- Lebih dari 120 kasus monkeypox, kerabat cacar yang tidak terlalu mematikan terdeteksi setidaknya di 11 negara non-Afrika dalam seminggu terakhir.
- Monkeypox penyakit akibat virus yang ditularkan lewat binatang (zoonosis).
- Risiko penularan manusia ke manusia sangat mungkin, maka perlu tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya penyebaran di Indonesia.
SKOR.id - Lebih dari 120 kasus terkonfirmasi atau diduga berasal dari monkeypox, penyakit virus langka yang jarang terdeteksi di luar Afrika, telah dilaporkan dalam setidaknya 11 negara non-Afrika dalam seminggu terakhir.
Munculnya virus dalam populasi terpisah di seluruh dunia yang biasanya tidak muncul, telah membuat para ilmuwan khawatir — dan membuat mereka berlomba untuk mendapatkan jawaban.
“Ini membuka mata untuk melihat penyebaran semacam ini,” kata Anne Rimoin, seorang ahli epidemiologi di University of California Los Angeles, yang telah mempelajari cacar monyet di Republik Demokratik Kongo selama lebih dari satu dekade.
Cacar dan virus lainnya telah menjangkiti manusia jauh lebih awal dari yang diduga
Disebut monkeypox karena para peneliti pertama kali mendeteksi penyakit itu pada monyet laboratorium pada tahun 1958. Virus ini diduga menular dari hewan liar seperti tikus ke manusia - atau dari orang yang terinfeksi.
Dalam satu tahun rata-rata, beberapa ribu kasus terjadi di Afrika, biasanya di bagian barat dan tengah benua itu. Tetapi kasus di luar Afrika terbatas pada segelintir yang terkait dengan perjalanan ke Afrika atau dengan impor hewan yang terinfeksi.
Jumlah kasus yang terdeteksi di luar Afrika dalam seminggu terakhir saja – yang pasti akan meningkat – telah melampaui jumlah yang terdeteksi di luar benua itu sejak tahun 1970, ketika virus pertama kali diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada manusia.
Penyebaran cepat inilah yang membuat para ilmuwan waspada.
Berikut ini adalah sejumlah informasi terkait Monkeypox yang dilansir dari situs Kementerian Kesehatan RI:
1. Apa itu Monkeypox?
Monkeypox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis).
Virus monkeypox merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae.
Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar Smallpox) dan virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar Smallpox).
2. Mengapa dinamakan Monkeypox atau Cacar Monyet?
Monkeypox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini dinamakan 'monkeypox'.
Yuk kita kenali penyakit Monkeypox dulu ????
Monkeypox disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh binatang seperti monyet, tikus Gambia dan tupai. Penularannya melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau mukosa dari binatang yang tertular virus. ???? pic.twitter.com/liZW3UI1aE— Kementerian Kesehatan (@KemenkesRI) May 16, 2019
3. Jika Monkeypox ity penyakit zoonosis, hewan apa saja yang dapat menularkan?
Di Afrika, infeksi monkeypox telah ditemukan pada banyak spesies hewan, di antaranya monyet, tikus Gambia dan tupai. Inang utama dari virus ini adalah rodent (tikus).
4. Apakah di Indonesia pernah ditemukan kasus Monkeypox?
Sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia.
5. Terkait kasus di Inggris Raya, apakah ada risiko penularan/penyebaran ke Indonesia?
Risiko penularan manusia ke manusia sangat mungkin, maka perlu tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya penyebaran di Indonesia.
Pemerintah Inggris terus berupaya melakukan pengendalian untuk mengisolasi penderita, dan pelacakan kontak erat. Investigasi terus dilakukan oleh pemerintah setempat.
6. Apakah Monkeypox dapat menular?
Monkeypox adalah penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan oleh virus ke manusia dari hewan seperti monyet dan hewan pengerat (rodent) melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi kulit hewan yg terinfeksi, dan mengonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi (bush meat).
Penularan antar manusia melalui kontak dengan sekresi pernapasan, lesi kulit dari orang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.
Tenaga kesehatan, orang yang tinggal serumah dan kontak erat lain merupakan orang yang berisiko tinggi. Penularan juga terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin atau kontak selama persalinan. Penularan seksual masih belum jelas sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan.
7. Bagaimana Monkeypox ditularkan?
Virus monkeypox dapat ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi (gigitan atau cakaran), pasien terkonfirmasi monkeypox, atau bahan yang terkontaminasi virus (termasuk pengolahan daging binatang liar).
Masuknya virus adalah melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut).
'More monkeypox cases likely': WHO confirms 80 cases in 11 countries
Read @ANI Story | https://t.co/2IKwsjNP8K#monkeypox #WHO pic.twitter.com/cBy5HP4xyu— ANI Digital (@ani_digital) May 21, 2022
8. Apa saja tanda dan gejala Monkeypox?
Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6 – 16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 – 21 hari.
Gejala yang timbul diawali dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.
Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan.
Dalam 1-3 hari setelah gejala awal atau fase prodromal, akan memasuki fase erupsi berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.
Ruam atau lesi pada kulit berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi menghilang dan rontok.
Monkeypox biasanya penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 – 21 hari.
Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.
Kasus kematian bervariasi tetapi kurang dari 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Secara umum, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit monkeypox.
7 #Monkeypox cases reported in London, parts of England.
Should you be worried? #MRNexplains pic.twitter.com/5BZY8Dk5XD— Mirror Now (@MirrorNow) May 17, 2022
9. Kapan seseorang harus mencari pertolongan medis?
Seseorang dengan gejala mirip monkeypox dan memiliki kontak dengan orang/hewan yang yang dicurigai monkeypox ataupun memiliki riwayat perjalanan dari wilayah yang melaporkan kasus, maka tidak perlu panik. Segeralah berkonsultasi dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
10. Apa perbedaan utama Monkeypox dengan Smallpox?
Perbedaan utama terletak pada gejalanya, yaitu pada Monkeypox ada limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), sedangkan pada Smallpox tidak ada.
11. Kapan seseorang yang terinfeksi Monkeypox menular?
Seseorang yang terinfeksi berisiko menularkan Monkeypox sejak timbulnya ruam atau lesi Setelah semua keropeng rontok, seseorang sudah tidak berisiko menularkannya lagi.
12. Bagaimana mendiagnosis Monkeypox?
Monkeypox hanya dapat didiagnosis secara pasti melalui pemeriksaan laboratorium rujukan. Namun secara klinis, diagnosis banding Monkeypox dapat mempertimbangkan penyakit ruam lain, seperti cacar Smallpox (meskipun sudah diberantas), cacar air, campak, infeksi kulit akibat bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait obat.
13. Untuk pemeriksaan laboratorium, jenis spesimen apa yang diperlukan dan bagaimana pengelolaannya?
Spesimen diagnostik yang optimal berasal dari lesi - usapan cairan dari eksudat lesi atau keropeng yang disimpan dalam tabung kering dan steril (tidak menggunakan media transportasi virus / VTM) dan harus dijaga agar tetap dingin.
pic.twitter.com/r5hc9lCIo3— Mirror Now (@MirrorNow) May 17, 2022
Darah dan serum dapat digunakan tetapi seringkali tidak dapat disimpulkan karena durasi viremia yang pendek dan waktu pengumpulan spesimen.
14. Bagaimana Pengobatan Monkeypox?
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk monkeypox. Pengobatan lebih bersifat simptomatis dan suportif.
15. Bagaimana Monkeypox dapat dicegah?
Monkeypox dapat dicegah dengan beberapa cara, diantaranya:
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan air dan sabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
- Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
- Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, termasuk tempat tidur atau pakaian yang sudah dipakai penderita.
- Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yg diburu dari hewan liar (bush meat)
- Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit monkeypox agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala-gejala demam tinggi yang mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit, dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan, serta menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.
- Petugas kesehatan agar menggunakan sarung tangan, masker dan baju pelindung saat menangani pasien atau binatang yang sakit.
16. Apakah tersedia Vaksin Monkeypox?
Vaksin yang digunakan selama program pemberantasan cacar (smallpox) dapat memberikan perlindungan terhadap monkeypox. Vaksin khusus monkeypox telah dikembangkan dan disetujui pada 2019 namun ketersediaan global masih terbatas.***
Baca Berita Bugar Lainnya:
Sederet Fakta yang Perlu Diketahui tentang Virus Hendra, Gejala dan Cara Pencegahan
Jenis Sakit Kepala yang Berkaitan dengan Virus Corona, termasuk Varian Omicron
Mengenal Adenovirus yang Sering Menyerang Anak-anak, mulai Pencegahan sampai Pengobatan