- WADA khawatir pandemi Covid-19 dimanfaatkan oknum atlet untuk berbuat curang.
- Maka dari itu, WADA bakal mencari dana tambahan untuk meningkatkan peralatan tes doping.
- WADA juga telah menggaet banyak pihak termasuk IOC untuk menangani masalah ini.
SKOR.id - Situasi pandemi Covid-19 menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak tentang berbagai hal, termasuk Badan Anti-doping Dunia (WADA) meningkat.
WADA khawatir ada sejumlah oknum atlet yang mencari cara instan dengan memakai doping agar dapat tampil fit kala nanti kompetisi berlangsung kembali.
Presiden WADA, Witold Banka, pun berupaya untuk mencari tambahan dana agar mampu menanggulangi kemungkinan tersebut.
Baca Juga: Meski Dihukum WADA, Atlet Rusia Bisa Tampil di Olimpiade 2020
"Dengan anggaran sekitar 36 juta dolar AS (sekitar Rp542,8 miliar) rasanya tidak masuk akal (melakukan pengawasan yang masif)," ujar Witold Banka dilansir dari Firstpost.com.
"Kami perlu menambah anggaran anti-doping. Kami juga akan mengajak pemerintah untuk bekerja sama dalam investigasi, penelitian, dan pendidikan tentang doping."
WADA juga berencana menggaet Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk membantu pendanaan investigasi doping para atlet terkait dengan penundaan Olimpiade Tokyo 2020.
Menurut Witold Banka, anggaran dana yang cukup akan membuat WADA memiliki jangkauan lebih luas untuk menjaga agar dunia olahraga bebas dari doping.
"Kami memiliki ahli yang hebat dan saya yakin bahwa anggaran yang lebih besar akan membuat kami bisa melakukan pekerjaan dengan baik di area yang lebih luas," tuturnya.
Banka pun mengatakan bahwa WADA saat ini tengah mengembangkan metode pengetesan doping menggunakan spesimen darah kering.
Selain itu, WADA juga memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk meneliti kemungkinan oknum atlet melanggar aturan anti-doping.
Meskipun telah menemukan opsi pengetesan anyar, WADA tidak akan membuka data lebih lebar agar para oknum tidak melarikan diri.
Banka ingin memastikan bahwa para atlet tidak akan bisa memanfaatkan wabah Covid-19 untuk melanggar aturan konsumsi obat-obatan.
Baca Juga: Rusak Sampel Doping, Perenang Cina Dapat Larangan 8 Tahun Berkompetisi
"Covid-19 bukan ruang untuk curang. Jika seorang berpikir begiut, maka saya peringatkan sekali lagi bahwa kami akan menangkap Anda dengan seluruh peralatan yang kami miliki."
Salah satu kasus doping terbesar yang terbuka ke publik adalah penyalah gunaan obat oleh kontingen atlet Rusia.
Berdasarkan sanksi WADA, bendera dan lagu kebangsaan Rusia tak boleh ditampilkan dan dikumandangkan pada turnamen major dalam jangka waktu tertentu.
Akan tetapi, atlet-atlet Rusia masih bisa bertanding ke ajang elite seperti Olimpiade 2020 jika bisa membuktikan dirinya bersih dari doping.