- Berikut ini Skor.id menyajikan kilas balik soal Arema FC, yakni pada musim 2013 di Indonesia Super League (ISL).
- Arema FC sempat berstatus Los Galacticos saat mengarungi ISL 2013 setelah mendapat suntikan dari Cronus Grup.
- Namun tim yang dikenal dengan Arema Cronus itu pada akhirnya gagal untuk memenuhi target juara ISL 2013.
SKOR.id - Arema FC pernah memiliki tim berlabel Los Galacticos pada 2013 sebab bertabur bintang, namun mengalami kegagalan.
Jelang Indonesia Super League (ISL) edisi 2013, Arema FC menggebrak dengan membentuk skuad yang bisa dianggap super mewah.
Setelah sempat diterpa berbagai masalah terkait finansial, Arema FC mendapat suntikan dana dari anak perusahaan Bakrie, Cronus Group.
Proyek Arema Cronus pun dijalankan, dengan membentuk tim bertabur bintang atau bisa dikatakan Los Galacticos.
Pemain seraya Beto Goncalves, Cristian Gonzales, Keith Kayamba Gumbs, Thierry Gathuessi, dan Hasim Kipuw didatangkan.
Para pilar tim saat berhasil menjuarai ISL 2010 pun dipulangkan, seperti Beny Wahyudi dan Purwaka Yudi.
Kemudian ada rombongan pemain top dari Pelita Jaya yakni Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, dan Egy Melgiansyah turut merapat.
Ditambah dengan mempertahankan berbagai pemain penting seperti Kurnia Meiga, Ahmad Alfarizi, Dendi Santoso, dan Hendro Siswanto.
Skuad bertabur pemain kelas wahid yang ada, dipimpin oleh Rahmad Darmawan sebagai pelatih kepala dan jajaran pelatihnya pun top.
Kabarnya, Arema menghabiskan dana kurang lebih 40-45 miliar rupiah kala itu dan menjadi jumlah terbanyak dibandingkan kontestan lainnya.
Kendati begitu, ketika ISL 2013 bergulir, hasilnya tak sesuai harapan. Target menjadi juara malah terasa begitu sulit untuk diraih.
Kekalahan beruntun sudah dirasakan di awal musim, pekan ketiga dan keempat, yaitu tandang lawan Barito Putera dan Persiba Balikpapan.
Adaptasi menjadi permasalahan utama Arema Cronus. Berkumpulnya para pemain berlabel bintang sulit membentuk tim menjadi padu.
Selain itu, muncul juga isu adanya masalah ketidakharmonisan di internal klub, yakni perselisihan manajemen dengan tim pelatih.
Rumornya, CEO Arema, Iwan Budianto, sempat tak sejalan dengan Rahmad Darmawan. Masukan sempat diberikan sang bos yang diartikan sebagai intervensi.
Terlepas dari kondisi tim, faktor dari luar juga tak bisa disepelekan, terkait penyebab kegagalan juara yang dialami Arema Cronus.
Yaitu kehadiran Perspura Jayapura yang memiliki tim sangat solid, hingga pada akhir musim berhasil keluar sebagai juara ISL 2013.
Persipura kala itu mengumpulkan 82 poin dari 25 kemenangan dan tujuh hasil seri yang dicatatkan dalam 34 pertandingan.
Sementara Arema, finis sebagai runner up, berada tepat di bawah Persipura dengan 69 poin dari hasil 21 kemenangan dan enam imbang.
Pada edisi tersebut, tim berjuluk Singo Edan ini juga mengalami pemotongan tiga poin sebagai sanksi karena kasus di 2010.
Manajemen Arema tidak membayar kompensasi pemutusan kontrak eks-pemain asingnya, Jean Landy Poulangoye, yang akhirnya menuntut.
Lihat postingan ini di Instagram
Kilas Balik Liga Indonesia Lainnya: