- Finansial Arema FC terpengaruh pandemi Covid-19 yang turut membuat nilai tukar rupiah turun.
- Arema FC yang membayar gaji pemain dengan kurs dolar Amerika Serikat kini harus mencari dana tambahan.
- Pasalnya, nilai tukar rupiah yang turun membuat nominal dolar menjadi lebih tinggi daripada saat pemain menandatangani kontrak.
SKOR.id - Arema FC harus merogoh kocek dalam-dalam karena membayar para pemain asing dengan dolar sementara nilai tukar rupiah sedang melemah.
Keputusan akhir PSSI dan PT LIB terkait nasib kompetisi Liga 1 2020 yang tak kunjung ada kepastian membuat finansial Arema FC terpengaruh.
Terlebih Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan lewat SKEP/48/III/2020 tertanggal 27 Maret 2020 mengizinkan semua klub membayarkan gaji pemain dan stafnya hanya 25 persen pada Maret, April, Mei, dan Juni.
Manajemen tim Singo Edan harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar gaji bulanan bagi tujuh legiun asing yang dalam klausul ikatan kontrak dibayar dengan kurs Dollar Amerika Serikat (USD).
Berita Arema FC Lainnya: Alasan Arema FC Tak Lelang Jersi Pemain untuk Penggalangan Dana
Mereka adalah kuartet pemain, Matias Daniel Malvino Gomez (Uruguay), Oh In-kyun (Korea Selatan), dan dua pemain asal Argentina Jonathan Jesus Bauman serta Elías Patricio Alderete.
Tiga lainnya berasal dari jajaran pelatih, head coach Roberto Mario Carlos Gomez dan pelatih fisik Marcos Gonzales dari Argentina, serta pelatih kiper Martin Goncalves Felipe Americo dari Brasil.
Mewabahnya virus corona di Tanah Air, berimbas terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar yang cenderung melemah.
Per tanggal 17 Mei ini, tercatat nilai 1 USD adalah Rp14.878,40 atau meningkat tajam dibandingkan ketika manajemen Arema resmi mengikat kontrak ketujuh legiun asing tersebut awal Januari 2020 saat nilai tukar rupiah berada pada level Rp13.684,04.
"Dalam perjanjian ikatan kontrak dengan empat pemain asing dan tiga dari jajaran pelatih asing awal Januari 2020 lalu, manajemen Arema membayar 25 persen DP atau uang muka (Down Payment) dan gaji bulanan mereka menggunakn kurs dolar. Waktu itu awal Januari 2020 nilai tukar masih Rp13ribuan, tapi sekarang kan naik turun Rp16ribuan, Rp15 ribuan, dan saat ini Rp14ribuan," ujar General Manager PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI), Ruddy Widodo.
"Tapi tetap saja naik dibandingkan awalnya Rp13 ribuan, sehingga Arema harus menyiapkan dana lebih. Berbeda ketika kompetisi masih berjalan, kami ada pemasukan dari tiket, iklan di stadion, dan sponsorship," ia menambahkan.
Dalam sejarah pertama kali tim Singo Edan menggunakan jasa pemain asing, DP kontrak dan gaji bulanan seluruh pemain asing dibayar menggunakan mata uang rupiah.
Kompetisi Liga 1 2020 menjadi pertama kali manajemen Arema membayar gaji menggunakan dengan kurs dolar.
Berita Arema FC Lainnya: Pelatih Kiper Arema FC Ikuti Kursus Online dari Federasi Brasil
"Rinciannya tiap bulan kan naik turun, tapi ketika minggu pertama Maret 2020 dolar sempat tembus Rp16 ribu, kami harus membayar total gaji mereka Rp600juta lebih. Artinya kan untuk gaji bulan-bulan Maret, April, Mei, dan Juni kami harus ada ekstradana," ujar Ruddy.
"Tapi selama ini masih bisa kami cover dan doa kami berharap wabah virus corona cepat berlalu, sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa lebih terprediksi atau stabil," Ruddy Widodo mengimbuhi.