- Akibat penundaan Olimpiade 2020 ke tahun depan, kebutuhan anggaran PB ISSI ditaksir membengkak.
- Penyebabnya adalah masih banyak kualifikasi Olimpiade yang wajib diikuti.
- Pembelian alat latihan virtual akan dimasukkan dalam proposal revisi anggaran ke Kemenpora.
SKOR.id – Akibat penundaan Olimpiade 2020 Tokyo akibat pandemi Covid-19, Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) menaksir kebutuhan anggaran mereka akan membengkak dari sebelumnya.
Sebab, dengan pengunduran Olimpiade ke 23 Juli-8 Agustus 2021, maka otomatis persiapan para atlet menuju gelaran di Tokyo, Jepang itu juga semakin panjang.
ISSI pun harus benar-benar mempersiapkan mereka dengan matang. Karena setelah pandemi berakhir, atlet sudah ditunggu rangkaian kualifikasi.
Baca Juga: Tim Balap Sepeda BMX Indonesia Butuh Peralatan Latihan Virtual
Namun, dengan kebutuhan membengkak, PB ISSI harus memaksimalkan anggaran termin atau tahap pertama yang telah mereka terima.
Pasalnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memastikan tak akan mencairkan dana termin kedua sebesar 30 persen dari hasil nota kesepahaman (MoU).
Saat ini, ISSI masih menunggu penjadwalan ulang kejuaraan-kejuaraan dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI).
"Penundaan-penundaan kualifikasi Olimpiade inilah yang justru membuat kebutuhan anggaran kami membengkak," ucap Oldy Sofyan Ali, Minggu (12/4/20).
"Ke depan, kami menghadapi masih banyak event dan pastinya butuh dana juga kan," Manajer Balap Sepeda Indonesia itu menambahkan.
Adapun, dalam MoU dengan Kemenpora, PB ISSI seharusnya mendapatkan Rp6,2 miliar tahun ini. Sementara jumlah anggaran yang mereka ajukan mencapai Rp8,8 miliar.
ISSI memang harus pintar-pintar memanfaatkan dana yang ada mengingat mereka menggawangi empat disiplin: road race, BMX, Moutain Bike (MTB), dan Trek.
Oldy Sofyan Ali mengatakan, dengan penundaan Olimpiade, mereka akan merevisi pos-pos kebutuhan. Proposal perbaikan paling lambat diserahkan ke Kemenpora pada 17 Mei 2020.
Baca Juga: PB ISSI Bakal Rekrut 1.000 Atlet yang Tinggal di Dataran Tinggi
Hal yang memusingkan ISSI adalah belum ditentukannya jadwal baru kualifikasi Olimpiade. Jika tak hati-hati, revisi ini dikhawatirkan berdampak pada pemberangkatan atlet ke berbagai kejuaraan.
Terkait usulan Pelatih Kepala, Dadang Haries Poernomo untuk membeli alat latihan virtual bagi atlet, Oldy Sofyan Ali menyetujuinya. Ini akan diupayakan masuk proposal revisi.
“Alat latihan virtual ini memang sangat penting untuk mendukung program di tengah pandemi Covid-19. Saya pasti masukan itu ke dalam proposal revisi,” Oldy menuturkan.