- Caster Semenya kembali diperbolehkan turun dalam Kejuaraan Dunia Atletik 2022.
- Pelari asal Afrika Selatan itu akan tampil pada nomor 5.000 meter putri.
- Juara Olimpiade itu masih bergelut dengan aturan kelayakan gender yang ditetapkan World Athletics.
SKOR.id - Untuk kali pertama dalam lima tahun, Caster Semenya akhirnya kembali diperbolehkan turun dalam Kejuaraan Dunia Atletik 2022 di Oregon.
Presiden World Athletics, Sebastian Coe, mengonfirmasi sang pelari akan tampil pada nomor 5.000 meter putri dalam ajang yang sedang berlangsung itu.
Namun, Semenya masih belum diperbolehkan turun di nomor spesialisnya, 800 meter, karena masih tersandung masalah kelainan hormon.
Seperti diketahui, partisipasi Semenya dalam kompetisi internasional ditangguhkan oleh World Athletics sejak 2019 menyusul temuan hormon.
Kadar testosteron dalam tubuh Caster Semenya lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh federasi hingga keikutsertaannya menjadi kontroversi.
World Athletics menyatakan setiap atlet putri dengan tingkat testosteron tinggi, yang akan berkompetisi dalam jarak minimal 400 meter, harus cek medis hingga di bawah 5 nmol/L.
Adapun bagi peserta putri normal, di bawah 2 nmol/L. Bila melebihi dari batas yang ditentukan, atlet yang bersangkutan wajib minum obat penurun tingkat testosteron.
Caster Semenya ditetapkan sebagai perempuan sejak lahir. Namun, peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu memiliki kondisi interseks tipe 46,XY.
Orang yang terlahir dengan tipe intersex ini memiliki kromosom laki-laki tapi bagian luar alat kelaminnya tak terbentuk sempurna dan menyerupai kelamin perempuan.
Selain itu, tingkat kadar testosteronnya dipastikan lebih tinggi dari wanita pada umumnya. "Dia (Semenya) memenuhi syarat untuk ada di sini (Kejuaraan Dunia Atletik 2022)," kata Coe.
"Jika dia memilih bersaing dalam nomor yang diperbolehkan, dia (tetap) dapat perlakuan yang sama dan layanan yang sama seperti atlet mana pun yang sah di sini," imbuhnya.
Caster Semenya hanyalah salah satu dari segelintir atlet "terlarang" di Oregon, tetapi Coe bersikeras dia tidak ingin para atlet ini batal berpartisipasi.
"Seluruh pendekatan yang saya lakukan ini sebenarnya tentang inklusivitas. Saya tidak datang ke olahraga untuk menghentikan orang bersaing."
Namun, Coe juga menekankan bahwa aturan kelayakan gender yang saat ini berlaku tidak akan diubah dalam waktu dekat.
"Kami selalu dipandu (ilmu) sains yang cukup jelas: kami tahu bahwa testosteron adalah penentu utama dalam kinerja," kata Coe.
"Saya benar-benar bosan berdiskusi lagi dengan sosiolog kelas dua yang duduk di sana, mencoba memberi tahu saya atau komunitas sains bahwa mungkin ada beberapa masalah. Testosteron adalah penentu utama dalam kinerja.”
Sebastian Coe menambahkan, melindungi integritas olahraga wanita adalah bagian dari tanggung jawabnya sebagai ketua World Athletic yang dulu bernama IAAF.
"Kami memiliki dua kategori dalam olahraga kami (atletik): satu adalah usia dan satu lagi jenis kelamin," katanya.
"Usia karena kami pikir lebih baik juara Olimpiade tidak melawan anak berusia 14 tahun dalam olahraga komunitas."
"Dan, gender, karena jika Anda tidak memiliki pemisahan gender, tidak ada wanita yang akan memenangkan acara olahraga lain," tuturnya.
Berita Atletik Lainnya:
Banding Ditolak Federal Tribunal Swiss, Caster Semenya Akan Terus Perjuangkan Hak Asasi Atlet Putri
Tokyo Terpilih Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Atletik 2025