- Ahli kesehatan Jepang tetap meragukan kelangsungan Olimpiade Tokyo meskipun persiapan telah kembali dimulai.
- Dokter Norio Sugaya menyebut sangat berbahaya menggelar ajang multiolahraga di Jepang saat pandemi Covid-19.
- Pemberian vaksin yang merata dalam waktu singkat menjadi harapan utama para ahli kesehatan.
SKOR.id - Persiapan menuju Olimpiade Tokyo pada 23 Juli s.d. 8 Agustus 2021 terus berjalan tetapi keraguan tentang keamanan di tengah pandemi Covid-19 tetap berkembang.
Panitia Tokyo 2020 semakin gencar mempersiapkan hajatan besar Olimpiade Tokyo sejak awal tahun tahun ini.
Torch relay alias kirab obor abadi kembali dimulai sejak 25 Maret 2021 dan menurut rencana akan berlangsung selama 121 hari sebelum berakhir tepat saat pembukaan Olimpiade Tokyo musim panas nanti.
Test event atau turnamen uji coba berbagai cabang olahraga yang akan dipertandingkan selama Olimpiade pun akan segera dimulai bulan April mendatang.
Namun, di balik segala persiapan yang semakin matang tersebut keragu-raguan para ahli kesehatan Jepang akan keamanan turnamen di tengah pandemi Covid-19 tidak sepenuhnya hilang.
Bahkan keputusan untuk melarang penonton hingga relawan asing serta memberlakukan protokol kesehatan yang ketat masih dianggap kurang cukup menjamin keamanan penyelenggaraan ajang multiolahraga empat tahunan tersebut.
Dokter Norio Sugaya, ahli penyakit menular dari Keiyu Hospital di Yokohama, secara terang-terangan menyebut kondisi Jepang saat ini sangat berbahaya.
"Pilihan terbaik adalah tidak menggelar Olimpiade melihat risiko yang akan ditimbulkan," ujar Norio Sugaya dilansir dari Japan Today.
"Risiko (penularan Covid-19) sangat tinggi di Jepang. Jepang berbahaya. Bukan tempat yang aman sama sekali," katanya melanjutkan.
Norio Sugaya meyakini bahwa kondisi Jepang akan relatif aman untuk menggelar turnamen olahraga jika 50-70 persen warga lokal telah menerima vaksin Covid-19.
Akan tetapi nyatanya, dengan kondisi tinggal beberapa bulan sebelum pembukaan Olimpiade Tokyo, baru 1 persen penduduk Jepang yang terdiri dari para petugas medis yang mendapatkan vaksin tersebut.
"Puluhan ribu orang asing akan memasuki negara ini (Jepang) termasuk media massa, dalam waktu yang singkat. Tantangan pun akan meningkat tajam," ucap Sugaya menekankan.
Meskipun mendapat banyak kritikan, panitia Tokyo 2020 serta Komite Olimpiade Internasional (IOC) tetap yakin bahwa Olimpiade tahun ini akan berjalan aman setelah setahun ditunda.
Presiden IOC, Thomas Bach, bahkan menyebut bahwa Olimpiade Tokyo akan menjadi lentera harapan di ujung terowongan yang gelap akibat pandemi Covid-19.
"Kami melihat, atau setidaknya mulai melihat, cahaya di ujung terowongan. Khususnya dengan penyelenggaraan Olimpiade di Tokyo," ucap Thomas Bach.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Joan Mir: Akselerasi Ducati Seperti Rudal di Lintasan Balap https://t.co/fOQAJ8q2dc— SKOR Indonesia (@skorindonesia) March 31, 2021
Berita Olimpiade Tokyo Lainnya:
Thomas Bach: Olimpiade Tokyo Seperti Melihat Cahaya di Ujung Terowongan