- Indonesia akan berpartisipasi dalam multievent Islamic Solidarity Games (ISG), Agustus mendatang.
- NOC Indonesia sudah mulai melakukan review cabor untuk menyeleksi atlet yang akan berangkat.
- ISG diharapkan menjadi uji coba bagi beberapa cabor yang akan menghadapi Asian Games Hangzhou, tahun depan.
SKOR.id - Meski penyelenggaraan Asian Games 2022 Hangzhou dan Asian Youth Games Shantou mengalami penundaan, Merah Putih masih akan berpartisipasi dalam satu agenda multievet yang diadakan tahun ini.
Ajang olahraga tersebut adalah Islamic Solidarity Games (ISG) di Konya, Turki yang dijadwalkan berlangsung pada 9-18 Agustus mendatang.
Sama seperti SEA Games 2021, NOC Indonesia sudah mulai melakukan review sebelum mengirim atlet-atlet yang dianggap berpotensi.
“Tim kami melalui Komisi Sport and Develompment sudah mulai melakukan review untuk ISG dengan parameter-parameter yang menjadi target NOC Indonesia dan pemerintah," ujar Sekretaris Jenderal NOC Indonesia, Ferry Kono.
"Semoga akhir pekan ini bisa rampung dan sebagaian dari tim kami akan melakukan CdM Meeting kedua di Konya,” tambah Ferry.
Ferry menjelaskan ISG hanya diikuti oleh negara-negara peserta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), bukan berarti Indonesia bisa bebas mengirimkan atlet.
Sebab, ISG tetap memiliki syarat berdasarkan peringkat dunia yang dimiliki atlet ataupun tim pada sejumlah cabang olahraga.
“Ada beberapa cabor yang tidak bisa ikutsertakan, seperti sepak bola karena posisi Timnas Indonesia belum masuk dalam peringkat yang ditetapkan."
"Jadi Tim Review juga harus dapat menyeleksi atlet-atlet yang dikirim nanti sudah dalam posisi aman untuk bertanding di ISG,” Ferry menjelaskan.
Berbicara target, Ferry menjelaskan NOC Indonesia tidak memberikan target khusus di ISG. Namun, bukan berarti tidak ada standar tertentu yang harus dicapai oleh atlet Merah Putih.
“Ini sekadar partisipasi, tetapi kami ingin ISG menjadi try-out bagi atlet-atlet kita menuju Asian Games meskipun dalam situasi ditunda hingga tahun depan,” kata Ferry,
Ia menjelaskan, NOC Indonesia juga memiliki empat agenda multievent mandatory yang akan berlangsung pada tahun 2023.
Keempatnya adalah SEA Games 2023 Kamboja (Mei), Asian Games (September), serta Asian Indoor & Martial Art Games (17-26 November), serta ANOC World Beach Games (AWBG) di mana Indonesia akan menjadi tuan rumah pada 5-12 Agustus dilanjutkan dengan ANOC General Assembly hingga 15 Agustus.
“Tantangannya bagaimana kita memetakan atlet untuk turun di 4 multievent itu agar bisa paralel, tapi di saat yang sama 2023 itu tahun kualifikasi menuju Olimpiade Paris yang dimainkan di single event. Jadi prioritas tetap kualifikasi Paris,” ujar Ferry.
“Kami menjadikan semua event tahun depan ajang try-out atlet kita untuk mengukur sejauh mana prestasi yang mereka lakukan selama pelatnas. Semoga ini semua bisa berjalan baik.”
Ferry menuturkan dengan penundaan Asian Games dan Asian Youth Games, waktu luang yang ada akan dimanfaatkan untuk memperbaiki sistem dan pelayanan demi kelancaran partisipasi atlet di berbagai multievent 2023.
“Bagi NOC Indonesia tentu di waktu luang ada Asian Games dan Asian Youth Games yang ditunda ini dapat kami manfaatkan dengan baik untuk memperbaiki sistem dan pelayanan yang kiranya akan bermanfaat ketika empat multievent di 2023 itu berjalan."
"Kita bekerja secara efisien dan menggunakan teknologi khusus, sehingga tidak ada lagi sistem manual baik dari akreditasi, logistik, distribusi, dll.” tuturnya.
NOC Indonesia melalui Komisi Sport and Development sudah mulai melakukan review terhadap federasi nasional untuk tampil di ISG. Review dilakukan mulai 20-24 Mei.
Baca Berita Olahraga Lainnya:
Ketum NOC Indonesia: Penundaan Asian Games 2022 Berdampak Besar pada Anggaran
Gencarkan Diplomasi, NOC Indonesia Bertekad Majukan Olahraga ASEAN di Pentas Dunia