi awal musim ini dirinya terhambat oleh cedera.
Pedri juga telah mencetak gol melawan RCD Espanyol, Athletic Bilbao, dan Galatasaray, sementara tendangannya yang dibelokkan oleh Aubameyang melawan Valencia CF, menunjukkan bahwa dia telah menutup kelemahannya dari musim lalu.
Pemain-pemain kunci kembali menunjukkan performa impresif
Bintang veteran Barcelona seperti Gerard Pique, Jordi Alba, dan Sergio Busquets kembali menunjukkan performa terbaik mereka, dan hal ini tak lepas dari gaya bermain Barça yang kembali mengutamakan penguasaan bola.
Peningkatan fokus di lini tengah telah membantu Busquets khususnya, yang tak harus menutup area lapangan sebanyak musim lalu, sementara Pique dan Eric Garcia bertanggung jawab untuk membangun serangan dari belakang, sesuatu yang menjadi keunggulan mereka selama ini.
Eric, yang menjalani awal musim yang sulit dengan dua kartu merah, memainkan sepak bola terbaiknya sejak kembali dari Manchester City.
Di El Clasico, ia berhasil mencatatkan akurasi operan 98 persen, lebih baik daripada starting line-up manapun dari kedua tim.
Frenkie de Jong adalah pemain lain yang terus meningkat di bawah asuhan Xavi. Gelandang asal Belanda tersebut adalah seorang pemain luar biasa yang berdedikasi untuk mempelajari apa yang diinginkan pelatih darinya, dan bagaimana menjalankannya.
Dia menampilkan salah satu penampilan terbaiknya musim ini melawan Real Madrid.
Mentalitas pemenang dan suasana tim yang baik
Sejak Joan Laporta menjadi presiden klub pada Maret lalu, ia fokus untuk memulihkan Barça baik di dalam maupun luar lapangan.
Laporta tidak ragu untuk merayakan kemenangan, dan energi positif itu menular ke seluruh tim.
Salah satu keputusan Xavi ketika dia tiba adalah untuk membantu skuad menikmati permainan mereka lagi, dengan banyak kegiatan pelatihan yang membantu menyeimbangkan dan meningkatan fokus taktis, dan hasilnya terbukti di lapangan.
Barça kembali bermain dengan kepercayaan diri, dan tidak terlihat takut dalam pertandingan tekanan tinggi.
Mereka bangkit dari ketertinggalan untuk mengalahkan Galatasaray di Liga Europa pada awal pekan lalu dalam atmosfer yang panas di Istanbul, sebelum mereka kemudian menunjukkan penampilan terbaik mereka musim ini di Santiago Bernabeu untuk menunjukkan bahwa mereka tidak lagi memiliki rasa takut pada pertandingan-pertandingan besar.
Baca Juga Berita FC Barcelona Lainnya:
Nico Gonzalez Siap Membela Barcelona Sepanjang Kariernya
VIDEO: Peringatan Enam Tahun Berpulangnya Legenda Barcelona Johan Cruyff