- Setelah Olimpiade 2020 ditunda hingga 2021, Ketum KONI Pusat Marciano Norman meminta agar cabor melakukan penyesuaian.
- Hal ini agar puncak performa atlet bisa dicapai pada 2021 mendatang.
- Mengingat program latihan yang ditetapkan cabor sudah telanjur untuk membuat atlet berada pada puncak performa pada pertengahan 2020.
SKOR.id – Penundaan Olimpiade 2020 ke 2021 juga menjadi perhatian KONI Pusat selaku organisasi induk dari pengurus-pengurus cabang olahraga (cabor) yang ada di Indonesia.
Ketua Umum (Ketum) KONI Pusat Marciano Norman mengatakan bahwa diundurnya Olimpiade 2020 membuat para pengurus cabor wajib melakukan beberapa penyesuaian.
Baca Juga: Jadwal Baru Olimpiade Tokyo 2020 Telah Disepakati
Sebab, hal tersebut terkait dengan puncak performa atlet yang seharusnya ada saat Olimpiade 2020 berlangsung.
Belum lagi, program latihan yang telah dijalankan sudah telanjur untuk menyiapkan duta-duta olahraga Indonesia mencapai peak maksimal pada 24 Juli hingga 9 Agustus pada Olimpiade 2020.
“Dengan jadwal baru Olimpiade 2020, tentu cabor harus menyesuaikan diri. Mereka harus bisa membuat atlet ada di puncak performa pada 2021,” ucap Marciano Norman.
Bisa dibilang, atlet-atlet yang sudah lolos ke Olimpiade 2020, seperti Eko Yuli Irawan, Windy Cantika, Diananda Choirunnisa, dan lain-lain memang sudah hampir berada di puncak performa.
Mereka hanya tinggal melakukan penyempurnaan pada ajang-ajang yang digelar hingga pertengahan tahun ini.
Sayang, banyak kejuaraan yang batal akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Bahkan, pandemi ini juga membuat beberapa cabang, seperti panahan, belum menggelar pelatnas.
Namun, penundaan Olimpiade 2020 tentu cukup menguntungkan. Pasalnya, para atlet bisa lebih mempersiapkan diri dengan baik.
Tapi, penundaan juga menimbulkan konsekuensi berat bagi pengurus cabor. Otomatis, mereka harus berjuang untuk menjaga peak atlet agar tak mengalami penurunan.
Misi ini cukup sulit karena Olimpiade 2020 ditunda selama setahun.
Keadaan bisa makin parah jika anggaran pelatnas dipotong secara signifikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Baca Juga: Langgar Karantina, Kekasih Ricardo Centurion Terkena Serangan Jantung di Mobil
Kemenpora berencana memerintahkan cabor untuk membiarkan atlet-atlet berlatih di daerah masing-masing.
Yang menjadi masalah, standar pelatihan di daerah belum tentu setara dengan pelatnas.