- Manajemen PSS Sleman bakal memperbarui prosedur pengamanan kerumunan di Stadion Maguwoharjo.
- Sejumlah poin penting diperoleh seusai manajemen PSS Sleman berdiskusi dengan panpel Stadion Maguwoharjo.
- Prosedur penanganan kerumunan di Stadion Maguwoharjo ini diperbarui PSS Sleman karena belajar dari Tragedi Kanjuruhan.
SKOR.id – Manajemen PSS Sleman siap memperbarui prosedur pengamanan kerumunan penonton di Stadion Maguwoharjo.
Salah satunya dengan memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan pertandingan.
Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS), Antonius Rumadi, menyebutkan bahwa manajemen tim Elang Jawa sudah menggelar pertemuan dengan berbagai pihak.
Pertemuan tersebut digelar untuk membahas prosedur pengamanan kerumunan ketika menggelar pertandingan di Stadion Maguwoharjo selaku markas PSS Sleman.
“PSS Sleman sudah melakukan audiensi kepada beberapa pihak mengenai penanganan kerumunan di Stadion Maguwoharjo,” Antonius Rumadi di Omah PSS, Senin (31/10/2022).
“Kemarin kami juga berdiskusi dengan Panpel Stadion Maguwoharjo dan ada beberapa poin penting yang kami dapatkan,” lanjutnya.
Rumadi menyebut, nantinya poin-poin hasil diskusi ini akan disampaikan kepada stakeholder terkait, termasuk pengelola Stadion Maguwoharjo dan pihak kepolisian.
Dia berharap, pembaruan prosedur pengamanan kerumunan ini bisa menghindarkan Stadion Maguwoharjo dari insiden-insiden fatal seperti Tragedi Kanjuruhan.
“Kami ingin poin-poin tersebut dapat terlaksana dan Tragedi Kanjuruhan tidak akan terulang kembali,” kata Rumadi.
Rancangan prosedur pengamanan stadion ini diharapkan turut merujuk kepada regulasi safety and security FIFA dalam mengamankan laga sepak bola.
Hal ini sesuai dengan komitmen kepolisian yang telah memperbarui Peraturan Kepolisian (Perpol) untuk mengamankan pertandingan-pertandingan olahraga di Indonesia, terutama sepak bola.
Menurut keterangan pihak kepolisian, perbaikan regulasi ini nantinya akan mengacu kepada aturan keselamatan dan keamanan yang telah ditetapkan oleh FIFA.
Langkah tersebut diambil pihak kepolisian akibat terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menelan setidaknya 135 korban jiwa akibat penembakan gas air mata.
Penggunaan gas air mata yang berlebihan dalam Tragedi Kanjuruhan itu pun jadi sorotan publik. Sejalan dengan temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
Merujuk kepada pernyataan Ketua TGIPF, Mahfud MD, yang menyebutkan bahwa gas air mata menjadi faktor utama kematian massal di Tragedi Kanjuruhan.
Semua ini turut menguatkan temuan yang didapatkan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) setelah melakukan penyelidikan mendalam.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, menjelaskan penyebab utama jatuhnya korban jiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober 2022 yaitu tembakan gas air mata.
Berita PSS Sleman Lainnya:
PSS Sleman Tetap Berlatih, Tanpa Peduli Liga 1 2022-2023 Lanjut Atau Tidak
PSS Sleman Dibobol Dua Kali Tim Liga 3, tapi Ada Progres Positif
Andywardhana Putra Resmi Mundur dari Direktur Utama PSS Sleman