- Bek tengah Persija, Otavio Dutra, awalnya tidak suka posisi bek tengah sebab menyerang jadi acuan anak-anak Brasil.
- Otavio Dutra mengawali kariernya sebagai pemain futsal selama lima tahun karena itu hukum tak tertulis di Brasil.
- Namun, setelah menjajal tampil sebagai bek tengah, Otavio Dutra merasa nyaman dan itu sesuai dengan karekternya.
SKOR.id - Bek Persija, Otavio Dutra, bercerita tentang awal kariernya hingga akhirnya menjadi salah satu bek tangguh dalam kompetisi sepak bola Indonesia.
Mulanya, Dutra mengaku, sama sekali tidak suka bermain sebagai bek tengah. Pasalnya, hampir semua anak-anak di Brasil lebih suka menyerang dan mencetak gol.
"Jadi, saya tidak suka main bek. Saya suka main menyerang di depan, striker, sayap, gelandang serang, bek sayap, hanya bek tengah tidak," kata Dutra.
Berita Persija Lainnya: Ini Anjuran Dokter Persija Untuk Para Pemain Selama Bulan Ramadan
Awal mula jadi bek, ceritanya saat ia bermain sama teman-teman rumahnya. Ada sebuah pertandingan di mana timnya tidak memiliki bek tengah.
"Teman yang biasa main di posisi itu tidak datang. Semua teman tidak ada yang mau jadi bek, jadi saya sendiri yang bilang, oke, saya saja jadi bek," kata Dutra.
"Saat itu main jadi bek tengah saya justru langsung suka. Karena saya lihat ini cocok sama karakter saya. Saya tinggi, punya passing bagus, saya suka dribel," ia menambahkan.
Dengan kata lain, Dutra mengaku bukan ia yang memilih untuk menjadi bek hingga jadi seperti sekarang ini, tapi justru posisi itulah yang memilih dirinya.
Pada awal kariernya, Dutra bercerita tidak langsung terjun di dunia sepak bola, melainkan memulainya dari belajar futsal selama lima tahun.
Ia mengatakan, di Brasil seperti ada hukum tak tertulis, sebelum berkarier dalam sepak bola, futsal menjadi awal mulai karier seorang pemain.
Terlebih, pamor futsal di Brasil tak kalah dengan sepak bola. Hampir di setiap sudut di kota-kota Brasil semua orang memainkan futsal.
"Di Brasil kamu harus bisa main futsal dulu baru pindah ke lapangan. Saya memulai karier di Brasil dari futsal selama lima tahun," katanya.
Berita Persija Lainnya: Galatama Lahirkan Banyak Klub di Jakarta tapi Gagal Singkirkan Persija
"Setelah itu baru saya mulai pindah ke sepak bola lapangan. Klub pertama saya waktu usia 12 tahun adalah Juventude dari Sao Paulo," Dutra menjelaskan.
Dutra masuk klub tersebut setelah melewati seleksi cukup panjang dan bersaing dengan pilihan ribu pemain muda. Bakatnya kemudian tercium pemandu bakat Corinthians.
Dutra hanya lima bulan di Juventude, dan ia kemudian bergabung dan berkembang di Corinthians. Bersama klub tersebut Dutra bermain empat tahun.