SKOR.id - Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) mempunyai tantangan berat ke depan. Bukan hanya ditargetkan meraih medali emas pada Olimpiade Paris 2024, tapi juga sukses sebagai penyelenggara kejuaraan dunia 2022 di negeri sendiri.
Ketua Umum FPTI Yenny Wahid mengaku terus koordinasi dengan berbagai pihak untuk mensukseskan kejuaraan yang menjadi pintu masuk menuju Paris 2024 itu.
Putri Presiden Ke-4 Indonesia, Abdurahman Wahid alias Gusdur, itu mengatakan prestasi atlet panjat tebing Indonesia tidak main-main. Bahkan mampu memecahkan rekor dunia pada IFSC Climbing World Cup, Salt Lake City (AS) 2021.
Skorer bisa menonton lengkap wawancara dengan Yenny Wahid lewat video berikut:
Berikut petikan wawancara eksklusif skor.id dengan Yenny Wahid di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sejak kapan Anda terlibat di panjat tebing?
Sekitar tahun 2019. Ceritanya agak lucu. Suami saya (Dhorir Farisi) pernah jadi Ketua Umum FPTI. Suatu hari saya diajak melihat para atlet berlatih. Sejak itu saya banyak berinteraksi dengan atlet. Saya sangat terkesan sekali. Mereka mampu memanipulasi badannya sehingga menggores prestasi. Saya langsung berpikir apa yg bisa saya bantu. Kemudian mereka minta saya jadi ketua umum.
Panjat tebing menjadi salah satu pencetak atlet dunia bagi Indonesia selain bulutangkis dan olahraga lainnya. Apakah itu datang dari support FPTI atau independen para atlet?
Benar, panjat tebing Indonesia potensinya luar biasa. Prestasinya juga tidak main-main. Bahkan saat ini atlet Indonesia mampu mengguncang dunia. Pada ajang IFSC Climbing World Cup, Salt Lake City (AS) 2021, atlet Indonesia mampu memecahkan rekor dunia speed putra lewat Veddriq Leonardo. Catatan waktunya 5,208 detik. Menariknya dia memecahkan rekor temannya sendiri sesama, Kiromal Katibin yang mencatat waktu 5,258 detik di kualifikasi. Jadi dua rekor sekaligus dipecahkan atlet Indonesia dalam satu event.
Tentu sukses tersebut selain dari kemandirian atau tekad atlet juga dukungan dari berbagai pihak. Sejauh ini pemerintah cukup membantu dari segi anggaran. Hanya saja kami masih kekurangan fasilitas yang memadai.
Kenapa Indonesia tidak tampil di Olimpiade Tokyo 2020?
Panjat tebing memang baru mendapat tempat di Olimpiade Tokyo. Indonesia cukup andil membantu melobi IOC. Kebetulan suami saya ketika menjadi Ketua Umum FPTI bersama Ibu Rita Subowo saat menjadi Ketua KOI, begitu gencar melobi agar panjat tebing bisa tampil di Olimpiade. Jadi jasa Indonesia tidak main-main.
Atlet Indonesia memang tidak ambil bagian pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu. Hal itu dikarenakan Indonesia tidak mengikuti kejuaraan-kejuaraan prakualifikasi yang seharusnya digelar di Cina. Event tersebut akhirnya ditiadakan lantaran tingginya pandemi Covid-19. Bahkan Indonesia saat itu bertekad mengambil alih, tapi juga gagal karena terbentur peraturan karantina bagi warga negara asing yang datang ke Indonesia.
Akhirnya IFSC, induk panjat tebing seluruh dunia, memutuskan pemenang di kejuaraan sebelumnya ditentukan menjadi peserta Olimpiade.
Bagaimana dengan Olimpiade 2024 di Paris?
Ini menjadi fokus kami. Apalagi panjat tebing masuk priotitas Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang digagas Menteri Pemuda dan Olahraga. Kami ditargetkan mampu meraih medali emas di Paris. Insya Allah kami bisa mewujudkan target tersebut.
Apalagi nomor speed yang jadi andalan Indonesia dipertandingkan di Paris. Berbeda dengan Olimpiade Tokyo dimana nomor speed tidak dipertandingkan. FPTI sejauh ini telah menyusun langkah strategis yakni melakukan pembinaan secara intensif.
Banyak atlet muda yang sudah kelihatan potensinya dan kami yakini bisa beraksi di Paris 2024. Atlet-atlet muda ini masih bisa dilatih dan massa ototnya pun masih dalam kondisi yang bagus. Potensinya luar biasa karena mereka juga menang di kejuaraan dunia.
Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia 2022 pada September nanti. Sejauhmana persiapannya?
Kita bersyukur Indonesia masuk kalender IFSC tahun 2022 untuk menjadi tuan rumah seri ke-12 dengan mempertandingkan nomor lead dan speed. Kejuaraan ini bernama IFSC Climbing World Cup Indonesia 2022. Kami perkirakan akan diikuti lebih dari 100 atlet dari 35 negara.
Persiapan terus berjalan. Awalnya kami mempertimbangkan akan menggelar kejuaraan dunia digelar di Bali dan Manado. Namun akhirnya akan dilangsungkan di Jakarta pada 24-26 September mendatang. Venuenya sedang kami persiapkan di Kemayoran, Jakarta. Semoga cepat selesai dan para atlet juga siap tempur. Persiapan lainnya Insya Allah sudah kami lakukan. Kami juga terus koordinasi dengan IFSC.
Target tim Indonesia?
Para atlet panjat tebing Indonesia sedang menjalani pemusatan latihan di Pelatnas atau training center di Cakung, Jakarta Timur. Tentu kami berharap mereka mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya di negeri sendiri. Jika di AS saja kami mampu memecahkan rekor dunia nomor speed putra, tentu di Jakarta kami berharap lebih. Target kami dua medali emas dari kategori speed putra dan putri.
Bagaimana dengan nomor boulder dan leed?
Khusus dua nomor ini kami akui masih kurang. Tapi, kami terus berbenah. Baik dari segi teknis maupun non teknis. Karena itu kami butuh dukungan dari segala pihak. Banyak aspek yang harus dibenahi untuk mengatrol prestasi di dua nomor tersebut.*
Berita Wawancara Eksklusif Lainnya:
Wawancara Eksklusif Ketum PB Perkemi: Napas Shorinji Kempo Sesuai dengan Nilai Budaya Indonesia
Wawancara Eksklusif Anindya Krisna: Tanya-Jawan Seputar Balet di Indonesia
Wawancara Eksklusif Yenny Wahid: Prestasi Panjat Tebing Indonesia Tidak Main-main