- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam keputusan IOC terkait atlet Rusia dan Belarus.
- IOC mengizinkan atlet Rusia dan Belarus berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 dengan sejumlah syarat.
- Zelensky menyebut keputusan IOC adalah upaya memberi tahu dunia bahwa teror bisa diterima.
SKOR.id – Saat persiapan untuk Olimpiade Paris 2024 sedang berlangsung, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegur Komite Olimpiade Internasional (IOC) terkait partisipasi atlet-atlet Rusia dan Belarus.
Hal tersebut disinggung Zelensky dalam pidatonya pada Minggu (29/1/2023) malam, setelah pekan lalu IOC mengumumkan hukuman terhadap atlet Rusia dan sekutunya, Belarus, atas invasi negara mereka ke Ukraina.
IOC mengizinkan para atlet Rusia dan Belarus berkompetisi dalam Olimpiade 2024 dengan status netral. Artinya, tidak ada bendera, lagu kebangsaan, warna atau identifikasi lain dari kedua negara yang bakal ditampilkan.
Atlet-atlet Rusia sebenarnya telah tampil dengan bendera netral selama Olimpiade Musim Dingin Beijing 2020 menyusul sanksi atas kasus doping yang disponsori negara di Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014.
Mengetahui IOC memperbolehkan wakil-wakil Rusia serta Belarus tampil di Paris tahun depan sebagai atlet netral, Zelensky pun mengecam keputusan organisasi yang dipimpin oleh Thomas Bach tersebut.
Ia menggambarkan itu sebagai normalisasi perang yang dilancarkan Rusia ke Ukraina dan menjadi bukti bahwa netralitas tidak ada. Menurut Zelensky, ini sama saja seperti mengizinkan teror untuk diterima.
“Upaya Komite Olimpiade Internasional membawa atlet-atlet Rusia berkompetisi lagi dan berpartisipasi di Olimpiade adalah upaya memberi tahu dunia bahwa teror dapat menjadi sesuatu yang bisa diterima,” tuturnya.
“Seolah-olah itu memungkinkan untuk menutup mata terhadap apa yang dilakukan Rusia di Kherson, ke Kharkiv, Bakhmut dan Avdiivka. Jelas bahwa setiap bendera netral atlet Rusia berlumuran darah,” imbuh Zelensky.
Pemimpin negara berusia 44 tahun tersebut pun diketahui telah mengirim surat kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron soal masalah ini, yang merupakan tindak lanjut dari percakapan mereka pekan lalu.
Keputusan IOC mengizinkan atlet Rusia dan Belarus ikut serta dengan bendera netral dalam Olimpiade di Paris, Prancis pada 2024 membuat Ukraina mengancam untuk memboikot gelaran olahraga terbesar itu.
Menteri Olahraga Ukrania Vadym Gutzeit mengatakan Olimpiade adalah momen yang sangat penting bagi atlet. Tetapi, jika warga sipil mereka jadi korban, saat negara sedang perang, itu jelas tak sebanding.
“Memboikot Olimpiade bisa menjadi satu peristiwa ekstrem, namun kami masih mengharapkan solusi diplomatik untuk masalah ini,” tulis Goutzeit di Facebook.
Berita Lainnya dari Olimpiade 2024:
IOC Tolak Keinginan Presiden Ukraina Larang Atlet Rusia Tampil di Olimpiade Paris 2024