- Berbicara mengenai esports mungkin banyak yang mengira apabila salahsatu cabang olahraga terbaru ini bebas dari ancaman cedera.
- Fakta tersebut memang ada benarnya, dimana hampir kebanyakan atlet esports bisa bermain selama bertahun-tahun tanpa keluhan cedera.
- Tetapi tetap saja para atlet esports masih rentan dengan beberapa keluhan cedera.
SKOR.id - Berbicara mengenai esports mungkin banyak yang mengira apabila salahsatu cabang olahraga terbaru ini bebas dari ancaman cedera.
Asumsi tersebut dikarenakan dalam esports menurut banyak pihak tidak banyak melakukan gerakan-gerakan fisik yang frontal.
Fakta tersebut memang ada benarnya, dimana hampir kebanyakan atlet esports bisa bermain selama bertahun-tahun tanpa keluhan cedera.
Tetapi tetap saja para atlet esports masih rentan dengan beberapa keluhan cedera.
Apalagi seorang atlet esports setiap harinya dituntut untuk melakukan latihan selama lebih dari 10 jam setiap harinya.
Dalam 10 jam tersebut biasanya pemain esports melakukan gerakan berulang sebanyak 300-400 gerakan tiap menit (action per minute).
Gerakan berulang tersebut sangat berisiko sekali mengakibatkan pembengkakan, iritasi tendon, dan nyeri otot pada bagian tertentu terutama tangan.
SKOR.id merangkum beberapa cedera yang sering dialami oleh para atlet esports, berikut paparannya:
1. Carpal Tunnel Syndrome (Cedera Pergelangan Tangan)
Carpal Tunnel Syndrome atau biasanya dikenal dengan cedera pergelangan tangan merupakan cedera paling umum yang sering dialami para atlet esports.
Cedera ini biasanya akibat dari meningkatnya tekanan pada saraf lengan bawah dan pembuluh darah kecil yang memasok darah ke carpal tunnel.
Hingga akhirnya membuat pasokan oksigen ke pergelangan tangan terganggu.
Apabila ini dibiarkan saja maka akan mengakibatkan nyeri berkepanjangan yang diawali dengan rasa kesemutan.
Hal terburuk yang bisa terjadi adalah mati rasa pada lengan dan susah untuk menggerakkan jari-jari tangan.
Jika benar-benar terjadi maka pemain esports harus beristirahat selama 4-6 pekan untuk proses pemulihan, bahkan bisa terjadi operasi pada tendon dan sarag apabila sudah di tahap yang berbahaya.
2. Tennis Elbow (Cedera Siku)
Tennis elbow atau bagian otot lengan ke siku ini juga merupakan salahsatu bagian yang rentan cedera.
Biasanya akan terjadi ketenganan otot akibat latihan yang terlalu berlebihan yang bisa membuat retakan halus pada dasar otot tendon di siku.
Rasa sakit yang diterima biasanya berupa rasa nyeri berkepanjangan di bagian siku.
Apabila seorang pemain esports mengalami cedera pada bagian ini mereka harus beristirahat mulai dari hitungan minggu bahkan tahunan tergantung tingkat parahnya cedera.
Selain itu, cedera pada tennis elbow ini rentan kambuh.
3. Back Pain (Cedera Punggung)
Selain tangan, bagian punggung juga rentan mengalami cedera karena postur bermain pemain esports dalam bermain diharuskan konstan dalam waktu yang lama.
Penyebab back pain ini adalah posisi duduk terlalu lama dan tidak ergonomis.
Akhirnya mengakibatkan ketegangan otot yang bisa mengakibatkan cedera punggung.
Orang yang cedera punggung akan merasakan rasa nyeri yang menjalar dari leher hingga ke punggung bagian bawah.
Apabila diabaikan makan akan berpotensi menyebabkan hernia diskus, iritasi pada saraf skiatik, dan beberapa penyakit lainnya.
Guna mengatasinya bisa menggunakan kursi gaming yang ergonomis dan melakukan gerakan relaksasi di sela-sela latihan atau saat turnamen.
Tetapi kini tim esports profesional semakin melek terhadap kesehatan fisik dan mental para pemainnya.
Banyak tim yang sudah menyiapkan porsi khusus untuk menjaga pemain mereka dari cedera fisik.
Selain itu, tim profesional juga telah menyiapkan perlengkapan gaming yang sudah sesuai dengan prisip ergonomis.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Andrian Pauline Tegaskan Bakal Reset RRQ Hoshi https://t.co/5VvpjsUe27— SKOR.id (@skorindonesia) May 22, 2021
Berita Esports lainnya:
5 Pesepakbola Aktif yang Miliki Tim Esport
4 Film Dokumenter Tentang Esports yang Cocok untuk Temani Libur Lebaran