11 Kekalahan Menyakitkan Timnas Indonesia, Malaysia Sering Jadi Mimpi Buruk

Estu Santoso

Editor:

  • Timnas Indonesia memiliki sejumlah kekalahan yang menyakitkan sepanjang sejarah sampai 2020.
  • Catatan negatif ini bahkan beberapa memupus asa timnas Indonesia ke level bagus.
  • Salah satunya kekalahan timnas Indonesia pada laga kedua fase grup Piala Asia 2007 di Jakarta.

SKOR.id - Kekalahan akan selalu tak enak, timnas Indonesia pun beberapa kali menelan catatan negatif yang menyakitkan karena itu terjadi pada laga penentuan.

Timnas Indonesia pernah merasakan empat kali lolos ke putaran final Piala Asia sejauh ini.

Namun, kekalahan pada dua Piala Asia terakhir yang diikuti skuad Garuda terasa sangat menyakitkan.

Selain itu, kekalahan pada beberapa laga Piala AFF cukup menyesakkan bagi timnas Indonesia plus pendukung skuad Garuda.

Skor.id merangkum 11 kekalahan menyakitkan timnas Indonesia sampai 2020:

1. SEA Games 1979

Sepak bola SEA Games era lawas memakai timnas senior bukan skuad U-23.

Pertama kali timnas Indonesia ke final SEA Games pada edisi 1979, saat pesta olahraga se-Asia Tenggara ini terlaksana di Jakarta.

Sayang, asa timnas Indonesia mendapat emas pertama gagal dan yang menyakitkan skuad Garuda dikalahkan Malaysia.

Pada fase grup, Malaysia dan Indonesia bersua dan hasilnya tanpa pemenang dengan tanpa gol.

Namun ketika final di Stadion Utama Senayan pada 30 September 1979, Mokhtar Dahari membuat 85 ribu penonton terdiam karena gol tunggalnya membawa kemenangan bagi Malaysia.

2. Pra-Piala Dunia 1986

Timnas Indonesia mampu lolos sampai putaran kedua atau empat besar zona timur Kualifiasi Piala Dunia 1986.

Jika ingin lolos ke Piala Dunia 1986, timnas Indonesia tinggal empat langkah lagi.

Sayang, Korea Selatan memupus asa skuad Garuda ke putaran final yang bisa membuka jalan ke Meksiko.

Semifinal terlaksana kontra Korea Selatan dua kali. Leg pertama, timnas Indonesia kalah 0-2 di Seoul.

Asa untuk membalikkan keadaan di Jakarta pada laga 30 Juli 1985 masih ada.

Sayang, hasilnya justru di luar ekspektasi karena timnas Indonesia tak cuma kalah tetapi juga lebih banyak kebobolan.

Dede Sulaiman dan kolega harus menelan kekalahan telak 1-4 di depan 80 ribu penonton yang memadati Stadion Utama Senayan (nama lama Stadion Utama Gelora Bung Karno).

3. SEA Games 1985

Pada SEA Games edisi tahun ini, sepak bola masih bebas memainkan usia pemain yang tampil.

Timnas Indonesia pada pesta olahraga se-Asia Tenggara 8-18 Desember 1985 ini sangat terpuruk.

Skuad Garuda memang melaju sampai perebutan medali perunggu, tetapi gagal dan tragisnya tak pernah menang.

Empat pertandingan sejak fase penyisihan grup sampai perebutan posisi tiga, timnas Indonesia hanya sekali seri dan merasakan tiga kekalahan.

Kekalahan yang paling menyakitkan adalah saat disikat tuan rumah Thailand tujuh gol tanpa balas pada semifinal.

Ini menjadi kekalahan terbesar sejauh ini bagi Indonesia di arena SEA Games.

4. Asian Games 1986

Cabang sepak bola pada Asian Games edisi lawas juga masih memainkan timnas level senior bukan skuad U-23 plus.

Pada Asian Games 1986 di Korea Selatan, timnas Indonesia gagal mengulang sukses edisi 1958 meraih perunggu.

Meski pada pesta olahraga se-Asia pada 1986 ini, peluang timnas Indonesia menempati posisi tiga besar terbuka.

Sayang para perebutan medali perunggu, Ricky Yakobi dan kolega lagi-lagi terpuruk dengan kekalahan 0-5 dari Kuwait.

Padahal Indonesia seharusnya secara stamina lebih baik setelah pada semifinal Kuwait main ketat sampai adu penalti sebelum dikalahkan Arab Saudi.

Sementara itu, Indonesia kalah langsung dari tuan rumah Korea empat gol tanpa balas.

5. SEA Games 1995

Sepak bola SEA Games 1995, timnas Indonesia yang masih berkekuatan pemain senior merasakan pahitnya kekalahan dan tak lolos fase grup.

Bertanding di Chiang Mai, Thailand, timnas Indonesia kalah 0-1 dari timnas Vietnam pada laga pamungkas Grup A.

Padahal, timnas Indonesia hanya butuh seri untuk bisa lolos ke semifinal setelah sebelumnya sempat dua kali pesta gol.

Bahkan saat bersua timnas Malaysia, skuad Garuda menang 3-0 dan menang 10 gol tanpa balas atas Kamboja.

6. SEA Games 1997

Siklus 10 tahunan emas di kandang gagal diwujudkan timnas Indonesia asuhan Henk Wullems di SEA Games 1997.

Mencapai final, timnas Indonesia kalah adu penalti dari Thailand dengan skor 2-4 setelah waktu normal laga imbang 1-1.

Dua pemain Indonesia yang gagal saat adu penalti di Stadion Senayan dan di depan 100 ribu penonton adalah Ronny Wabia serta Uston Nawawi.

7. Piala Asia 2007

Timnas Indonesia selaku tuan rumah mendapatkan kenyataan pahit pada pertandingan kedua fase grup.

Berbekal kemenangan atas Bahrain pada laga pertama, skuad Garuda percaya diri menghadapi timnas Arab Saudi pada laga kedua.

Sayang, asa mereka sirna saat timnas Arab Saudi membobol gawang Jendri Pitoy pada menit ke-90 yang membuat timnas Indonesia kalah 1-2.

Kekalahan itu membuat timnas Indonesia berat karena laga terakhir bersua Korea dan akhirnya kalah 0-1.

8. Piala AFF 2010

Gelar pertama Piala AFF untuk timnas Indonesia seolah-olah sudah di depan mata saat final menghadapi Malaysia.

Sebab pada fase penyisihan Piala AFF 2010, skuad Garuda membuat malu Malaysia dengan kemenangan 5-0 di Jakarta.

Hanya saja, semua sirna saat timnas Indonesia kalah 0-3 dari Malaysia di Kuala Lumpur pada final leg pertama.

9. Piala AFF 2016

Laga di Hanoi pada 25 November 2014 adalah kekalahan terbesar sejauh ini yang diderita timnas Indonesia di Piala AFF.

Skuad Garuda juga kali pertama dikalahkan timnas Filipina pada ajang ini. Ya, skuad Garuda asuhan Alfred Riedl kalah telak 0-4.

10. Kualifikasi Piala Dunia 2014

Timnas Indonesia lolos sampai putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia.

Sayang, skuad Garuda pada enam pertandingan Grup E selalu kalah dari lawan-lawannya yaitu Iran, Qatar, dan Bahrain baik kandang maupun tandang.

Namun dari enam kekalahan itu, tumbang dari timnas Bahrain pada laga pamungkas pool ini yang paling menyakitkan.

Dijamu timnas Bahrain di Riffa pada 29 Februari 2012, timnas Indonesia kalah 10 gol tanpa balas.

Ini menjadi kekalahan terbesar sepanjang masa skuad Garuda sampai sekarang.

11. Kualifikasi Piala Dunia 2022

Malaysia menjadi "peletak" dasar catatan buruk timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Sebab, skuad Harimau Malaya membuat timnas Indonesia kalah menyakitkan 2-3 di Jakarta, 5 September 2019.

Efek kalah itu, timnas Indonesia selalu kalah pada perjuangan di Grup G untuk empat laga selanjutnya sebelum kualifikasi diganggu pandemi Covid-19.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

#SkorHariIni Pada 10 November 2016, Letjen Edy Rahmayadi terpilih menjadi Ketua Umum PSSI periode 2016-2020.

Sebuah kiriman dibagikan oleh Skor Indonesia (@skorindonesia) pada 

Baca Juga Berita Timnas Indonesia lainnya:

Pernah Dipecat Gegara Timnas Indonesia, Pelatih Ini Bicara Potensi Pemain Vietnam

Dikapteni Pembobol Timnas Indonesia, Klub Baru Ini Siap Guncang Liga Australia

 

RELATED STORIES

11 Atlet Putri Indonesia dengan Prestasi Mendunia

11 Atlet Putri Indonesia dengan Prestasi Mendunia

Dalam momen spesial 11/11 ini, Skor.id coba menyusun 11 atlet putri Indonesia dengan prestasi yang mendunia.

Kisah Marc Klok: Diejek Teman karena Ingin Berkarier di Indonesia

Pemain Persija, Marc Klok, mengaku sempar ragu dan ditertwakan teman-temannya saat memutuskan main di Indonesia.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Antonio Conte (tengah) merupakan pelatih tercepat dalam meraih kemenangan ke-150 di Liga Italia. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Italia

Antonio Conte Pelatih Tercepat yang Meraih 150 Kemenangan di Liga Italia

Antonio Conte meraih kemenangan ke-150 sebagai pelatih di Liga Italia ketika membawa Napoli menang atas Genoa, pekan lalu.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 14:16

NBA Christmas games

Basketball

NBA Christmas Games 2024 Sajikan Duel Klasik Golden State Warrios Vs LA Lakers

NBA Christmas Games 2024 menggelar lima pertandingan, salah satunya adalah Golden State Warrios melawan LA Lakers.

Arin Nabila | 23 Dec, 13:57

Inter Milan vs Como 1907. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Italia

Prediksi dan Link Live Streaming Inter Milan vs Como di Liga Italia 2024-2025

Prediksi dan link live streaming Inter Milan vs Como di Liga Italia 2024-2025 yang akan digelar pada Selasa (24/12/2024) pukul 02.45 WIB.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 12:18

Liga TopSkor

Ikut TC Timnas U-20 Indonesia, Evandra Dapat Pesan dari Nova Arianto

Terdapat 13 Alumni Liga TopSkor yang mengikuti TC timnas U-20 Indonesia.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 11:31

Rapor pemain Indonesia yang berkiprah di luar negeri, lebih tepatnya di kompetisi negara Asia. (Hendy AS/Skor.id)

National

Rapor Pemain Indonesia di Asia: Jordi Amat Absen, Brisbane Roar Kalah Tanpa Rafael Struick

Jordi Amat tidak masuk DSP ketika Johor Darul Takzim pesta gol ke gawang Kuala Lumpur City.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 10:08

persija vs pss

Liga 1

Parade Foto: Hat-trick Gustavo Almeida Bawa Persija Taklukkan PSS Sleman di JIS

Deretan momen dalam kemenangan Persija Jakarta atas PSS Sleman di pekan ke-16 Liga 1 2024-2025, Sabtu (21/12/2024).

Teguh Kurniawan | 23 Dec, 09:50

Petinju Tyson Fury

Other Sports

Petinju Tyson Fury Isyaratkan Pensiun Usai Takluk dari Oleksandr Usyk

Setelah dua kali kalah dari Oleksandr Usyk, satu-satunya pertarungan yang tersisa untuk Tyson Fury adalah melawan Anthony Joshua.

I Gede Ardy Estrada | 23 Dec, 08:38

Liga Inggris 2024-2025. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

Liga Inggris 2024-2025: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Berikut ini jadwal, hasil, dan klasemen, serta profil klub lengkap Liga Inggris 2024-2025 yang akan diupdate sepanjang musim bergulir.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 08:30

La Liga 2024-2025 (Liga Spanyol). (Hendy Andika/Skor.id).

La Liga

La Liga 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut ini jadwal lengkap, hasil, dan klasemen La Liga (Liga Spanyol) musim 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 23 Dec, 08:09

pemain indonesia di eropa

National

Rapor Pemain Indonesia di Eropa: Jay Idzes dan Thom Haye Tuai Kemenangan Penting

Berikut rapor para pemain Indonesia yang berkiprah di Eropa pada pekan lalu.

Rais Adnan | 23 Dec, 08:00

Load More Articles