- Berikut hasil sosialisasi perjanjian kerja sama antara PSSI dan Polri yang telah ditandatangani pada 21 Juli lalu.
- Asops Kapolri, Irjen Imam Sugianto menekankan pentingnya koordinasi antara PSSI, Polri, dan Polda untuk mengawal keberlangsungan Liga 1 dan Liga 2.
- Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menyebut kerja sama ini dilakukan untuk mengembalikan sepak bola Indonesia ke jalur yang benar.
SKOR.id - PSSI dan Polri menggelar sosialisasi terkait Perjanjian Kerja Sama (PKS) Nomor 12/PSSI/VII-2021 dan PKS/27/VII/2021 yang disepakati pada 21 Juli lalu.
Sosialisasi PKS tentang Penerbitan Rekomendasi dan/atau Pemberian Izin Bantuan Pengamanan, Penegakan Hukum, Kesehatan dam Hubungan Luar Negeri dalam Kegiataan PSSI dilakukan pada Rabu (17/11/2021).
Acara tersebut dihadiri oleh Asisten Kapolri Bidang Operasi (Asops) Irjen Imam Sugianto dan jajarannya. Dari PSSI ada Ketua Umum, Mochamad Iriawan, Sekjen Yunus Nusi, Ketua Komdis Irjen Pol (Purn) Erwin Tobing, dan staf khusus.
Adapun perwakilan dari pihak PT Liga Indonesia Baru, hadir Dirut PT LIB Ahmad Hadian Lukita, Direktur Operasional PT LIB Sudjarno dan jajarannya.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Pusat Pengendalian Sistem (Pusdalsis) Mabes Polri disebutkan bahwa kerja sama PSSI dan Polri merupakan tindak lanjut dari kerja sama Menpora Zainudin Amali dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Irjen Iman Sugiyanto menjelaskan, pokok dari kerja sama PSSI dan Polri ialah untuk mengawal keberlangsungan kompetisi sepak bola nasional, terutama Liga 1 dan Liga 2.
Ia sadar betul bahwa isu pengaturan skor yang terjadi beberapa waktu lalu bisa menimbulkan keresahan di masyarakat. Hal itu bisa berdampak pada turunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kompetisi sepak bola nasional.
Oleh karenanya, penting bagi Polda di Tanah Air untuk mengetahui tugas dari Satgas Antimafia Bola yang sering hadir di pinggir lapangan untuk mengawasi pertandingan.
Selain untuk mencegah berbagai kecurangan yang mungkin terjadi, tujuan lain keberadaan Satgas Antimafia Bola yakni untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap PSSI dan berbagai kompetisi yang digelar.
"Tugas satgas antimafia bola itu adalah pencegahan. Tugasnya ini di kewilayahan," kata Imam Sugianto, dikutip dari laman PSSI.
"Tolong dipahami betul oleh seluruh Polda di Tanah Air dan SOP-nya ditajamkan. Jangan sampai kemudian di wilayah tidak tahu soal satgas anti mafia bola ini."
"Isu negatif akan menimbukan kerawanan dan gangguan. Karena pada akhirnya akan menimbulkan keresahan di Kamtibnas. Itu sebabnya harus ada koordinasi antara PSSI, Mabes Polri, dan Polda," ia menambahkan.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menegaskan bahwa kerja sama antara PSSI dan Polri tak ada hubungannya dengan latar belakangnya sebagai mantan anggota kepolisian.
Kerja sama ini dilakukan semata-mata karena adanya semangat untuk membawa sepak bola nasional menjadi lebih baik. Kasus pengaturan skor yang mencederai sportivitas perlu ditumpas hingga akarnya.
"Ini bukan karena saya mantan polisi. Tetapi, saya ingin mengembalikan sepak bola ke hal-hal yang benar," kata Mochamad Iriawan.
"Industri ini bisa berjalan jika ada trust (kepercayaan). Lihat saja sekarang banyak klub Liga 2 yang dibeli oleh pesohor. Ini menandakan adanya kepercayaan," Mochamad Iriawan menuturkan.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita PSSI lainnya:
PSSI Punya Kantor Baru yang Permanen pada 2022, Ini Lokasinya
Menengok Rumah Ketua Umum PSSI Pertama, Soeratin Sosrosoegondo
PSG Pati Ajukan Banding ke Komdis PSSI, Jelaskan Kronologi Kasus I Gede Sukadana