Wawancara Eksklusif - Menpora RI Zainudin Amali (Part 2): Olimpiade, SEA Games, dan 7 Ribu Langkah Sehari

Rais Adnan

Editor:

  • Menpora RI, Zainudin Amali, mengungkapkan berbagai strategi agar Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
  • Ia juga menegaskan betap pentingnya grand design sepak bola nasional untuk menghasilkan atlet berkualitas pada masa depan.
  • Zainudin Amali pun menceritakan olahraga kegemarannya. 

SKOR.id - Menpora RI, Zainudin Amali, mengungkapkan berbagai strategi yang akan dilakukan untuk memuluskan jalan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Hal itu diungkapkan Zainudin Amali saat diwawancarai secara khusus oleh Skor.id di Kantor Kemenpora, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ada berbagai hal mulai dari strategi bidding dengan pembentukan tim khusus sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo, hingga grand design olahraga nasional agar tercipta atlet-atlet berkualitas di masa depan.

Selain itu, Zainudin Amali juga berbicara mengenai langkah-langkah yang dilakukan Kemenpora untuk membantu para cabang olahraga (cabor) dalam mempersiapkan diri untuk SEA Games 2021 dan Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar tahun depan.

Ada juga ia menceritakan mengenai olahraga kegemaran pada masa kecil, serta kehidupan sehari-harinya terkini yang tak bisa dilepaskan dari olahraga. 

Simak wawancara dengan lelaki berusia 58 tahun itu di bawah ini:

1. Sudah sejauh mana persiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032? 

Jadi hasil rapat terbatas dua minggu yang lalu, Presiden Joko Widodo menugaskan kepada saya kemudian kepada Menko PMK, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (Komite Olimpiade Indonesia), untuk menyiapkan tim khusus atau orang yang bertugas untuk bidding.

Tentu ini harus berisi lintas Kementerian dan Lembaga, dan KOI itu sendiri. Nah, ini sekarang kami lintas Kementerian dan Lembaga sedang menyusun dasar hukum, kan harus ada dasar hukum setelah itu clear (jelas) baru kami akan isi dengan orang-orang.

Jadi sementara ini kami Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian lainnya yang sedang menggodok Keppres Keputusan Presiden tentang tim untuk bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia.

Jadi tahapnya itu, kami pun berharap akhir tahun ini sudah terbentuk. Orang-orangnya sudah kami isi sementara, sekarang kami belum bisa isi orang-orangnya karena dasar hukumnya juga belum ada. Tetapi perintah Presiden jelas, kami harus segera merumuskan.

 

2. Sebenarnya apa saja persyaratan dasar untuk menjadi tuan rumah Olimpiade?

Pertama adalah pengalaman dari negara itu. Nah, kita sudah pernah menjadi penyelenggara yang sukses untuk multievent Asian Games dan Asian Para Games pada tahun 2018. Saya kira itu pertimbangan IOC (International Olympic Committee).

Yang kedua, kita belum pernah menjadi penyelenggara seperti yang lain dan itu kan yang bersama kita (mengajukan tuan rumah Olimpiade), mereka sudah pernah.

Dan yang ketiga itu biasanya IOC melihat legacy. Dengan penyelenggaraan di sini kan termasuk legacy juga bahwa di negara ASEAN belum pernah ada. Kalau di Asia kan di Tokyo tahun depan, Cina sudah pernah, Korea gabungan juga sudah kan. Nah, sekarang di ASEAN ini belum ada.

Tetapi namanya juga orang berminat, misalnya Australia, dia kan sudah pernah Olimpiade Sydney (2000). Sekarang mereka mengajukan Brisbane kalau tidak salah. Jerman juga begitu, negara-negara lain pun begitu.

Sekarang ini berbeda informasi yang saya dapatkan dari Ketua Umum NOC Indonesia (Raja Sapta Oktohari), bahwa bidding-nya itu berbeda. Kalau itu benar-benar dilelang, pertama semurah mungkin dan dari informasi yang saya dapatkan diharapkan supaya negara setelah ditunjuk itu tidak perlu lagi harus membangun dari nol.

Jadi sebisa mungkin yang sudah ada itu tinggal dikembangkan, kurang-kurang tinggal ditambahkan. Dan kalau tidak salah, justru cabang olahraganya lebih sedikit dari Asian Games. Cuma pesertanya lebih banyak karena negaranya lebih banyak.

3. Berarti apakah Jakarta dan Palembang lagi yang akan ditunjuk sebagai kota penyelenggara?

Belum tahu. Kami tentukan kalau kita sudah menang. Cuma dalam proposal, pasti yang kami dorong adalah Jakarta karena di sini fasilitas sudah ada. Nah, kita akan lihat akan seperti apa, IOC pasti akan meninjau mana kota yang paling siap begitu.

4. Kalau terpilih, apa langkah pertama agar sukses sebagai penyelenggara dan prestasi.
Kalau tidak salah sekarang yang sedang digalakkan adalah grand design olahraga nasional. Nah, itu seperti apa?

Sebenarnya grand design olahraga nasional ini adalah tujuan jangka panjang kita. Tapi kebetulan, kita membidik Olimpiade untuk jangka menengahnya, ya sudah kita masukkan saja.

Pada intinya begini, kalau kita berbicara prestasi, prestasi itu tidak bisa kita bangun satu dua hari, satu dua bulan, atau satu dua tahun. Itu adalah pembangunan jangka panjang. Untuk membangun prestasi itu kita harus ada grand design. Mau kita apakan ini dan dalam grand design pasti kita akan lihat bagaimana sih yang sekarang.

Kondisi existing yang selanjutnya adalah idealnya seperti apa. Antara kenyataan dan fakta yang ada, antara kondisi existing tadi dengan target-target itu berapa jaraknya. Terlalu jauh kah atau mungkin ada tinggal mulus-mulus dikit tinggal dipoles dikit, jadi itulah grand design.

Jadi dalam grand design itu kita melihat secara objektif tentang kondisi kita. Kata lainnya adalah, kita jujur melihat tentang diri kita, tentang potensi kita. Itulah sebabnya kalau dikaitkan dengan jangka menengah untuk Olimpiade 2032 nanti, apakah kita akan menjadi tuan rumah atau tidak, kita harus menyiapkan anak-anak kita yang berusia 10 sampai 12 tahun.

Setelah itu kita harus lihat dari cabang olahraga mana yang memungkinkan kita berprestasi dan mendapatkan medali dan sudah pasti dipertandingkan.

Yang sudah pasti dipertandingkan di Olimpiade itu kan atletik kemudian cabang akuatik. Hal-hal yang seperti itu kita kuatkan. Tetapi apakah mungkin dengan potensi, setelah kita lihat mungkin tidak. Kita masuk ke situ, kalau tidak kita bikin cluster.

Kami melihat potensi sekarang kan di berbagai daerah bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk grand design ini. Kita akan lihat parah kah kita, atau sedang-sedang saja, atau tinggal sedikit lagi. Itu yang dimaksud dengan grand design.

5. Ada masyarakat yang enggan terjun menjadi atlet karena terkait jaminan masa depan, mengingat periode olahragawan itu pendek. Seperti apa langkah Kemenpora terkait hal itu?

Jadi kemarin itu pada saat saya keliling cabor, ada dua pertanyaan dari atlet. Bagaimana sekolah kami bagi anak-anak SMP dan SMA, dan bagaimana kami setelah purna prestasi. Setelah kami tidak berprestasi apa sikap negara?

Itu kira-kira kesimpulan ketika saya keliling cabor-cabor itu. Akhirnya saya lihat mereka yang dalam posisi sebagai atlet itu belajar seperti yang biasa saja jangan jauh-jauh. Kami punya SKO (Sekolah Khusus Olahraga) yang dulu Ragunan sekarang pindah ke Cibubur.

Begitu kami lihat belajar apa, lagi belajar geografi. Bisa dibayangkan anak-anak yang harusnya berkonsentrasi untuk menjadi atlet kita tuntut berprestasi, tetapi dia sama dengan siswa yang lainnya.

Hari ini bisa ujian, besok dia bertanding. Pasti yang satu jeblok, yang satu anjlok, atau sebaliknya. Saya akan lapor ke Pak Presiden, ini enggak bisa (diterapkan untuk kurikulum biasa terhadap atlet). Masuk lah dalam grand design kurikulum pendidikan, untuk atlet tidak boleh disamakan dengan siswa-siswa umum. Karena itu pasti akan berpengaruh pada mereka.

Makanya nanti kita akan desain, apakah masih perlu banyak begitu variasi pelajarannya? Saya kira tidak. Saya ngobrol dengan beberapa profesor olahraga, mereka sampaikan enggak usah banyak-banyak, cukup beberapa mata pelajaran saja tapi itu fokus.

Oleh karenanya, grand design kami libatkan berbagai unsur. Tidak hanya Kemenpora, tetapi semua lembaga.

Kami juga kemarin sudah ada 300 orang kami PNS-kan. Dari berbagai cabang yang berprestasi dan setelah masuk itu kami minta mereka tetap melaksanakan posisinya, tidak dipaksa.

Misalnya seorang atlet yang berprestasi peraih medali. Medali emas SEA Games misalnya, kemudian kita suruh dia kerja administrasi, pasti pekerjaannya juga enggak beres, dia tidak enjoy, unitnya juga tersandera dengan orang itu.

Saya sudah sampaikan kepada teman-teman, kalau dia pelatih, tetaplah melatih kalau dia atlet dan masih berprestasi. Kalau dia sudah tidak dua-duanya, taruh dia di tempat yang tidak terlalu jauh dengan ketika dia masih aktif.


6. Sekarang dalam masa pandemi, ada yang melaksanakan pelatnas ada yang tidak. Bagaimana assesment-nya dari Kemenpora termasuk persiapan hingga SEA Games 2021?

Di depan kita kan ada Olimpiade yang tadinya Juli-Agustus 2020, diundur. Cabor-cabor yang sudah dipastikan bisa masuk Olimpiade atau yang punya peluang untuk kualifikasi mereka tetap akan melaksanakan pelatnas. Seperti bulu tangkis, angkat besi, dan menembak, itu jalan terus.

Yang lain terus ikut, kayak panahan mereka baru mulai kami fasilitasi mereka. Ada juga tinju, kemudian yang lainnya.

Jangka paling dekatnya adalah Olimpiade dan setelah itu kita SEA Games. Kalau SEA Games tentu lebih merata, lebih luas, kami akan pastikan dulu cabang yang akan dipertandingkan. Tetapi kami sudah sampaikan kepada cabor yang akan TC jangka panjang, kami fasilitasi itu.

Artinya kalau sekarang bulan November, tinggal setahun karena SEA Games kan November 2021. Jadi kami dorong untuk melakukan itu. Tentu kami enggak masuk urusan teknis, itu terserah kepada cabor bagaimana mereka mengefektifkan dalam kondisi pandemi ini.


7. Kalau dari sisi targetnya akan seperti apa untuk SEA Games 2021?

Belum tahu. Kalau target kami harus dengarkan dari KONI kemudian dari NOC, dan dari cabor- cabor itu sendiri. Itu belum dan masih jauh, karena di depan kita masih ada Olimpiade.


8. Berarti target Olimpiade, tradisi emas itu harus dijaga?

Harus itu. Dan kalau lihat peluangnya sih, mudah-mudahan bulu tangkis bisa stabil, bisa menyumbangkan minimal 1 (medali emas). Kemudian kita ada peluang di angkat besi.

9. Tahun ini kompetisi olahraga banyak tidak mendapatkan izin. Apakah Kemenpora sudah menyiapkan sesuatu agar kompetisi tidak ada lagi yang tidak mendapatkan izin pada tahun depan?

Kendala agar semua cabor dapat menggelar kompetisi adalah perizinan. Itu areanya berbeda dengan kami. Kami paling kalau ditanya apakah memang harus kompetisi? Itu yang kami jawab. Tapi otoritas perizinan kan di instansi lain.

Saya cuma berharap kalau situasi pandemi sudah aman, sudah tenang, maka kita sudah boleh berkompetisi lagi. Tetapi kalau harus memaksa instansi lain, itu kan sudah di luar wilayah kami. Saya tidak mau masuk ke situ, tapi kita berharap pandemi ini segera mereda sehingga kita bisa menonton lagi, menyaksikan lagi kompetisi walaupun hanya lewat layar TV.

Karena pasti kompetisi atau kejuaraan, turnamen, dan sejenisnya itu dalam waktu yang dekat ini belum mungkin ada penonton.

10. Kalau boleh Anda ceritakan mengenai olahraga favorit pada masa kecil dan remaja? 

Olahraga apa saja sih, namanya juga anak-anak. Bermain bola kemudian main badminton, kan itu saja olahraga-olahraga yang umum. Kemudian ada basket, itu saja.

11. Main sepak bola di posisi apa?

Di tengah, yang paling enak, yang bisa curi-curi napas kan di situ.

12. Kalau tidak salah pernah ikut bikin Liga Mahasiswa?

Sempat ikutan, bukan bikin. Waktu itu tahun-tahun awal 1980-an masih hidup Liga Mahasiswa, ikut-ikutan saja. Dan waktu itu kan sudah ada seperti IKIP ada Rahmad Darmawan, kemudian orang-orang yang dari pemain nasional itu ada di salah satu perguruan tinggi ngumpul-ngumpul di situ. Itu kelompoknya Patar Tambunan, Azhari Rangkuti, dan lain sebagainya. Pokoknya sudah numpuk saja di situ. 

Jadi dulu itu ada kompetisi mahasiswa, ada basket dan kemudian SMA juga ada. Kalau basket SMA 3 (Jakarta) itu tidak ada yang bisa mengalahkan, sangat teladan dan pemain nasional juga lahir dari situ.

Jadi dasarnya saya senang olahraga, jadi olahraga apa saja saya coba. Cuma enggak ada yang sampai hebat, yang penting saya tahu olahraga ini, olahraga itu. Itu saja. Kalau sekarang, dengan berjalannya usia, kita harus pilih-pilih mana yang cocok untuk menjaga kebugaran saja seperti tenis, renang, golf.

Terakhir disuruh sepedaan lagi tapi kecepatan 25 km/jam, tidak bisa lebih dari itu. Saya kan maintenance terus, tiap hari saya gerak. Persyaratan minimum kebugaran itu kan kita 7000 langkah, itu saya lakukan. Saya keliling-keliling kompleks 1 jam dapat 7.500-an, setiap pagi itu saya lakukan. Misalnya keluar kota, saya mengusahakan minimal treadmil kalau hujan di luar tidak bisa apa-apa. (Habis)

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Skor Indonesia (@skorindonesia)

 

Berita Olahraga Lainnya:

Wawancara Eksklusif - Menpora RI Zainudin Amali (Part 1): Manfaatkan Piala Dunia U-20 2021 untuk Sport Tourism

Menpora Zainudin Amali Yakin MotoGP 2021 Mampir ke Mandalika

RELATED STORIES

Pemain Madura United Ini Rasakan Kenyamanan Berlatih di Sawah yang Penuh Lumpur

Pemain Madura United Ini Rasakan Kenyamanan Berlatih di Sawah yang Penuh Lumpur

Pemain muda Madura United, Moch. Kevy Syahertian, saat ini berlatih mandiri di Jember, Jawa Timur.

Modal Arema FC untuk Wakili Indonesia di Piala AFC 2021

Modal Arema FC untuk Wakili Indonesia di Piala AFC 2021

Arema memiliki peluang untuk mewakili Indonesia di Piala AFC 2021.

FIFA Puskas Award 2020, Son Heung-min dan Luis Suarez Bersaing

FIFA Puskas Award 2020, Son Heung-min dan Luis Suarez Bersaing

Ada 11 nominasi gol yang dipilih FIFA untuk FIFA Puskas Award 2020.

Menpora Buka Kongres PSSI Jatim, Titipkan Pesan untuk Kemajuan Sepak Bola

Ketukan palu dari Menpora RI, Zainudin Amali, menandai dimulainya Kongres PSSI Jawa Timur.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Lando Norris, Lewis Hamilton, Max Verstappen, Charles Leclerc

Formula 1

Daftar 10 Pembalap F1 dengan Bayaran Tertinggi pada 2024

Beberapa pembalap Formula 1 menerima bonus yang lebih besar dibandingkan gaji pokok mereka sepanjang musim ini.

I Gede Ardy Estrada | 23 Dec, 17:28

Kepa Arrizabalaga, kiper Bournemouth. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Inggris

Meredam Arsenal, Tottenham, dan Man United, Kepa Arrizabalaga Bangkit di Bournemouth

Kepa Arrizabalaga menjadi kunci sukses Bournemouth meraih hasil bagus di musim 2024-2025 ini.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 16:24

saddil

National

Saddil Ramdani Tak Ada di DSP, Sabah FC ke Semifinal Piala Malaysia 2024-2025

Sabah FC hanya bermain imbang dengan Kuching City FC pada leg kedua semifinal Piala Malaysia 2024-2025.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 16:07

Antonio Conte (tengah) merupakan pelatih tercepat dalam meraih kemenangan ke-150 di Liga Italia. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Italia

Antonio Conte Pelatih Tercepat yang Meraih 150 Kemenangan di Liga Italia

Antonio Conte meraih kemenangan ke-150 sebagai pelatih di Liga Italia ketika membawa Napoli menang atas Genoa, pekan lalu.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 14:16

NBA Christmas games

Basketball

NBA Christmas Games 2024 Sajikan Duel Klasik Golden State Warrios Vs LA Lakers

NBA Christmas Games 2024 menggelar lima pertandingan, salah satunya adalah Golden State Warrios melawan LA Lakers.

Arin Nabila | 23 Dec, 13:57

Inter Milan vs Como 1907. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Italia

Prediksi dan Link Live Streaming Inter Milan vs Como di Liga Italia 2024-2025

Prediksi dan link live streaming Inter Milan vs Como di Liga Italia 2024-2025 yang akan digelar pada Selasa (24/12/2024) pukul 02.45 WIB.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 12:18

Liga TopSkor

Ikut TC Timnas U-20 Indonesia, Evandra Dapat Pesan dari Nova Arianto

Terdapat 13 Alumni Liga TopSkor yang mengikuti TC timnas U-20 Indonesia.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 11:31

Rapor pemain Indonesia yang berkiprah di luar negeri, lebih tepatnya di kompetisi negara Asia. (Hendy AS/Skor.id)

National

Rapor Pemain Indonesia di Asia: Jordi Amat Absen, Brisbane Roar Kalah Tanpa Rafael Struick

Jordi Amat tidak masuk DSP ketika Johor Darul Takzim pesta gol ke gawang Kuala Lumpur City.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 10:08

persija vs pss

Liga 1

Parade Foto: Hat-trick Gustavo Almeida Bawa Persija Taklukkan PSS Sleman di JIS

Deretan momen dalam kemenangan Persija Jakarta atas PSS Sleman di pekan ke-16 Liga 1 2024-2025, Sabtu (21/12/2024).

Teguh Kurniawan | 23 Dec, 09:50

Petinju Tyson Fury

Other Sports

Petinju Tyson Fury Isyaratkan Pensiun Usai Takluk dari Oleksandr Usyk

Setelah dua kali kalah dari Oleksandr Usyk, satu-satunya pertarungan yang tersisa untuk Tyson Fury adalah melawan Anthony Joshua.

I Gede Ardy Estrada | 23 Dec, 08:38

Load More Articles