SKOR.id - Sekitar dua pekan lagi, Piala Dunia FIBA 2023 bakal digulirkan di Filipina, Jepang, dan Indonesia.
Dalam kejuaraan basket yang dijadwalkan berlangsung 25 Agustus–10 September 2023 itu, tercatat ada 32 negara yang akan ambil bagian.
Dari 32 negara kontestan Piala Dunia FIBA 2023, beberapa jadi sorotan karena diperkuat sejumlah pemain yang mentas di liga basket Amerika Serikat (NBA).
Meski sama-sama memainkan olahraga basket, ternyata ada perbedaan aturan mendasar antara kompetisi yang dihelat di bawah otoritas FIBA dan NBA.
Bahkan, Steve Kerr selaku kepala pelatih Timnas basket putra Amerika Serikat mengaku butuh partner diskusi yang berpengalaman di kompetisi FIBA untuk mempersiapkan tim.
Steve Kerr pun sudah berdiskusi dengan Mike Krzyzewski, pelatih Amerika Serikat saat meraih tiga emas Olimpiade (2008, 2012, dan 2016) serta dua Piala Dunia (2010 dan 2014).
Setidaknya, ada 10 perbedaan aturan mendasar dalam permainan basket yang digelar memakai aturan FIBA dengan NBA. Berikut rangkumannya.
1. Durasi Pertandingan dan Shot Clock
Sebuah pertandingan basket dalam kompetisi FIBA digelar dalam waktu 4 (kuarter) x 10 menit. Sedangkan dalam laga basket NBA, satu kuarter berdurasi 12 menit.
Walau "hanya" berbeda delapan menit secara total, perbedaan itu bisa memberi pengaruh signifikan pada hasil pertandingan basket yang dihelat.
Masih bicara soal waktu, perbedaan ketentuan terkait shot clock dalam permainan basket terutama dalam skenario setelah terjadi offensive rebound juga sangat memengaruhi.
Dalam aturan FIBA, tim bakal dapat shot clock berdurasi 14 detik usai melakukan offensive rebound sedangkan dalam permainan NBA waktu akan di-reset ke 24 detik.
Perbedaan ini membuat tim di NBA punya waktu lebih untuk mengatur ulang serangan usai mendapatkan kesempatan kedua via offensive rebound.
2. Luas Lapangan dan Jarak Garis Tripoin
Lapangan basket dalam kompetisi NBA punya panjang 28,65 meter dan lebar 15,24 meter atau sedikit lebih luas dibanding FIBA (panjang 28 meter dan lebar 15 meter).
Perbedaan luas lapangan itu tentu memengaruhi jarak garis tripoin dengan ring. Dalam aturan FIBA, garis tripoin dari semua sisi berjarak 6,75 meter dengan ring.
Sedangkan garis tripoin dalam lapangan basket NBA punya berbentuk sedikit berbeda dan jarak dengan ring yang variatif.
Jarak antara garis tripoin bagian samping kiri dan kanan ke ring adalah 6,7 meter. Sedangkan jarak antara garis tripoin yang melengkung dengan ring adalah 7,24 meter.
Pemain Serbia yang mentas di NBA bersama Dallas Mavericks, Luka Doncic, pun pernah bercerita terkait proses adaptasinya dengan kedua jenis lapangan.
Luka Doncic merasa mencetak poin di pentas NBA lebih mudah dibanding EuroLeague yang memakai aturan FIBA.
“Mencetak poin terasa lebih mudah di NBA karena pengaruh perbedaan aturan, ruang permainan, dan durasi laga,” kata Luka Doncic.
3. Penerapan Defensive Three Second Violation
Three second violation adalah pelanggaran yang terjadi jika ada pemain menyerang yang berdiam diri di paint area selama tiga detik. Aturan ini berlaku di FIBA maupun NBA.
Akan tetapi, NBA juga menerepakan aturan defensive three second violation sehingga pemain bertahan tak bisa menunggu saja di paint area.
Aturan ini dianggap memberi keuntungan tersendiri bagi pemain ofensif melakukan penetrasi ke paint area.
4. Situasi Jump Ball
Selain untuk tip-off, prosedur jump ball juga dilakukan jika terjadi situasi 50:50 seperti saat bola sama-sama dipegang pemain dari tim berbeda alias held ball.
Jump ball dilakukan untuk memperebutkan possession selanjutnya setelah situasi 50:50 itu terjadi di lapangan.
Dalam ketentuan NBA, jump ball bisa dilakukan di lingkaran tengah maupun lingkaran yang ada di kedua garis tembakan bebas.
Sedangkan dalam FIBA, prosedur jump ball tak akan benar-benar dilakukan ketika situasi 50:50 terjadi. Possession bakal ditentukan berdasar arah arrow.
Pada awal laga, arah arrow ditujukan kepada tim yang "kalah" jump ball saat tip-off sehingga mereka bakal dapat possession saat situasi 50:50 terjadi.
Setelah possession diberikan, arah arrow bakal diubah ke tim lawan sehingga bola akan diberikan ke mereka saat terjadi kembali jump ball situation.
5. Perbedaan Interpretasi Goaltending
Goaltending adalah situasi di mana pemain bertahan dianggap mengintervensi laju bola yang sudah tirin dari titik puncak dan mengarah ke ring (bukan block).
Ada beberapa situasi yang dianggap memicu terjadinya goaltending, salah satunya adalah saat bola memantul di papan maupun bibir ring.
Dalam aturan NBA, pemain bertahan tak boleh menyentuh bola selama masih berada di atas ring maupun lingkaran imajinasinya.
Sedangkan dalam regulasi FIBA, pemain diperbolehkan untuk menghalau bola pantul yang mengarah ke dalam ring.
6. Ketentuan Foul Out
Setiap pemain punya "batas aman" untuk melakukan personal foul sehingga tak dikeluarkan dari lapangan pertandingan.
Dalam laga FIBA, pemain akan mendapat foul out dan dikeluarkan dari pertandingan jika sudah melakukan lima pelanggaran individu (termasuk technical).
Sedangkan pada pentas NBA, para pemain lebih leluasa melakukan pelanggaran karena baru akan mendapat foul out jika melakukan enam personal foul atau dua technical foul.
7. Hukuman Free Throw untuk Situasi Team Foul
Masih berbicara soal pelanggaran. Team foul bakal diberlakukan jika sebuah tim secara akumulasi sudah melakukan empat pelangaran dalam satu kuarter.
Setelah itu, setiap pelanggaran yang terjadi bakal dihukum dengan dua kali tembakan bebas untuk tim lawan kecuali offensive foul (plus technical foul di NBA).
Selain itu, kompetisi NBA juga akan langsung memberi hukuman dua tembakan bebas saat terjadi pelanggaran di dua menit terakhir di setiap kuarter meski belum mencapai team foul.
8. Jatah Time Out dalam Satu Laga
Dalam pertandingan basket FIBA, sebuah tim punya jatah lima kali melakukan time out yang masing-masing berdurasi 60 detik. Satu jatah ekstra diberikan di setiap overtime.
Dua jatah pertama bisa digunakan di kuarter satu dan dua sedangkan tiga time out lainnya tersedia untuk paruh kedua pertandingan (kuarter tiga dan empat).
Namun, sebuah tim hanya diperkenankan "menyimpan" dua jatah time out hingga dua menit terakhir di kuarter keempat.
Sedangkan dalam ketentuan NBA, satu tim punya jatah enam time out reguler (60–100 detik) dan satu short time out (20 detik) per setengah babak.
Jatah short time out untuk paruh kedua bisa disimpan hingga memasuki fase overtime meski pada babak tambahan itu ada dua jatah time out reguler.
9. Mekanisme Melakukan Instant Replay System
FIBA maupun NBA mengenal instant replay system (IRS) yang fungsinya untuk meninjau ulang situasi di pertandingan yang luput dari pengawasan langsung wasit.
Bedanya, kompetisi FIBA tak mengenal sistem challenge di mana kepala pelatih bisa meminta wasit untuk meninjau peristiwa pertandingan yang merugikan timnya.
Jenis pelanggaran yang bisa ditinjau ulang dengan sistem IRS adalah personal foul, unsportmanlike foul, maupun tindakan tak terlarang yang berujung dengan diskualifikasi.
Sementara itu, NBA mengenal sistem challenge di mana kepala pelatih punya jatah untuk meminta wasit meninjau ulang hampir seluruh momen laga.
Akan tetapi, pelatih hanya bisa melakukan challenge tersebut di dua menit terakhir kuarter keempat yang jadi momen genting sebuah pertandingan.
Meski IRS dalam laga basket FIBA bisa dilakukan lebih sering ketimbang NBA, wasit harus melakukan prosedur itu lebih cepat sehingga laga tak terlalu lama terhenti.
10. Perbedaan Menentukan Traveling Violation
Dalam aturan basket "klasik", pemain tak boleh membawa bola lebih dari dua langkah tanpa dribble. Jika hal itu terjadi, pemain bakal dinyatakan melakukan traveling violation.
Demi aspek hiburan, NBA pun sedikit melonggarkan ketentuan traveling violation sehingga pemain memungkinkan membawa bola lebih dari dua langkah.
Beberapa tahun lalu, FIBA mengikuti langkah NBA itu salah satunya dengan memperbolehkan teknik zero step.
Meski demikian, masih ada perbedaan mendasar dalam menentukan traveling violation di mana wasit FIBA lebih ketat dibanding NBA.
Salah satunya adalah pemain dalam kompetisi NBA diperbolehkan melangkahkan dengan kaki tumpuannya (pivot) sebelum melakukan dribble.
Sedangkan dalam ketentuan FIBA, pemain yang menerima bola harus memantulkannya lebih dulu ke lantai sebelum bisa mengangkat kaki yang jadi pivot.