- Atlet panjat tebing Iran, Elnaz Rekabi, menjadi viral karena aksinya.
- Wanita 33 tahun itu membuang jilbab sebagai 'aksi pembangkangan'.
- Elnaz Rekabi membuat gerakan itu untuk memprotes kondisi di negaranya.
SKOR.id - Atlet panjat tebing putri asal Iran, Elnaz Rekabi, menjadi berita utama dalam beberapa hari terakhir menyusul aksinya saat melakoni sebuah lomba.
Sebuah klip menunjukkan wanita 33 tahun itu beraksi di International Federation of Sport Climbing Championships, Minggu (16/10/2022), tanpa penutup kepala.
Dalam event yang berlangsung di Korea Selatan (Korsel) tersebut Elnaz Rekabi yang tampil dengan rambut dikuncir, menempati posisi keempat.
Beraksi tanpa penutup kepala dilakukan kolektor 80 medali tersebut sebagai bentuk protes, menyusul kematian Mahsa Amini yang baru berusia 22 tahun.
Mahsa Amini meninggal saat berada dalam tahanan Polisi karena dianggap melanggar aturan berpakaian Islami negara tersebut.
Sebagai informasi, sejak berlangsungnya Revolusi Islam pada 1979, para wanita di Iran diwajibkan mengenakan jilbab.
Elnaz Rekabi menjadi atlet putri kedua Iran yang tampil tanpa penutup di kepalanya. Dan, atas aksinya itu, dirinya mendapat pujian dari warganet.
Namun, muncul kekhawatiran atas keselamatannya, jika sang atlet tiba di negara tersebut. Sekalipun dirinya menunjukkan keberanian.
Seorang jurnalis Iran, Sima Sabet, mengatakan Rekabi telah membuat pernyataan yang sangat kuat terkait sikapnya atas insiden tersebut.
"Dia mungkin tidak diizinkan lagi menjadi bagian dari tim nasional atau (mungkin) dihukum, tapi dia menunjukkan kepada dunia bagaimana penampilan seorang wanita Iran," tutur Sima Sabet.
This is only one of the courageous achievements resulting from the nationwide uprising of the Iranian people Elnaz Rekabi, in a historic move, participated, through her own choice, without a mandatory hijab in the Asian Mountaineering Finals. #مهسا_امینیpic.twitter.com/x2EojrbWsb— Dr. Jennifer Cassidy (@OxfordDiplomat) October 16, 2022
Rekabi dikatakan menjadi satu-satunya wanita Iran kedua yang bertanding di depan umum tanpa kerudung setelah petinju Sadaf Khadem pada 2019.
Khadem membuat sejarah sebagai wanita Iran pertama yang memenangkan pertandingan tinju dengan mengalahkan Anne Chauvin dalam tiga ronde. Tapi dia memutuskan untuk membatalkan penerbangannya dari Prancis ke ibukota Iran, Teheran, setelah surat perintah penangkapannya dilaporkan dikeluarkan.
Federasi Tinju Iran menjauhkan diri dari pertandingan Khadem.
Dalam sebuah pernyataan, dikatakan bahwa karena tinju wanita bukan olahraga yang disetujui Federasi Tinju Republik Islam Iran, organisasi, pelatihan, dan partisipasi dalam olahraga ini tidak terkait dengan federasi ini dan merupakan tanggung jawab penyelenggara dan peserta.*
Berita panjat tebing lainnya:
Jadi Cabang Tetap di Olimpiade 2028, Panjat Tebing Ingin Perebutkan 6 Emas
IFSC Kembali Tunjuk Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia Panjat Tebing 2023
Kejuaraan Panjat Tebing Asia 2022: Indonesia Sapu Bersih Podium Speed Putri