- Governance Reform Group menyarankan AIBA melakukan reformasi besar-besaran dalam tubuh internal federasi.
- AIBA telah membentuk Unit Integritas Tinju sesuai rekomendasi dari Governance Reform Group.
- Presiden AIBA mendesak seluruh pihak segera menyesuaikan diri dengan reformasi terbaru internal federasi tinju dunia.
SKOR.id - Asosiasi Tinju Internasional (AIBA) menerima saran untuk mengganti sebagian besar anggota dewan mereka akibat bobroknya internal federasi.
Governance Reform Group sebagai tim indenpenden reformasi tata kelola AIBA mengusulkan agar mayoritas anggota dewan dan petugas internal federasi tinju tersebut diganti.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan hubungan dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang beberapa waktu lalu secara tegas mengatakan kecewa dengan internal AIBA.
AIBA pun menyetujui saran tersebut dan berharap amandemen internal federasi dapat disahkan pada Kongres Luar Biasa yang dijadwalkan pada 12 Desember mendatang.
Sebagai upaya untuk membangun kembali integritas yang runtuh karena bobroknya internal federasi mulai dari korupsi hingga doping, AIBA telah membentuk Unit Integritas Tinju dengan anggota dari rekomendasi Reform Group sejak bulan Oktober.
Unit Integritas Tinju tersebut menggantikan posisi Komite Etik, Disiplin, dan petugas integritas AIBA saat ini yang beroperasi secara independen.
Tugas utama dari Unit Integritas Tinju ini adalah bertanggung jawab atas investigasi, penyelidikan, penuntutan, hingga penanganan pelanggaran kode etik dan disipliner internal federasi.
Dewan AIBA juga dirampingkan menjadi maksimal 18 anggota yang mana 10 di antaranya adalah anggota khusus yang memiliki keterampilan mengurus federasi termasuk keuangan.
Variasi gender dan asal negara juga akan diberlakukan dalam keanggotaan Dewan AIBA yang baru serta peningkatan wilayah kerja sekretaris jenderal.
Beberapa komite yang juga direformasi adalah Komite AIBA, Komite Keuangan, Komite Audit, serta pembubaran AIBA President Office.
Ketua Governance Reform Group, Ulrich Haas, menyebut bahwa restrukturisasi besar-besaran ini diharapkan mampu menaikkan integritas, demokrasi, dan keseimbangan AIBA.
"Daftar prioritas utama dan laporan akhir nanti akan berdasarkan tolok ukur berdasarkan tingkat integritas tertinggi dan tata kelola yang baik," ucap Haas dilansir dari Inside The Games.
"Meskipun belum disetujui Kongres, keputusan Dewan Direksi AIBA untuk mengadopsi langkah yang diusulkan oleh kami dapat bergungsi sebagai dasar untuk perubahan yang nyata dan positif."
Presiden AIBA saat ini, Umar Kremlev, berterima kasih atas dukungan tim independen Governance Reform Group yang membantu meningkatkan integritas federasinya tahun ini.
"Saya mendesak semua anggota federasi AIBA untuk mempelajari perubahan yang direkomendasikan demi membuat keputusan dengan pertimbangan terbaik demi masa depan tinju dan para atlet," Umar Kremlev menjelaskan.
"Tinju harus selalu menjadi prioritas pertama."
Meskipun terus melakukan pembenahan internal, posisi tinju di Olimpiade Paris 2024 masih di ambang pencoretan.
IOC terus mempertimbangkan dengan saksama keputusan apa yang akan mereka ambil setelah berbagai skandal yang terjadi di tubuh AIBA dan berjanji segera memberi kepastian akhir.
8 Pemain yang Memenangkan "Tiga" Gelar Ballon d'Or, Ada Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi
Klik link untuk baca https://t.co/FFqgikOHPK— SKOR.id (@skorindonesia) November 27, 2021
Berita Tinju Lainnya:
Angkat Besi Terancam Dicoret di Olimpiade Paris 2024, Indonesia Bisa Kehilangan Sumber Raihan Medali