- Liga Indonesia 2002 menjadi momen paling berkesan bagi Zaenal Arief bersama Persita Tangerang.
- Persita Tangerang yang diperkuat Zaenal Arief muda memang punya laju luar biasa pada Liga Indonesia 2002.
- Selepas Liga Indonesia 2002, Zaenal Arief mengakui banyak dapat tawaran pergi tetapi memilih bertahan bersama Persita Tangerang.
SKOR.id - Mantan pemain Persita Tangerang atau juga bisa dibilang legenda, Zaenal Arief mengakui bahwa Liga Indonesia 2002 jadi momen paling berkesan.
Musim tersebut menjadi momen yang tidak pernah dilupakannya karena klub berjulukan Pendekar Cisadane mencatatkan perjalanan yang luar biasa.
Tim yang kala itu dilatih Benny Dollo menciptakan kejutan dengan laju yang luar biasa hingga mencatatkan prestasi terbaik klub yakni finis sebagai runner-up.
"Momen yang paling berkesan bagi saya adalah waktu Persita masuk final Liga Bank Mandiri 2002," kata Zaenal Arief kepada Skor.id, Jumat (24/4/2020) malam.
Berita Persita Lain: Aldi Al Achya, Kisah Cinta Anak Gawang Persita Tangerang
Sejatinya pada pembagian daerah, Persita masih tampak biasa-biasa saja pada musim itu, yakni lolos ke delapan besar dengan ada di posisi empat Wilayah Barat.
Namun setelahnya, secara mengejutkan klub berwarna kebesaran ungu ini mampu melenggang hingga ke semifinal setelah menghadapi tim-tim yang kuat.
Baca Juga: Klub Liga Malaysia Ini Terima Dana Cuma-cuma dari Pesepak Bola Asli Inggris
Pada Grup A, mereka mengandaskan perlawanan Petrokimia Putra dari Gresik, Persipura Jayapura, hingga Arema Malang.
Pada semifinal, giliran PSM Makassar yang jadi korban Persita. Sayangnya di final, skuad Pendekar Cisadane harus kandas 1-2 dari Petrokimia Putra melalui laga babak tambahan.
"Waktu kami memang hanya peingkat dua, tetapi momennya spesial. Itu musim yang luar biasa," lelaki yang akrab disapa Abo menambahkan.
Liga Indonesia 2002 adalah musim kedua Zaenal Arief membela Persita setelah bergabung dari Persib Bandung pada 2000.
Baca Juga: Liga Korea 2020 Mulai Dua Minggu Lagi dengan Status Pintu Tertutup
Kala itu, dia tergolong barisan pemain muda yang diberi kepercayaan. Sebab usia Zainal Arief masih 21 tahun, sama dengan Firman Utina.
"Saya juga ingat betul bahwa saat itu menjadi 'kartu AS' untuk tim. Saya menjadi tridente yang ditakuti bersama Firman dan Ilham (Jaya Kesuma)," kata Abo.
Lelaki yang sekarang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bandung itu juga mengakui bahwa setelah musim tersebut banyak ajakan untuk pergi.
"Setelahnya ada banyak tawaran. Tetapi waktu itu suasana kondusif terjalin bersama Persita," tutur Zaenal Arief.
"Kesejahteraan pemainnya juga tetap diperhatikan. Jadi membuat saya memilih bertahan," ia menjelaskan.
Baca Juga: Klub Vietnam Ini, Tim Pertama ASEAN yang Latihan Lagi di Tengah Pandemi Covid-19
Penyerang kelahiran Garut 3 Januari 1981 ini menjadi bagian dari Pendekar Cisadane hingga musim 2005. Sebab pada 2006, dia pergi untuk kembali ke Persib.
Tercatat di Wikipedia, dia meninggalkan rapor yang begitu impresif untuk Persita Tangerang. Zaenal Arief menciptakan 44 gol dari 48 pertandingan.