- Pada edisi terakhir Perserikatan dan edisi perdana Liga Indonesia, Persib Bandung menjadi juaranya.
- Dua gelar juara bagi Persib ini cukup fenomenal, sebab saat itu tim berlatih tanpa sosok pelatih penjaga gawang.
- Gatot Prasetyo, kiper Persib era Perserikatan dan awal Liga Indonesia, ceritakan kisah sukses tersebut.
SKOR.id - Persib besar di Indonesia. Itu tak terbantahkan. Gelar juara Perserikatan terakhir dan Liga Indonesia perdana, bukti eksistensi tim asal Jawa Barat ini.
Ketika itu, kualitas tim sangat mumpuni, gaya mainnya atraktif, padu, dan solid di semua lini permainan. Plus, chemistry antarpemain terbilang mengagumkan.
"Dari belakang ke depan, Persib di era itu memang oke. Enggak ada matinya. Karena sudah dibangun sejak lama di era Nandar Iskandar dan Indra Thohir," kata Gatot Prasetyo.
Berita Persib Lainnya: Fabiano Beltrame Sabar Menunggu Kesempatan Jadi Bek Utama Persib
Tapi, belum banyak yang tahu bagaimana para penjaga gawang saat itu beraksi atau berproses. Mereka terpaksa berlatih sendiri tanpa ada pelatih khusus kiper.
"Tapi wajib main bagus dan berusaha tidak kebobolan saat tim bertanding. Soalnya kalau kebobolan pasti yang disalahkan kiper," kata kiper Persib era 90-an ini.
Praktis, tekanan kiper Persib sangat berat. Apalagi atmosfer pertandingan di Bandung sangat panas. Bobotoh tahunya Persib harus menang.
"Modal kami cuma trial and error. Jika saat bertanding kebobolan, laga selanjutnya bagaimana caranya tidak kebobolan," ucap kiper yang membela Persib sejak 1991 ini.
Pasalnya, mereka tidak punya mentor sama sekali. Yang bisa menilai dan mengevaluasi di mana kelemahannya saat gawangnya kebobolan.
"Sesama kiper saja saling evaluasi. Bertanya di mana kesalahan kami saat kebobolan. Kesimpulannya, coba lagi di laga lainnya," katanya kepada Skor.id, Kamis (7/5/2020).
Maklum saja, dalam setiap latihan tidak ada program yang wajib dijalankan. Gatot bersama Anwar Sanusi, Samai Setyadi, dan Agus Atha, mencari format latihan sendiri.
"Biasanya kami minta ke sesama kiper dibantu bola-bola bawah atau atas. Terus bola-bola sulit supaya kami bisa terbang nyelamatkan bola," Gatot bercerita.
Parahnya, kalau semua program yang mereka buat sudah habis. Nggak ada ide latihan apa lagi, Gatot bersama kiper lainnya cuma bisa ngobrol ngalor-ngidul.
"Lah mau ngapain lagi kalau program yang kami susun sendiri sudah habis? Ya, ngobrol lupain masalah yang kami hadapi selama ini," ucap Gatot disertai tawa.
Berita Persib Lainnya: Febriana Kusumaningrum Kangen Persib Putri dan Alun-alun Wonogiri
Meski begitu, Gatot tampil solid. Tanpa pelatih tapi bisa membawa Persib jadi kampiun Perserikatan terakhir dan Liga Indonesia pertama.
"Coba banyangkan, tanpa pelatih kiper, dua kali beruntun Persib juara. Berarti kan hebat tongkrongan kiper Persib. Bermodal nekad tapi jadi juara," Gatot memungkasi.