- Calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027, Doni Setiabudi, menyadari tidak punya banyak kesempatan untuk terpilih.
- Namun Doni Setiabudi tetap akan berjuang dan punya pesan kepada voter Kongres PSSI, juga berkaitan transaksi suara.
- Apa yang ingin dilakukan Doni Setiabudi di PSSI untuk sepak bola Indonesia telah dilakukan Jepang sebagai contohnya.
SKOR.id - Calon Ketua Umum PSSI, Doni Setiabudi, mengakui hanya punya sedikit peluang untuk terpilih.
Seperti diketahui, Doni Setiabudi menjadi salah satu dari lima calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.
Empat nama lainnya adalah La Nyalla Mattalitti, Erick Thohir, Arif Putra Wicaksono dan Fary Djemy Francis.
Dua nama awal jadi calon kuat dan turut diakui Doni Setiabudi pada program Diskord di channel Youtube Skor Indonesia.
"Kalau secara persentasi, mungkin saya cuma bisa menang jadi Ketua Umum (PSSI) itu cuma satu persen," ucapnya.
"99 Persen, pasti saya jauh di bawah dua calon yang lebih kuat lah," CEO Bandung Premier League itu menambahkan.
Meski demikian, kecilnya peluang tidak membuatnya menyerah. Rencana pun sudah disiapkan, termasuk menyikapi isu transaksi suara jelang Kongres PSSI.
"Saya hanya akan berbicara kepada voter karena memang nanti kan ada waktunya kalau tidak salah diberikan untuk pemaparan visi dan misi," ucap Doni.
"Saya cuma ingin menggarisbawahi kepada voter, transaksional itu selalu ada di mana pun, tidak hanya di cabang sepak bola Indonesia, ketika memang mereka melakukan kongres."
"Saya akan berbicara dengan voter, uang itu akan habis. Anda terima uang, berapapun secara transaksional uang itu akan habis."
"Tapi, pertanyaan saya, sepak bola ini akan jadi rusak minimal lima tahun ke depan ketika ada transaksional."
"Jadi pilihlah pemimpin yang menurut para voter mempunyai kapasitas dan integritas untuk membenahi sepak bola Indonesia."
"Bukan berarti saya, saya enggak. Tergantung siapa. Apakah Pak Erick, Pak La Nyalla, Arif, atau Pak Francis, itu silahkan voter yang menentukan."
"Bagaimana dilihat bahwa yang mempunyai visi-misi yang bagus untuk sepak bola Indonesia," Doni memaparkan.
Lebih lanjut dijelaskan olehnya bahwa tak sekadar memilih sangat penting sebab sepak bola Indonesia tidak bisa dibenahi dalam satu atau dua tahun.
"Yang harus kita bikin adalah pondasinya. Pondasi sepak bola yang kuat. Pertama harus federasinya," Doni melanjutkan.
"Federasi harus turun tuh. Asprovnya harus kuat, Askot, Askab. Ini mereka buat, packaging kompetisinya harus kuat."
"Sehingga semuanya ini sudah bagus, sudah kuat, siapa pun nanti yang ke depannya jadi Ketua Umum PSSI, karena sistemnya sudah ada, sepak bola Indonesia tidak (akan buruk)."
Ia pun memberikan contoh Jepang yang mempunyai roadmap 100 tahun untuk menjadi juara Piala Dunia. Di situ, terdapat perubahan masa kepemimpinan.
"Tapi ketika sistemnya, blueprint-nya sudah jelas, ya ini hanya tinggal melanjutkan. Saya harap seperti itu," Doni memungkasi pembahasan.
Untuk melihat wawancara lengkap Doni Setiabudi pada konten Diskord, bisa mengeklik tautan di bawah ini:
Baca Juga Berita PSSI Lainnya:
Menpora: Liga 2 2022-2023 Belum Bisa Jalan hingga Pelaksanaan KLB PSSI
Erick Thohir Temui Voter hingga Suporter, Keyakinannya soal PSSI Menguat