- Misi besar diusung NOC Indonesia, 100 hari menuju Olimpiade 2020 Tokyo.
- NOC Indonesia berharap bisa menambah kuota atlet dan menjaga tradisi emas di Olimpiade Tokyo 2020.
- Indonesia sudah memastikan empat tiket Olimpiade dari cabor atletik, menembak, dan panahan.
SKOR.id - Misi besar diusung Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), 100 hari menuju Olimpiade 2020 Tokyo, 23 Juli-8 Agustus mendatang.
NOC Indonesia berharap bisa menambah kuota atlet hingga menjaga tradisi emas dalam pesta olahraga empat tahunan itu.
Dalam rilis yang diterima Skor.id, Sekretaris Jenderal NOC Indonesia, Ferry J Kono, optimistis dengan misi tersebut.
Hingga saat ini, pengurus cabang olahraga nasional (PP/PB) bekerja keras demi meloloskan atletnya ke Olimpiade Tokyo.
"Tepat 100 hari menuju Olimpiade Tokyo, kami berharap makin banyak atlet Indonesia yang lolos kualifikasi," ujarnya, Rabu (14/4/2021).
"Dan, kesempatan (menambah atlet) pun masih terbuka karena kualifikasi Olimpiade masih berlangsung (hingga Juni)."
Olimpiade Tokyo semula dijadwalkan pada 24 Juli-9 Agustus 2020. Namun, mundur setahun akibat pandemi Covid-19.
Sejauh ini, Indonesia sudah menggenggam empat tiket Olimpiade Tokyo dari tiga cabor, atletik, menembak, dan panahan.
Mereka yang sudah lolos adalah Lalu Muhammad Zohri (atletik), Vidya Rafika Rahmatan Toyyiban (menembak) dan dua dari panahan.
Angkat besi juga dalam posisi aman untuk meloloskan dua lifter, yakni Eko Yuli Irawan (61 kg putra) dan Windy Cantika (49 kg putri).
Dan, peluang angkat besi untuk menambah tiket masih terbuka karena kualifikasi Olimpiade Tokyo berlangsung hingga akhir Mei 2021.
PB PABSI akan mengirimkan tujuh lifter nasional ke Kejuaraan Asia di Tashkent, 18-25 April, demi mendulang poin Olimpiade.
Bulu tangkis memiliki tujuh wakil yang sejauh ini berada dalam daftar aman Road to Tokyo dan itu tersebar di semua sektor.
Dari tunggal putra ada Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie, sedangkan di putri, Gregoria Mariska Tunjung.
Kemudian untuk ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Ganda putri dan campuran masing-masing satu, yakni Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Sama seperti angkat besi, kualifikasi untuk bulu tangkis masih berlangsung. Singapore Open, 1-6 Juni, bakal jadi penutup.
Ferry J Kono pun optimistis Indonesia bisa memenuhi target kuota atlet sebagaimana diharapkan pada 100 hari menuju Olimpiade Tokyo.
"Peluang menambah tiket juga terbuka bagi cabor lain, di antaranya balap sepeda. PB ISSI memiliki kejuaraan yang masuk penghitungan Road to Tokyo."
"Kami berharap pembalap sepeda, khususnya di nomor BMX, memaksimalkan kesempatan tersebut. Potensi sama juga didapat cabor baru seperti surfing."
Tak hanya menambah jumlah atlet yang berlaga di Olimpiade Tokyo, NOC Indonesia berharap Kontingen Merah Putih bisa menjaga tradisi emas.
Sebagai informasi, sepanjang partisipasi Indonesia di Olimpiade, bulu tangkis jadi satu-satunya cabor penyumbang medali emas sejak Barcelona 1992.
Susy Susanti dan Alan Budi Kusuma menyabet emas di nomor tunggal putri dan putra pada Olimpiade Barcelona 1992.
Kemudian, Rexy Mainaky/RickySubagja (Atlanta, 1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (Sydney, 2000), Taufik Hidayat (Athena, 2004).
Raihan emas Indonesia di Olimpiade berlanjut via Markis Kido/Hendra Setiawan (Beijing, 2008) serta Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir (Rio, 2016).
"Kami berharap Indonesia mendapatkan medali emas di Olimpíade Tokyo. Kami ingin nomor-nomor unggulan bisa memaksimalkan persiapan dan peluang."
"Tidak cuma bulu tangkis (seperti edisi-edisi sebelumnya), melainkan juga angkat besi, panahan, dan cabor lainnya," kata Ferry J Kono.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Olimpiade Lainnya:
100 Hari Jelang Olimpiade Tokyo, Wacana Pembatalan Masih Jadi Opsi
Hitung Mundur Olimpiade Tokyo, Presiden IOC Ibaratkan Lap Terakhir