- Sejumlah perenang top dunia angkat bicara soal kemungkinan dibatalkannya Olimpiade Tokyo 2020 akibat virus corona.
- Perenang putri Hungaria Katinka Hosszu mengatakan pembatalan Olimpiade akan jadi mimpi buruk bagi para atlet.
- Atlet renang Afrika Selatan Chad le Clos berharap kasus penyebaran Covid-19 bisa segera teratasi.
SKOR.id – Sejumlah perenang top dunia angkat bicara soal kemungkinan dibatalkannya Olimpiade XXXII/2020 di Tokyo, Jepang, musim panas ini akibat wabah virus corona (Covid-19).
Perenang putri Hungaria Katinka Hosszu, 30 tahun, mengatakan pembatalan Olimpiade akan menjadi mimpi buruk bagi para atlet.
“Saya tidak bisa membayangkan jika sampai dibatalkan,” kata peraih tiga medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. “Ini adalah ajang terbesar yang sangat penting bagi setiap atlet.”
“Solusi bagi kami (atlet) adalah tetap fokus mempersiapkan diri. Saya mengikuti perkembangan virus corona, namun prioritas saya adalah terus berlatih hingga keputusan diambil,” imbuh Hosszu.
Atlet renang putri andalan Swedia Sarah Sjostrom pun mengakui bahwa masifnya penyebaran virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina itu, membuatnya khawatir.
“Tentu saja, ini benar-benar menggangu pikiran saya,” ujar Sjostrom kepada AP Sports. “Beritanya selalu muncul dan makin hari makin menakutkan.”
Baca Juga: IOC Menyebut Pembatalan Olimpiade Tokyo 2020 Bisa Dilakukan
Sementara itu, fokus perenang putra Afrika Selatan Chad le Clos ikut terpengaruh wabah Covid-19 yang menyebar dengan sangat cepat.
Meski cemas, peraih medali emas pada nomor 200 meter gaya kupu-kupu putra di London 2012 tersebut berharap Olimpiade Tokyo bisa tetap terlaksana.
“Sungguh mengerikan apa yang disebabkan oleh virus corona ini. Mudah-mudahan vaksinnya bisa ditemukan dan masalah ini bisa segera teratasi,” kata le Clos.
Masifnya penyebaran Covid-19 di sejumlah negara, termasuk Jepang, memunculkan opsi bagi Komite Olimpiade International (IOC) untuk membatalkan pelaksanaan event olahraga bergengsi itu.
Hal tersebut diungkapkan anggota senior IOC Dick Pound, Selasa (25/2/2020). Otoritas Jepang dan panitia pelaksana Olimpiade 2020 memiliki waktu hingga akhir Mei mendatang.
Baca Juga: Olimpiade dan Paralimpiade 2020 Rilis Animasi Piktogram Pertama dalam Sejarah
Jika sampai tenggat yang ditentukan mereka tidak bisa menjamin keamanan dan keselamatan atlet, ofisial, dan fan, mka dengan berat hati IOC akan membatalkan penyelenggaraan Olimpiade.
Namun Jepang dan pihak pelaksana masih optimistis bahwa pesta olahraga terbesar di dunia ini tetap akan berlangsung sesuai jadwal, 24 Juli-9 Agustus 2020.
“Sejauh ini, penyebaran virus corona sulit untuk diprediksi. Namun kami siap mengambil langkah yang diperlukan sehingga Olimpiade bisa tetap berjalan,” kata Ketua Panitia Tokyo 2020, Toshiro Muto.
Jepang memang tidak mempertimbangkan membatalkan ajang tersebut. Mereka akan mencari cara untuk bisa menggelarnya tanpa mengorbankan keselamatan semua pihak yang terlibat.
Memang belum ada keputusan yang diambil. Namun jika pada akhirnya Olimpiade 2020 dibatalkan, Chad le Clos akan segera menggeser fokusnya.
“Saya tentu ingin Olimpiade tetap berlangsung sesuai jadwal. Tetapi bila hal terburuk terjadi, saya akan tetap berlatih untuk menghadapi ajang-ajang lain,” kata perenang 27 tahun itu.
Hingga Kamis (27/2/2020), lebih dari 82 ribu kasus virus corona ditemukan di seluruh dunia. Dan tak kurang dari 2.800 di antaranya berujung kematian.