- Penyebaran cepat virus corona mulai menimbulkan keresahan di berbagai kalangan, termasuk KOI.
- KOI berencana meminta rekomendasi Kemenkes demi keselamatan para atlet yang akan mengikuti kualifikasi Olimpiade.
- Presiden KOI, Raja Sapta Oktohari, ingin jamin keamanan atlet Indonesia yang bakal berlaga di luar negeri.
SKOR.id - Hingga Selasa (28/1/2020), virus corona (2019-nCoV) telah menelan 106 korban jiwa sejak pertama kali mewabah di kota Wuhan, Cina.
Penyebaran virus yang sangat cepat ini pun sontak menimbulkan keresahan dari berbagai pihak, tak terkecuali dunia olahraga.
Jelang Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, atlet-atlet dari berbagai negara akan dan telah mulai menjalani sesi kualifikasi.
Termasuk atlet-atlet Indonesia yang kerap berpergian ke luar negeri guna mencari pengalaman dan menguji kualitas mereka.
Akan tetapi, merebaknya virus 2019-nCoV menimbulkan kecemasan besar. Pada awalnya, menyerang Wuhan, namun kini telah menyebar ke setidaknya 16 negara.
Baca Juga: KOI dan FIG Siap Kerja Sama Kembangkan Cabor Senam di Indonesia
Beberapa ajang olahraga dan kejuaraan-kejuaraan yang digelar pun terpaksa mengalami penundaan atau dibatalkan oleh federasi terkait.
Bahkan, olahraga indoor (dalam ruangan) seperti esports di Cina, yakni ajang League of Legends Pro League China (LPL) harus dibatalkan karena virus corona.
Menanggapi insiden luar biasa ini, Presiden National Olympic Committee Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, akan meminta rekomendasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Ia ingin menjamin keselamatan dan kesehatan para atlet-atlet yang akan bepergian ke luar negeri dalam waktu dekat ini.
"Rekomendasi itu penting sebagai dasar atau langkah (pencegahan) apa yang harus diambil untuk para atlet yang sedang dan akan menjalani kualifikasi ke luar negeri," tutur Raja Sapta Oktohari.
Baca Juga: Presiden FIG: Indonesia Perlu Maksimalkan Cabor Senam untuk Raih Medali di Olimpiade
Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari, menambahkan jika ada atlet yang berangkat tanpa rekomendasi yang sudah diberikan, tanggung jawab sepenuhnya di tangan masing-masing.
"Karena sampai hari ini masih banyak (atlet) yang berangkat ke Cina. Artinya, kekhawatiran itu ada tapi jangan berlebihan," ujar Okto.
"Kalau dikembalikan ke KOI, kami harus mengutamakan keselamatan atlet, jadi kami akan minta rekomendasi ke Kemenkes. Itu nanti jadi dasar para atlet bisa mengikuti kualifikasi dan bisa lolos ke Olimpiade," jelasnya.
Akibat dari merebaknya virus corona Komite Olimpiade Internasional (IOC) memindahkan lokasi kualifikasi Olimpiade 2020 tinju zona Asia-Oseania dari Cina ke Yordania.
Seharusnya, Wuhan jadi tuan rumah penyisihan cabang olahraga (cabor) tersebut pada 3-14 Februari. Akan tetapi, kualifikasi direlokasi ke Yordania dan akan digelar pada 3-11 Maret.