- Liga Indonesia edisi kedua mulai digelar pada 26 November 1995 dan berakhir 6 Oktober 1996 dengan sponsor yang sama seperti musim sebelumnya.
- Pada Liga Indonesia 1995-1996, konfigurasi jadwal kompetisi masih karut-marut, ditambah banyaknya insiden kerusuhan di dalam maupun luar lapangan.
- Berikut Skor.id menyajikan kilas balik Liga Indonesia 1995-1996 yang dimenangi oleh Mastrans Bandung Raya.
SKOR.id - Liga Indonesia II musim 1995-1996 menyisakan cerita-cerita menarik untuk diulas, berikut Skor.id menyajikan kilas balik kompetisi tersebut.
Setelah sukses menggelar Liga Indonesia I pada musim 1994-1995, PSSI kembali meggelar Liga Indonesia 1995-1996 dengan menggandeng sponsor yang sama yakni perusahaan rokok, Dunhill.
Beragam cerita menarik tersaji pada kompetisi Liga Indonesia 1995-1996. Di antaranya adalah kegagalan Persib Bandung mempertahankan gelar juara.
Meski Persib tak juara, tapi piala Liga Indonesia 1995-1996 tak keluar dari Kota Bandung.
Pada edisi ini yang menjadi juara adalah rival sekota Persib, Mastrans Bandung Raya, dengan skuad yang terbilang mumpuni.
Di babak final, Bandung Raya menumbangkan PSM Ujungpandang (Makassar) dengan skor 2-0.
Kompetisi Liga Indonesia musim 1995-1996 juga diwarnai pengunduran diri satu tim peserta akibat masalah finansial.
Jumlah peserta Liga Indonesia 1995-1996 juga berkurang karena pada musim sebelumnya empat tim terdegradasi dan hanya dua yang promosi ke kasta tertinggi yakni Persikab Kabupaten Bandung, juara Divisi I 1994-1995, dan Persma Manado selaku runner-up.
Fakta Kompetisi
Waktu: 26 November 1995 - 6 Oktober 1996
Juara: Mastrans Bandung Raya
Runner-up: PSM Ujung Pandang
Degradasi: BPD Jawa Tengah (Grup Barat), Persegres Gresik (Grup Timur)
Mengundurkan Diri: Persiku Kudus
Jumlah Gol: 1.128 gol (2,39 per laga)
Jumlah Pertandingan: 559 laga
Top Skor: Dejan Gluscevic - Bandung Raya (31 gol)
Pemain Terbaik: Roni Wabia - Persipura
Kemenangan Kandang Terbesar: Persiraja Banda Aceh 7-1 BPD Jawa Tengah
Kemenangan Tandang Terbesar: BPD Jateng 0-4 Pelita Jaya, Persija 0-4 Persita, Persijatim 0-4 Bandung Raya, PSMS 0-4 Semen Padang
Tim Paling Produktif: Bandung Raya (66 gol)
Tim Paling Banyak Kebobolan: Persegres Gresik (58 gol)
Fakta Unik
1. Pengaturan jadwal Liga Indonesia 1995-1996 belum tersusun dengan baik. Persib Bandung sang juara bertahan tak bisa tampil di laga pembuka karena harus bermain di Piala Champions Asia. Laga pembuka Liga Indonesia 1995-1996 pun dimainkan oleh PSMS Medan dan Persiraja Banda Aceh. PSMS menang dengan skor 1-0 pada laga itu.
2. Persiku Kudus mundur karena masalah finansial. Kabar menyebut pengunduran diri Persiku disebabkan oleh pihak PSSI yang melarang adanya sponsor perusahaan rokok Djarum karena dinilai menjadi pesaing Dunhill sebagai sponsor kompetisi.
3. Kerusuhan antarsuporter maupun pemain kerap terjadi pada kompetisi. Salah satu yang paling dikenang adalah kerusuhan pada 7 April 1996 di dua tempat, Manado dan Tangerang. Di Manado penonton melempari wasit hingga memaksa gubernur EE Mangindaan turun tangan menenangkan. Sementara di Tangerang penonton merayakan kemenangan atas Persija dengan turun ke lapangan dan memprovokasi pemain lawan.
4. Transfer pemain sensasional terjadi ketika Indriyanto Nugroho, pemain Arseto Solo, pindah ke Pelita Jaya pada musim ini. Indriyanto, yang kala itu menjadi penyerang timnas PSSI Piala Asia sekaligus jebolan Primavera, pindah dengan nilai transfer Rp100 (seratus rupiah). Nominal kecil tersebut tak sepadan dengan biaya membeli materai yang seharga Rp2.000 kala itu. Kejadian unik tersebut membuat Indriyanto kemudian dijuluki Mr Cepek dan kerap menerima teror berupa lemparan koin seratusan setiap pertandingan.
5. Jebolan Primavera lainnya, Kurniawan Dwi Yulianto, sempat mengalami kendala ketika hendak memperkuat Pelita Jaya pada musim ini. Dokumen kepindahan Kurniawan dari klub Swiss, FC Luzern, belum lengkap karena tak menyertakan ITC (Sertifikat Transfer Internasional). Kurniawan baru bisa bergabung dengan tim Pelita Jaya pada 1996.
6. Musim ini menjadi kemunculan dua tim dari Indonesia Timur yakni Persipura Jayapura dan Putra Samarinda. Kedua tim tersebut lolos ke babak 12 besar, bahkan Persipura sukses menembus semifinal. Satu pemain Persipura, Roni Wabia, terpilih menjadi pemain terbaik Liga Indonesia 1995-1996.
7. Sebaliknya, tim dari Jawa Timur justru mendapat prestasi yang jeblok. Dari 7 tim Jawa Timur, dua di antaranya harus bersaing di papan bawah yakni Arema dan Persema Malang. Adapun satu tim lainnya, Persegres Gresik justru harus terdegradasi ke Divisi I.
8. Bandung Raya diperkuat pemain-pemain senior seperti Ajat Sudrajat, Herry Kiswanto, dan Hermansyah yang sudah di pengujung karier.
9. Bandung Raya dan PSM Ujung Pandang bersaing sebagai tim paling subur di gelaran Liga Indonesia 1995-1996. Bandung Raya yang mengemas enam gol hanya unggul satu gol di atas PSM.
10. Dua penyerang Bandung Raya, Peri Sandria dan Dejan Gluscevic gantian menjadi top skor. Pada Liga Indonesia 1994-1995 Peri mencetak 34 gol dan menjadi top skor, musim berikutnya giliran Dejan dengan 31 gol sekaligus menggondol gelar pencetak gol terbanyak.
Kejadian Penting
Bandung Raya sukses mengalahkan rival sekota mereka, Persib Bandung, untuk menjadi juara Liga Indonesia 1995-1996.
Bandung Raya sudah dominan sejak fase grup. Dari 28 laga yang dilakoni, Bandung Raya memetik 18 kemenangan, 7 kali imbang, dan hanya tiga kali kalah.
Tim yang bermarkas di Stadion Siliwangi itu mengoleksi 61 poin dan unggul enam angka dari Pelita Jaya di posisi kedua Grup Barat.
Sementara di Grup Timur, PSM Makassar yang memimpin klasemen dengan 57 poin hasil dari 17 kemenangan, 6 kali imbang, dan 7 kali kalah. PSM mengungguli rivalnya yakni Mitra Surabaya dan Pupuk Kaltim.
Memasuki babak 12 besar, baik Bandung Raya maupun PSM sama-sama tak terbendung. Dari tiga laga, dua tim tersebut menyapu bersih dengan kemenangan.
Bandung Raya dan PSM pun sama-sama lolos ke semifinal, bersama Mitra Surabaya (juara Grup B babak 12 besar), dan Persipura Jayapura sebagai runner-up terbaik.
PSM bersua Persipura di babak semifinal, sementara Bandung Raya menghadapi Mitra Surabaya.
Hujan gol mewarnai kemenangan PSM atas Persipura dengan skor 4-3. Di sisi lain, Bandung Raya perlu babak adu penalti untuk menyingkirkan Mitra Surabaya.
Final ideal pun tersaji di Liga Indonesia 1995-1996. Dua tim terkuat dari Grup Barat dan Timur saling berjumpa.
Meski begitu, Bandung Raya sudah unggul 2-0 atas PSM pada babak pertama. Tim besutan Henk Wullems mencetak gol cepat melalui Peri Sandria (3') dan Rafni Kotari (11').
Sementara PSM yang dilatih M. Basri tak kuasa melesakkan gol sehingga harus menyerah dua gol tanpa balas.
Klasemen Akhir
BABAK 12 BESAR
Grup A
Bandung Raya 5-1 Putra Samarinda
Persikab 3-0 Pupuk Kaltim
Pupuk Kaltim 1-0 Putra Samarinda
Persikab 0-3 Bandung Raya
Putra Samarinda 1-1 Persikab
Bandung Raya 1-0 Pupuk Kaltim
Grup B
Pelita Jaya 1-2 Gelora Dewata
Mitra Surabaya 1-0 Persita
Gelora Dewata 0-0 Mitra Surabaya
Pelita Jaya 4-0 Persita
Persita 2-2 Gelora Dewata
Pelita Jaya 1-4 Mitra Surabaya
Grup C
PSM 1-0 Mataram Indocement
Persib 1-2 Persipura
Persib 2-0 Mataram Indocement
PSM 1-0 Persipura
Mataram Indocement 0-4 Persipura
PSM 1-0 Persib
SEMIFINAL
PSM 4-3 Persipura
Bandung Raya 0-0 Mitra Surabaya (4-2 adu penalti)
FINAL
6 Oktober 1996
Stadion Utama Senayan, Jakarta
PSM 0-2 Bandung Raya (Peri Sandria 3', Rafni Kotari 11')
Susunan Pemain
PSM: Ansar Abdullah, Rony Ririn/Arif Kamaruddin (45'), Yeyen Tumena, Marcio Novo, Hendriawan, Ali Baba (C), Syamsudin Batolla, Luciano Leandro, Ansar Razak, Ayub Khan/Rachman Usman (33'), Jacksen F. Tiago, Yusuf Ekodono/Yuniarto Budi (71')
Pelatih: M. Basri
Bandung Raya: Hermansyah, Surya Lesmana, Budiman, Hendriawan, Olinga Atangana, Nuralim, M. Ramdan, Alexander Saununu/Herry Kiswanto (78'), Ajat Sudrajat (C), Hari Rafni Kotari/Makmun Adnan (67'), Peri Sandria/Rehmalem (85').
Pelatih: Henk Wullems
View this post on Instagram
Berita Kilas Balik Lainnya:
Kilas Balik Manchester United 1998-1999: Treble Winners Penuh Drama
Kilas Balik Juventus 2006-2007: Ujian Kesetiaan di Tengah Keterpurukan
Kilas Balik Persija Jakarta 2001: Ambisi Besar Macan Kemayoran