- PSS Sleman mengajukan sejumlah usulan kepada PSSI dan PT LIB untuk kelanjutan kompetisi Liga 1.
- Untuk mengamankan izin keamanan, Direktur Utama PSS Sleman menyebut bahwa PSSI harus berkonsolidasi dengan calon Kapolri.
- Selain itu, PSS Sleman juga mengusulkan agar kompetisi Liga 1 2021 digelar pada Mei hingga Desember dengan format dua wilayah.
SKOR.id – Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS), Marco Gracia Paulo, menyetorkan sejumlah usulan saat mengikuti pertemuan bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) pada Jumat (15/1/2021).
Dalam pertemuan yang digelar secara virtual bersama klub peserta Liga 1 2020 tersebut, Marco menyatakan bahwa kompetisi musim 2020 sudah tak layak untuk dilanjutkan.
Sebagai gantinya, PSSI dan PT LIB bisa menyusun rencana yang lebih matang untuk mempersiapkan musim kompetisi 2021.
Selain itu, Marco juga mempresentasikan timeline persiapan kompetisi musim 2021. Menurutnya, liga lebih baik digelar pada Mei 2021.
Mantan CEO Badak Lampung FC itu juga menjelaskan secara rinci persiapan yang harus dijalani, baik dari pihak klub, operator liga, maupun federasi.
Jika merujuk pada rencana yang diusulkan Marco, Januari dan Februari adalah masa-masa genting di mana PSSI harus mengamankan izin penyelenggaraan liga dari pihak kepolisian.
Sebab saat ini, Polri bakal memiliki pemimpin baru karena Kapolri saat ini, Jendral Pol Idham Aziz, akan memasuki masa pensiun pada akhir Januari 2021.
Sementara itu, calon tunggal yang diajukan untuk menggantikan pucuk pimpinan Polri ialah Kepala Bareskrim Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo.
Menurut Marco, dua bulan ini adalah masa-masa krusial bagi PSSI untuk mendekati Listyo Sigit Prabowo yang akan memimpin Korps Bhayangkara dalam waktu dekat.
Kemudian, dalam waktu yang bersamaan, Marco menyebut bahwa klub-klub bisa mempersiapkan diri untuk melakukan konsolidasi internal.
“Dari PSS Sleman, kemarin menyampaikan bahwa Januari-Februari 2021 itu sebagai masa-masa konsolidasi antara PSSI dan PT LIB bersama calon Kapolri yang akan menjalani fit and proper test.”
“Sebab, hal ini berhubungan dengan perizinan dari pihak kepolisian. Sementara klub juga bisa melakukan konsolidasi internal,” kata Marco, Minggu (17/1/2021).
Sedangkan pada Maret hingga April 2021, Marco mengusulkan adanya turnamen pramusim sebagai ajang pemanasan tim-tim kontestan Liga 1 sebelum berkompetisi secara reguler.
Menurut Marco, turnamen ini bisa menjadi angin segar bagi semua pemain Liga Indonesia.
Selain untuk mempersiapkan diri, mereka juga bisa mendapat pemasukan setelah mengalami krisis finansial sejak akhir Maret lalu.
Hal ini karena sebagian besar pemain menerima pemotongan gaji sebesar 75% efek dari penundaan kompetisi Liga 1 2021.
“Entah dari PT LIB atau klub-klub dibebaskan untuk menggelar turnamen lokal. Namun ini sifatnya tidak perlu diwajibkan,” kata Marco.
“Setidaknya, pemain bisa mendapat menghasilkan, meski belum dalam bentuk kontrak. Atau apabila dalam bentuk kontrak, hanya khusus selama turnamen ini saja.”
Di sisi lain, turnamen ini juga bisa menjadi titik awal bagi klub untuk kembali mendapat pemasukan dari pihak sponsor.
Sementara itu, untuk penyelenggaraan kompetisi Liga 1 musim 2021, Marco mengusulkan bahwa sebaiknya liga digelar mulai Mei hingga Desember 2021.
Meskipun demikian, dengan rentang waktu tersebut, Marco menyadari bahwa liga tak bisa digelar dengan sistem kompetisi penuh.
“Maka, kami menyarankan bahwa liga digelar dengan format dua wilayah, atau bisa jadi PSSI dan PT LIB memiliki opsi yang lebih baik,” kata Marco.
“Namun, intinya kami sarankan tidak menggulirkan kompetisi penuh. Sebab, jika tujuh bulan, pemain akan kerepotan karena ada kemungkinan pemain cedera akibat jadwal yang terlalu mepet.”
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Liga 1 2021 lainnya:
Liga 1 Terkatung-katung, Arema FC Dipusingkan soal Kehilangan Sponsor
Arema FC Optimistis usai Ada Pertemuan Klub Liga 1 dengan PT LIB