- Dalam sejarah sepak bola selalu ada duet paling produktif pada setiap musimnya.
- Duet Barcelona, Lionel Messi dan Luis Suarez menjadi paling produktif dalam 10 besar duet tertajam pada 70 tahun terakhir.
- Der Bomber Gerd Muller merupakan pencetak gol terproduktif dalam satu musim.
SKOR.id - Fenomena duet maut selalu menjadi sisi yang menarik dari sepak bola. Harry Kane dan Son Heung-min sedang berproses menjadi pasangan yang memiliki potensi duet paling produktif untuk 2020-2021.
Setiap musim kompetisi di sepak bola Eropa selalu memunculkan fenomena ini. Harry Kane dan Son Heung-min boleh jadi akan menjadi duet yang unik.
Keunikannya ditandai dengan pergeseran Harry Kane yang sebenarnya sebagai mesin gol justru menjadi pemasok assist bagi rekannya asal Korea Selatan tersebut.
Bakal dilihat, seberapa banyak jumlah gol yang dapat mereka koleksi hingga akhir musim nanti. Jika Kane dan Son Heung-min memiliki potensi tersebut, bagaimana musim lalu?
Atau bagaimana duet lini depan paling tajam dalam sepak bola menandai setiap musim ini, siapa yang paling tajam?
Jika melihat musim lalu, faktanya predikat itu menjadi milik bintang Bayern Munchen: Robert Lewandowski dan Serge Gnabry.
Total, pasangan ini memberikan 78 gol untuk Bayern Munchen dan membawa tim mereka sukses meraih begitu banyak gelar (5 gelar dalam semusim).
Meski demikian, duet ini ternyata bukanlah yang paling tajam dalam sejarah sepak bola Eropa. Skor.id, mencoba memetakan 10 Duet Paling Tajam dalam 70 tahun terakhir di sepak bola.
Data dari sumber harian Spanyol, AS, berpatokan sejak tahun 1950, dalam era sepak bola yang tentu sudah berbeda dengan saat ini. Berikut 10 duet paling tajam tersebut:
10. Klaas Jan Huntelaar dan Raul Gonzalez (2011-2012)
Keduanya berada di urutan ke-10 dalam daftar duet paling produktif. Klaas Jan Huntelaar dan Raul Gonzalez menjadi instrumen dari geliat Schalke 04 dalam menyaingi dominasi klub besar di Bundesliga (Liga Jerman).
Huntelaar mencetak total 48 gol pada 2011-2012 itu sedangkan rekannya Raul Gonzalez yang merupakan mantan bintang Real Madrid menorehkan 21 gol.
Total, pasangan ini telah memberikan 69 gol untuk Schalke 04, sebuah angka yang mengesankan. Meski demikian, dengan jumlah tersebut, mereka masih di posisi ke-10.
Produktivitas mereka pada musim itu masih di bawah duet Real Madrid, Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema.
9. Mohamed Salah dan Roberto Firmino (2017-2018)
Duet Liverpool yang terbentuk pada 2017-2018. Kehadiran Mohamed Salah ke Liverpool memang memunculkan duet di lini depan yang produktif.
Pada musim tersebut, duo Liverpool ini yang paling tajam dibandingkan dengan duet lainnya. Total pasangan ini memberikan 71 gol bagi The Reds.
Salah mencetak 44 gol dalam semua ajang bagi Liverpool sedangkan Roberto Firmino menorehkan 27 gol untuk timnya.
8. Edin Dzeko dan Grafite (2008-2009)
Rumus bahwa untuk meraih gelar dibutuhkan penyerang produktif. Ini terjadi pada 2008-2009 ketika Wolfsburg berhasil tampil sebagai juara Liga Jerman (Bundesliga).
Di bawah asuhan Felix Magath, Wolfsburg menjadi tim yang mengakhiri dominasi Bayern Munchen.
Sukses tim ini tampil sebagai juara karena mereka memiliki duet Edin Dzeko dan Grafite yang musim itu total mencetak 71 gol.
Dari jumlah tersebut, Edin Dzeko menorehkan 36 gol sedangkan rekannya yaitu Grafite mencetak 35 gol.
Masa ini pula menjadi momentum bagi munculnya nama Edin Dzeko dalam sepak bola Eropa.
7. Radamel Falcao dan Hulk (2010-2011)
Rumus tersebut juga berlaku bagi FC Porto. Klub asal Portugal ini punya duet tajam pada 2010-2011 yang membuat mereka tampil sebagai juara Primeira Liga (Liga Portugal), Piala Portugal, dan Liga Europa (Piala UEFA).
Itu menjadi musim keemasan bagi Porto di sepak bola Eropa. Radamel Falcao mencetak total 39 gol dalam semua ajang sementara rekannya, Hulk menorehkan 35 gol dalam semua ajang.
Total, duet ini mencapai 71 gol dan berada di peringakt ke-7 dalam daftar 10 duet terproduktif pada 74 tahun terakhir.
Setelah itu, nama Radamel Falcao pun menjadi sosok yang diburu oleh sejumlah klub besar.
6. Ferenc Puskas dan Alfredo Di Stefano (1960-1961)
Dalam sepak bola klasik, nama Ferenc Puskas dan Alfredo Di Stefano merupakan simbol tentang duet padu yang dimiliki sebuah tim.
Ferenc Puskas pada 1960-1961 berhasil mencetak 44 gol, sedangkan rekannya yaitu Alfredo Di Stefano menorehkan 30 gol.
Keduanya memberikan total 74 gol bagi Los Merengues pada musim itu.
Duet ini berada di posisi ke-6 dalam daftar 70 tahun dari 10 duet paling produktif. Hanya, pada musim tersebut, keduanya hanya memberikan satu gelar utama yaitu Liga Spanyol.
5. Zlatan Ibrahimovic dan Edinson Cavani (2015-2016)
Sebelum kedatangan Neymar dan Kylian Mbappe menjadi perhatian besar, Paris Saint Germain menggantungkan harapan mereka kepada Zlatan Ibrahimovic dan Edinson Cavani.
Pada 2015-2016, duet ini total memberikan 75 gol untuk Paris Saint Germain. Dari jumlah tersebut, Zlatan Ibrahimovic mencetak total 50 gol di semua ajang.
Sedangkan Edinson Cavani berhasil membukukan 25 gol untuk klub asal Paris, Prancis ini.
4. Robert Lewandowski dan Serge Gnabry (2019-2020)
Produktivitas Robert Lewandowski pada musim lalu mencapai 55 gol di semua ajang, sedangkan Serge Gnabry total menorehkan 23 gol.
Meski keduanya bukanlah benar-benar sebagai duet karena Gnabry adalah murni seorang pemain sayap, namun fakta karena keduanya Bayern Munchen meraih lima gelar dalam satu musim.
Total keduanya telah mencetak 78 gol untuk Bayern Muenchen. Jumlah tersebut menempatkna mereka di posisi keempat pasangan tertajam dalam daftar sejak 70 tahun terakhir.
3. Gerd Muller dan Uli Hoeness (1972-1973)
Ya, siapa yang tidak pernah mendengar nama Gerd Muller. Dia adalah Der Bomber. Salah satu pemain paling sukses pada masanya.
Dalam kariernya, Gerd Muller meraih sejumlah gelar bergengsi.
Bahkan dalam penghargaan individu seperti Ballon d'Or. Bersama Uli Hoeness pula, keduanya membawa Jerman Barat menjuarai Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974.
Duet inilah yang paling tertajam pada masanya. Dengan total 88 gol, mereka ada posisi tiga besar.
Gerd Muller mencetak 66 gol dalma semua ajang pada 1972-1973, sekaligus jumlah terbanyak yang pernah diciptakan seorang pemain dalam satu musim.
Sedangkan Uli Hoennes menorehkan 22 gol. Total keduanya memberikan 88 gol bagi Bayern Munchen pada musim tersebut.
2. Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema (2011-2012)
Karim Benzema memang salah satu pemain penting dalam karier Cristiano Ronaldo di Real Madrid.
Selama bermain dengan Ronaldo, Karim Benzema telah memberikan 47 assist untuk Cristiano Ronaldo.
Duet Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema mencapai puncaknya pada 2011-2012. Ketika itu, keduanya menjadi duet mematikan dalam sepak bola Eropa.
Cristiano Ronaldo total mencetak 60 gol dalam semua ajang sedangkan Karim Benzema menorehkan 32 gol di semua ajang.
Total, duet ini menorehkan 92 gol dan berada di posisi kedua 10 duet terproduktif sejak 70 tahun terakhir.
1. Lionel Messi dan Luis Suarez (2015-2016)
Pada 2015-2016 sekaligus menjadi momen munculnya Luis Suarez sebagai penantang baru dalam perburuan gol.
Pada musim itu, Luis Suarez total mencetak 40 gol di Liga Spanyol atau 59 gol di semua ajang.
Bahkan dia melebihi produktivitas Lionel Messi yang musim itu total mencetak 41 gol. Dengan kedua duet ini, Barcelona memiliki pasangan lini depan sangat mematikan dengan torehan gol total mencapai 100 gol.
Duet ini sudah terbentuk sejak 2014. Hingga akhirnya Luis Suarez pergi meninggalkan Barcelona, total keduanya telah memberikan 478 gol untuk Barcelona.
Suarez mencetak 198 gol, sedangkan Messi 280 gol ketika keduanya bermain bersama di lini depan Barcelona.
Namun, salah satu yang terbaik adalah pada 2015-2016 ketika keduanya total memberikan 100 gol dalam semusim bagi Barcelona.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Singgung Soal Penalti, Ole Gunnar Solskjaer Serang Balik Jurgen Klopp https://t.co/MksXbx8Zpj— SKOR Indonesia (@skorindonesia) January 6, 2021
Berita Bola Internasional Lainnya: