- Dalam memeringati Hari Disabilitas Internasional, Skor.id merangkum lima atlet disabilitas yang berjasa untuk Indonesia di kancah internasional.
- Hari Disabilitas Internasional tiap tahunnya diperingati pada 3 Desember.
- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Disabilitas Internasional sejak tahun 1992.
SKOR.id - Tepat pada 3 Desember adalah Hari Disabilitas Internasional. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Disabilitas Internasional sejak tahun 1992.
Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas, menghilangkan stigma terhadap penyandang disabilitas, dan memberikan dukungan serta kesamaan hak penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam memeringati Hari Disabilitas Internasional, Skor.id merangkum lima atlet disabilitas yang berjasa dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Berikut ulasannya:
1. David Jacobs
Pertama ada David Jacobs, petenis meja disabilitas Indonesia yang meraih perunggu nomor tunggal putra kelas 10 pada Paralimpiade 2012 di London, Inggris.
Sampai saat ini, David Jacobs tetap menjadi andalan Indonesia dalam turnamen internasional.
Bahkan, David Jacobs yang saat ini duduk di lima besar ranking dunia kelas 10 putra itu sedang mempersiapkan diri untuk tampil pada Paralimpiade di Tokyo, Jepang, tahun depan.
Salah satu cara David Jacobs mempersiapkan diri menuju Paralimpiade 2020 dengan mengikuti liga tenis meja di Spanyol.
Dalam menjalani kompetisi itu, David Jacobs bergabung dengan klub tenis meja Club Natacio Sabadell, Spanyol.
2. Ni Nengah Widiasih
Ni Nengah Widiasih atau yang akrab disapa Widi merupakan salah satu atlet disabilitas perempuan yang berkompetisi di cabang olahraga angkat berat.
Sebenarnya, Widi terlahir normal. Tapi sakit demam yang dideritanya saat kecil, membuat kedua kakinya menjadi lemas dan tak dapat berjalan lagi.
Keterbatasan ini tidak membuatnya malu. Justru ini menjadi pelecut dirinya untuk menjadi orang berprestasi.
Pada akhirnya, ia mengikuti ASEAN Para Games 2017 di Malaysia dan meraih medali perak.
Tak hanya itu, ia juga menjadi langganan untuk mendapatkan medali emas di kejuaraan atlet difabel wilayah Solo dan Bali.
Prestasi terbaiknya adalah menjadi peraih medali perunggu di Paralympic Rio de Janeiro 2016.
3. Eman Sulaeman
Kemudian ada, Eman Sulaeman, lelaki yang lahir di sebuah keluarga petani yang sederhana di Desa Tegal Sari, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Tendangan kiper satu kaki, Eman Sulaeman, sudah mendunia. Eman pun dikukuhkan menjadi kiper yang terbaik dalam ajang Street Soccer Homeless World Cup 2016 di Glasgow, Skotlandia.
Pada saat pertandingan, Eman bersama tim street soccer Indonesia lolos hingga babak perempat final.
Ia melewati pertandingan melawan Meksiko, India, Argentina, Kamboja dan Burkina Faso. Tim Indonesia lolos dengan posisi runner-up.
Langkah tim Indonesia terjegal saat melawan Meksiko di perempat final. Indonesia menduduki peringkat ketujuh setelah melawan Hungaria, dan Eman ditetapkan sebagai kiper terbaik dalam ajang tersebut.
4. Muhammad Fadli
Atlet disabilitas berprestasi keempat yakni pembalap paracyling andalan Indonesia, Muhammad Fadli, yang sukses meraih medali emas dan perak di Asian Track Championship (ATC) 2019.
Medali emas didapat M. Fadli dari nomor meter individual pursuit putra klasifikasi C4-C5.
Bertanding di Jakarta Internasional Velodrome (JIV), Rawamangun, Jakarta Timur, mantan pembalap motor nasional itu menjadi yang tercepat usai mencatatkan waktu 4 menit 59,601 detik.
Hasil itu melanjutkan sukses M. Fadli setelah sebelumnya merah medali emas Asian Para Games 2019.
Sementara, medali perak diraih M. Fadli di nomor team sprint 750 meter C1-C5.
Prestasi itu seakan membuktikan bahwa transisi karier M. Fadli dari seorang pembalap motor profesional, menjadi pembalap sepeda disabilitas membuahkan hasil.
Perjuangannya memulihkan trauma pascakecelakaan horor di Sirkuit Sentul, Bogor, 2015 lalu tidak sia-sia.
Setelah amputasi kaki kiri dari lutut hingga telapak, Fadli terbukti tetap bisa mempersembahkan prestasi bagi Indonesia.
5. Jendi Pangabean
Terakhir Jendi Pangabean, atlet disabilitas satu ini memiliki kisah yang cukup menyayat hati. Pada awalnya, ia terlahir dengan kondisi fisik sempurna.
Namun, pada umur 12 tahun, ia mengalami kecelakaan dan harus merelakan kakinya untuk diamputasi.
Hal yang begitu berat ini tidak menjadikannya patah semangat. Melainkan ia terus berlatih renang dengan satu kakinya.
Karena semangat itu, ia berhasil meraih prestasi di berbagai kejuaraan. Pada 2012, ia mengikuti Pekan Paralimpik Nasional XIV di Riau dan mendapat 2 emas, 1 perak, serta 1 perunggu.
Kemudian pada 2013, ia berkontribusi di ASEAN Para Games Myanmar dan berhasil mendapatkan 2 emas dan 1 perak.
Pada saat, ASEAN Para Games 2017 di Malaysia, ia mendapatkan medali emas di renang nomor 200 meter dengan catatan waktu 2 menit 33,37 detik.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Olahraga Lainnya:
Skorpedia: Istilah Jet Ski Sebenarnya Muncul dari Pabrikan Kawasaki
BMW Resmi Mundur dari Formula E Musim Depan