- Persebaya Surabaya menjadi jawara Liga Indonesia 2004 setelah melalui perjalanan yang dramatis.
- Kepastian Persebaya menjadi juara harus ditentukan hingga pekan terakhir menghadapi Persija Jakarta.
- Berikut Skor.id menyajikan kilas balik perjalanan Persebaya Surabaya di Liga Indonesia 2004.
SKOR.id - Liga Indonesia 2004 bisa dibilang sebagai musim yang paling dramatis hingga pekan terakhir, berikut Skor.id menyajikan kilas balik Persebaya Surabaya kala menjadi juara.
Persebaya Surabaya mengakhiri musim 2004 dengan merengkuh gelar juara Liga Indonesia.
Gelar juara kedua setelah musim 1996-1997 ini terasa berbeda karena didapat dari kompetisi yang berformat satu wilayah.
Materi pemain Persebaya kala itu terbilang bertabur bintang karena dihuni banyak pemain timnas Indonesia.
Selain itu, juru racik tim, Jacksen F Tiago, juga merupakan legenda Persebaya kala juara musim 1996-1997.
Salah satu kejadian yang paling dikenang dalam perjalanan Persebaya menjadi juara adalah laga dramatis menghadapi Persija Jakarta pada pekan terakhir.
Lewat laga itu, Persebaya menahbiskan diri sebagai jawara kompetisi sekaligus menikung dua rivalnya.
Fakta Tim
Ketua Umum: Bambang DH
Manajer Tim: Saleh Ismail Mukadar
Pelatih: Jacksen F Tiago
Top Skor: Christian Carrasco, Danilo Fernando - 15 gol
Kemenangan Kandang Terbesar: 5-0 vs Semen Padang, 5-0 vs Persikota Tangerang
Kemenangan Tandang Terbesar: 0-4 vs Persija Jakarta
Best XI: Hendro Kartiko; Mursyid Effendi, Sugiantoro, Leonardo Gutierrez; Mat Halil, Ricardo Ramos, Uston Nawawi, Danilo Fernando, Anang Ma'ruf; Kurniawan Dwi Yulianto, Christian Carrasco.
Fakta Unik
1. Persebaya Surabaya meraih gelar juara Divisi Utama Liga Indonesia 2004 langsung setelah promosi dari Divisi Satu 2003-2004.
2. Persebaya menjadi tim kedua yang sukses juara sebagai tim promosi, setelah Persik Kediri pada Liga Indonesia 2003.
3. Ini adalah gelar juara Liga Indonesia kedua bagi Persebaya sejak perubahan format kompetisi pada 1994-1995. Persebaya jadi tim pertama yang membukukan dua gelar juara Liga Indonesia yakni pada 1996-1997 dan 2004.
4. Penentuan gelar juara Liga Indonesia 2004 berlangsung dramatis hingga pekan terakhir. Tiga tim yakni Persebaya, Persija Jakarta, dan PSM Makassar hanya berselisih poin tipis.
5. Ada insiden pemukulan wasit, Jimmy Napitupulu, oleh oknum tak dikenal di ruang ganti saat turun minum pada laga Persebaya vs Persib Bandung (28/4/2004). Akibat insiden itu, Jimmy urung melanjutkan tugasnya memimpin laga.
6. Performa Persebaya sempat mengalami penurunan pada paruh musim Liga Indonesia 2004, protes dari Bonek pun bermunculan. Bek Persebaya, Khairil Anwar, sempat menjadi korban pemukulan dari beberapa oknum Bonek yang meneror latihan tim.
7. Jacksen F Tiago terpilih sebagai Pelatih Terbaik Liga Indonesia 2004.
8. Jacksen F Tiago menjadi orang pertama yang juara bersama Persebaya sebagai pelatih dan pemain. Sebelumnya, pada Liga Indonesia 1996-1997, Jacksen tercatat sebagai top skor kompetisi bersama tim Bajul Ijo.
9. Prestasi Persebaya pascajuara Liga Indonesia 2004 terbilang mengalami penurunan. Hingga kini, tim kebanggaan Bonek belum pernah lagi juara kompetisi.
10. Ada tiga pemain Persebaya yang mencatat lebih dari 10 gol pada musim 2004, mereka adalah Christian Carrasco dan Danilo Fernando (15 gol), serta Kurniawan Dwi Yulianto yang melesakkan 11 gol.
Kejadian Penting
Persebaya Surabaya berambisi menjuarai Liga Indonesia 2004. Hal itu diwujudkan dengan mendatangkan pemain-pemain berlabel timnas Indonesia seperti Hendro Kartiko, Yeyen Tumena, dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Persebaya pun tampil trengginas pada putaran pertama, kemenangan dengan skor besar pun menjadi hal yang biasa. Seperti, misalnya, saat melibas Semen Padang dan Persikota Tangerang dengan skor 5-0 di kandang.
Namun kiprah Persebaya pada putaran kedua mengalami penurunan. Dua kekalahan dengan skor 0-1 dari PS Sleman dan Persik Kediri membuat posisi Persebaya terancam.
Puncaknya, Persebaya tumbang 0-1 dari Persela Lamongan di Stadion Tambaksari. Bonek pun mengamuk dan merusak fasilitas stadion.
Krisis internal juga melanda Persebaya kala itu. Di tengah teror Bonek yang makin kencang, performa tim Bajul Ijo urung terdongkrak juga.
Pelatih Persebaya, Jacksen F Tiago, sempat berencana untuk mundur dari tim dan kembali ke Brasil. Hanya, manajemen Persebaya masih bisa menahan sang arsitek untuk pergi. Sebuah hal yang tak akan disesali kemudian hari.
Beruntung penurunan performa tak hanya dialami Persebaya. Rival terdekat mereka, PSM Makassar dan Persija Jakarta, turut mendaapt hal serupa.
Per Oktober hingga November 2004, PSM dan Persija kerap kehilangan poin maksimal akibat gagal menang.
Pada 25 November 2004, PSM yang menjamu Persija harus puas bermain imbang 1-1. Hasil ini membuat Persebaya, yang di sisi lain mulai bangkit, bisa mengejar defisit poin.
Kala rivalnya terseok-seok, Persebaya menang 2-0 atas Persipura, 3-2 atas PSPS Pekanbaru, dan 2-1 atas Pelita Krakatau Steel.
Persebaya, PSM, dan Persija sama-sama punya kans untuk menjadi juara Liga Indonesia 2004.
Persija yang memetik kemenangan 1-0 atas Persela berada di puncak dengan 60 poin, berselisih dua angka dari Persebaya dan PSM.
Pada pekan terakhir, Persebaya menghadapi tantangan sulit karena harus berjumpa Persija Jakarta di Stadion Gelora 10 November Tambaksari. Sementara PSM harus menang telak atas PSMS Medan untuk menyaingi selisih gol dua rivalnya.
Laga yang digelar pada 23 Desember 2004 itu menjadi penentuan, apakah Persebaya dapat merebut gelar Liga Indonesia untuk kedua kalinya, atau justru Persija yang bakal angkat piala.
Beban Persija lebih ringan karena hanya perlu hasil imbang untuk mengamankan posisi puncak. Namun "Miracle in Tambaksari" harus membuyarkan ambisi tersebut.
Sebelum partai penentuan Persebaya vs Persija, hujan deras mengguyur Kota Surabaya. Garis lapangan pun memudar dan harus melalui 9 kali pengecatan ulang. Meski begitu, laga tetap berjalan tepat waktu.
Persebaya langsung unggul pada menit ke-5. Gelandang asal Brasil, Danilo Fernando, melepaskan tembakan kencang dari luar kotak penalti yang berbuah gol. Keunggulan 1-0 Persebaya bertahan hingga turun minum.
Pada babak kedua Persija menyamakan kedudukan setelah Mat Halil membuat gol bunuh diri menit ke-50. Asa The Jakmania, suporter Persija, pun membumbung tinggi. Hasil imbang cukup untuk membuat Persija juara.
Namun kegembiraan kubu Persija tak bertahan lama, Persebaya kembali unggul tiga menit kemudian. Legiun asing, Luciano Souza, sukses menanduk bola melewati jangkauan kiper Persija, Syamsidar.
Hingga laga berakhir, kemenangan 2-1 Persebaya atas Persija tak berubah. Di sisi lain, PSM hanya memetik kemenangan tipis, 2-1, atas PSMS Medan.
Pesta kemenangan Persebaya pun pecah. Bonek yang memadati Tambaksari bersuka cita merayakan gelar juara Persebaya.
Poin 61 dikantongi Persebaya dari 34 pertandingan. Angka yang sama didapatkan PSM di posisi kedua. Sementara Persija, justru melorot ke peringkat tiga dengan 60 poin.
PERSEBAYA DI LIGA INDONESIA 2004
View this post on Instagram
Berita Kilas Balik Lainnya:
Kilas Balik Persib Bandung 1986: Ditolong Perseman hingga Juara di Brunei Darussalam
Kilas Balik Persija Jakarta 2001: Ambisi Besar Macan Kemayoran