- Penerapan PSBB di DKI Jakarta berpotensi ganggu jalannya pelatnas banyak cabor di Ibu Kota.
- Untuk memecahkan hal ini, Kemenpora akan berkonsultasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
- Eko Yuli Irawan berharap pelatnas jangan sampai dihentikan karena itu akan merugikan atlet.
SKOR.id – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diterapkan di DKI Jakarta pada Jumat (10/4/2020). Ini menjadi cara pemerintah provinsi menekan laju penyebaran virus corona (SARS-CoV-2).
Seperti diketahui, Jakarta adalah episentrum penularan virus penyebab penyakit Covid-19 itu. Namun, pemberlakuan PSBB bisa menimbulkan masalah untuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) cabang olahraga (cabor).
Sebab, dalam aturan PSBB, tertulis larangan berkumpul maksimal lima orang. Padahal, isi dari pelatnas setiap cabor sudah dipastikan lebih dari itu. Bulu tangkis contohnya, diikuti sekitar 100 atlet.
Baca Juga: PBSI Pastikan Pelatnas Cipayung Aman dari Covid-19
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S. Dewa Broto mengatakan, pihaknya akan segera berkonsultasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Kata Gatot S. Dewa Broto, mengenai PSBB ini, memang sudah ada cabor yang meminta solusi ke Kemenpora. Misalnya saja Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI).
“Ya, Sekretaris Jenderal PP PBSI (Achmad Budiharto) memang sudah membicarakan ini (PSBB) ke saya. Kami akan konsultasikan ke Gugus Tugas sesegera mungkin,” Gatot S. Dewa Broto mengungkapkan, Rabu (8/4/2020).
Adapun, selain bulu tangkis, beberapa cabor seperti angkat besi dan menembak juga masih menjalankan pelatnas di Ibu Kota. Sudah tentu, di cabor-cabor tersebut terdapat lebih dari lima orang.
Untuk tahap pertama, pemberlakuan PSBB dijadwalkan berlangsung dari 10-24 April 2020. Tetapi itu bisa diperpanjang tergantung dari perkembangan pandemi Covid-19 di Jakarta.
Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan berharap, latihan bisa jalan terus. Sebab, jika sampai dihentikan, hal tersebut akan menjadi kerugian besar untuk angkat besi.
Baca Juga: PB PABBSI Berani Targetkan Medali Perunggu Olimpiade untuk Windy Cantika
Menurut Eko Yuli Irawan, jika latihan terhenti dua pekan saja, maka seluruh lifter harus mengulang materi latihan selama tiga bulan. Itu jelas tidak bagus dalam upaya cabor angkat besi meraih satu emas dan satu perunggu di Olimpiade Tokyo.
“Memang Olimpiade masih setahun lagi. Tapi jika progres latihan mundur, itu jelas sebuah kerugian untuk kami,” Eko Yuli Irawan mengungkapkan.
Lagipula, Pelatnas angkat besi di MES Marinir, Kwini, Senen, Jakarta Pusat sudah cukup terisolasi. Tidak ada orang yang bebas keluar masuk. Atlet-atlet pun dilarang keluar dari area MES Marinir.