- Jumat (2/7/2021), IOC mengizinkan kepada atlet untuk memberikan gestur protes selama Olimpiade Tokyo.
- Protes hanya boleh dilakukan di tempat tertentu di luar area pertandingan.
- IOC juga menerapkan protokol protes yang diizinkan selama Olimpiade Tokyo.
SKOR.id - Jumat (2/7/2021), Komite Olimpiade Internasional (IOC) akhirnya memberi izin kepada atlet yang berniat melakukan protes selama Olimpiade Tokyo 2020, 23 Juli-8 Agustus mendatang.
Berdasarkan peraturan terbaru Olimpiade Tokyo, IOC menambahkan kebijakan izin protes untuk para atlet selama kejuaraan berlangsung.
Atlet diizinkan menunjukkan gestur seperti Black Power yang mengepalkan tangan ke udara yang dilakukan pelari AS, Tommie Smith dan John Carlos, pada Olimpiade 1968 di Meksiko.
Meskipun demikian, IOC memberikan beberapa batasan mengenai tempat-tempat yang diizinkan untuk melakukan gestur protes.
Gestur protes hanya boleh dilakukan sebelum memulai sebuah kompetisi dan bukan di atas podium saat pemberian medali seperti Tommie Smith dan John Carlos.
IOC juga mengizinkan atlet menunjukkan gestur protes setelah meninggalkan area call room (ruang tunggu) menuju lapangan, perkenalan atlet individual atau tim.
IOC akan memberi sanksi tegas kepada mereka yang melanggar termasuk jika menyerukan ujaran yang menargetkan secara langsung maupun tak langsung.
Baik itu untuk menyerang seseorang, negara, atau organisasi. Termasuk aksi protes dianggap mengganggu pertandingan seperti memecah konsentrasi rival.
Misalnya, membentangkan spanduk atau isyarat saat lagu nasional berkumandang, IOC tak akan segan memberikan sanksi kepada yang bersangkutan.
"Dilarang keras berbagai jenis demonstrasi atau aksi politik, agama, atas propaganda ras di berbagai situs, venue, atau area lain selama Olimpiade," begitu salah satu peraturan anyar IOC yang dilansir Japan Today.
Beberapa bulan lalu, IOC memberlakukan larangan gestur protes selama Olimpiade Tokyo 2020 karena dianggap melanggar 50 Piagam Olimpiade.
Presiden IOC, Thomas Bach, mengatakan Piagam Olimpiade merujuk pada kontingen yang dipaksa mundur dari Olimpiade Rusia 1980 Rusia karena politik.
Thomas Bach berpendapat bahwa ajang olahraga sekelas Olimpiade tidak sepatutnya menjadi arena berbau politik oleh siapapun atau negara manapun.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Mempunyai Energi Serigala, Novak Djokovic Melaju ke Babak Keempat Wimbledon https://t.co/ASSxiXaSUk— SKOR.id (@skorindonesia) July 3, 2021
Berita Olimpiade Lainnya:
IOC Larang Aksi Black Lives Matter di Olimpiade Tokyo 2020
IOC Izinkan Naomi Osaka dan Atlet Lain Absen dari Konferensi Pers Selama Olimpiade Tokyo 2020