- Menpora Zainudin Amali menyatakan dukungan dan komitmen penuhnya kepada cabang-cabang pelatnas Olimpiade dan non-Olimpiade.
- Delapan cabang telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kemenpora, yakni bulu tangkis, voli, angkat besi, balap sepeda, tenis, menembak, taekwondo, dan tinju.
- Angkat besi dan menembak menjadi salah satu cabang yang menyatakan kepuasannya dengan dukungan Kemenpora tersebut.
SKOR.id - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh pelatnas cabang olahraga (cabor).
Bukan hanya cabang berpotensi besar ke Olimpiade 2020, melainkan juga cabang non-Olimpiade pun bakal mendapat bantuan dari pemerintah.
Sejauh ini, sudah ada delapan cabor yang telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Kemenpora.
Baca Juga: Road to Olimpiade 2020: Petinju Indonesia Michael Muskita Selangkah Lagi Raih Tiket ke Tokyo
Delapan cabor tersebut adalah bulu tangkis, voli, angkat besi, balap sepeda, tenis, menembak, taekwondo, dan tinju.
Menpora Zainudin Amali berharap agar para pengurus cabor mampu menggunakan dana secara akuntabel.
Intinya, jangan sampai penggunaan anggaran tersebut menimbulkan masalah di kemudian hari.
Apalagi, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pasti terus melakukan pengawasan terhadap pengelolaan anggaran yang dilakukan langsung oleh cabor.
Baca Juga: Kemenpora Teken MoU dengan Menembak, Taekwondo, dan Tinju
"Penandatanganan ini kami lakukan secara terbuka sebagai bentuk transparansi kepada publik. Berapa angka yang kami setujui pun, kami publikasikan," ujar Zainudin Amali.
Selain itu, Zainudin mengatakan bahwa meskipun proses pengajuan anggaran melalui Kemenpora, dana langsung diberikan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ke cabor.
Jadi, cabor dijamin mendapatkan dana secara utuh.
"Jadi, anggaran tersebut tidak mampir-mampir dulu. Dari Kemenkeu, langsung diterima oleh cabor," kata Zainudin.
Dalam melakukan kajian terhadap proposal yang diajukan organisasi cabor, Kemenpora pun tidak melakukannya secara sembarangan.
Mereka melibatkan para ahli yang berlatar belakang akademisi. Hal itu supaya Kemenpora tidak salah dalam memberikan persetujuan dana ke cabor.
Baca Juga: Road to Olimpiade 2020: Perbakin Coba Jalur Tripartite Commission Invitation
Pemberian dana untuk cabor juga memperhatikan pembinaan para atlet muda.
Dengan kata lain, dana yang diterima pengurus besar (PB) maupun pengurus pusat (PP) juga dipakai untuk memenuhi kebutuhan para atlet pelapis.
"Saya mengimbau agar para pengurus cabor menggunakan dana sesuai dengan yang telah disepakati," ujar Chandra Bakti, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga.
"Jangan ada yang menggunakan dana tak sesuai dengan peruntukannya,” kata Chandra Bakti.
Mekanisme yang dilakukan Kemenpora dalam mencairkan dana pelatnas mendapatkan pujian dari beberapa pengurus cabor.
Salah satunya Djoko Pramono, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Berat, dan Binaraga (PB PABBSI).
Baca Juga: Road to Olimpiade 2020: Raih Tiga Emas, Windy Cantika Harus Perbaiki Angkatan
Menurut Djoko Pramono, dilibatkannya para akademisi dalam mengkaji proposal anggaran yang diajukan cabor merupakan langkah bagus sehingga uang yang dicairkan benar-benar tepat sasaran.
“Kami berterima kasih kepada Kemenpora yang telah memberikan dukungan secara penuh kepada kami. Saya berharap, sistem seperti ini terus dipertahankan,” ucap Djoko Pramono.
Angkat besi mendapat jatah sekitar Rp10 miliar dari Kemenpora, sedangkan anggaran yang diajukan PB PABBSI sebesar Rp11 miliar.
Sementara itu, cabang lain yang akan mengirimkan atletnya ke Olimpiade 2020, yakni menembak digelontorkan anggaran Rp7,9 miliar.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (Ketum PB Perbakin) Joni Supriyanto mengatakan bahwa anggaran tersebut cukup dalam mempersiapkan petembak ke Tokyo.