- Ada tujuh pesepak bola ASEAN yang jadi pemain asing di Eropa pada medio 1990-an.
- Dari tujuh pemain asal ASEAN di Eropa pada era itu, tiga nama asal Indonesia.
- Thailand sama dengan Indonesia menyumbang tiga nama pada 1990an untuk pemain ASEAN di Eropa.
SKOR.id - Jalur pemain ASEAN yang berkarier di Eropa dibuka pemain Singapura, Fandi Ahmad, setelah bermain di Indonesia.
Pada kompetisi Indonesia era semipro Galatama, Fandi Ahmad semusim membela Niac Mitra asal Surabaya lalu ke Eropa.
Setelah Fandi Ahmad, sejumlah pesepak bola Asia Tenggara ada yang ke Eropa, walau tak banyak yang bertahan lama.
Berita Sepak Bola ASEAN Lain: Dua Bek Timnas Indonesia Masuk 11 Pemain ASEAN Terbaik Liga Thailand
Skor.id merangkum pemain asal negara ASEAN berjumlah tujuh orang yang memiliki karier di Eropa pada 1990-an, berikut daftarnya:
FANDI AHMAD
Penyerang andalan timnas Singapura, Fandi Ahmad medio akhir 1970an sampai akhir 1990-an ini pernah bermain untuk klub Eropa dalam dua edisi.
Niac Mitra sempat mengontrak Fandi Ahmad dan menjuarai Galatama musim 1982-1983. Setelah itu, Fandi Ahmad meninggalkan Surabaya menuju Belanda.
Eks-striker yang kini berusia 57 tahun ini dikontrak FC Groningen, klub kasta teratas Liga Belanda atau Eredivisie.
Baca Juga: 6 Striker Asia Tenggara Favorit Fakhri Husaini, Ada Legenda Singapura
Fandi Ahmad membela klub ini mulai 1983 sampai 1985 dengan penampilan 36 kali plus 11 gol.
Pada 1990, Fandi Ahmad dikontrak klub Liga Super Yunani, OFI Crete (kini OFI FC). Sayang, dua bulan saja dia menjalani kontrak lalu pulang ke Singapura.
Persoalan ITC sebagai syarat mutlak pemain asing jadi kendala dan Fandi Ahmad gigit jari gagal kembali berkiprah di Eropa.
V SUNDRAMOORTHY
Varadaraju Sundramoorthy adalah pesepak bola kedua Singapura yang berkarier di Eropa.
Pada musim 1988-1989, Sundramoorthy direkrut oleh FC Basel, klub Liga Swiss, dan hanya setahun membela klub itu.
Lelaki yang kini melatih timnas Laos itu minim main bersama FC Basel. Sundramoorthy yang kini berusia 54 adalah striker yang piawai jadi gelandang serang.
WITTHAYA LAOHAKUL
Nama Witthaya Laohakul tak terlalu tenar di kawasan Asia Tenggara, beda dengan pemain timnas Thailand era 1990-an lain.
Sebab, lelaku yang kini berusia 66 tahun ini bukan striker atau bintang lini depan. Namun, gelandang bertahan tangguh ini matang di Eropa.
Berkarier sejak 1972, Laohakul meninggalkan Thailand lima tahun kemudian dengan gabung klub Jepang, Yanmar Diesel (kini Cerezo Osaka).
Dia membela klub Jepang ini pada 1977 sampai 1978. Laohakul pemain utama dengan jumlah main 33 kali dengan sumbangan gol 14, cukup subur bagi pemain tengah.
Bersinar di Jepang, Laohakul dilirik klub Bundesliga, Hertha Berlin dan main untuk klub kasta teratas Liga Jerman itu dari 1979 sampai 1981.
Bersama Hertha Berlin, pemilik tinggi 1981 ini main 33 kali dengan mencetak satu gol. Dia tak cuma main pada Bundesliga tetapi juga DFB Pokal atau Piala Jerman.
Baca Juga: Dua Syarat dari Pemain Liga Malaysia Terkait Pemotongan Gaji
Lalu 1982 sampai 1984, Laohakul dikontrak klub kasta kedua Liga Jerman atau Bundesliga 2, FC Saarbrucken.
Bersama FC Saarbrucken, Laohakul membuat 54 penampilan plus tujuh gol. Laohakul mengawali semua kariernya ini dari klub semi-pro Thailand, Rajpracha.
LIM TEONG KIM
Pemain Malaysia pertama yang berkarier di Eropa adalah pesepak bola kelahiran Malaka, Lim Teong Kim.
Pada 1987, Lim Teong Kim mengikuti jejak Witthaya Laohakul asal Thailand direkrut klub Bundesliga, Hertha Berlin.
Meski kurang dari setahun bersama Hertha Berlin, gelandang Malaysia ini membuat 29 penampilan dengan sumbangan delapan gol.
Lim yang kini berusia 56 tahun juga memulai karier kepelatihan di Jerman sebagai pelatih tim U-19 dari klub elite Bayern Munich pada 2001 sampai 2013.
VORAWAN CHITANICH
Perjalanan Vorawan Chitavanich hampir sama dengan Witthaya Laohakul, keluar dari Thailand untuk berkarier di Jepang kemudian direkrut klub Eropa.
Chitavanich adalah pesepak bola Thailand dengan posisi gelandang dan tak terlalu lama membela timnas negerinya.
Dia juga alumni Rajpracha, sama dengan Laohakul, dan membela klub semi-pro itu pada 1980-1984. Setelah itu, Chitavanich gabung Teijin Matsuyama (kini Ehime FC), klub Liga Jepang pada 1985.
Pada 1986–1987, Chitavanich ke Eropa gabung klub divisi bawah Liga Denmark, Frederikshavn fI. Kemudian, Chitavanich gabung klub Liga Utama Denmark, Viborg FF pada
1987–1990.
BIMA SAKTI
Gelandang muda elegan itu bernama Bima Sakti dan salah satu pemain potensial dari PSSI Primavera. PSSI membuat program itu pada 1993 dan Bima salah satu generasi pertama yang latihan di Italia.
Selesai program PSSI Primavera di Italia, Bima Sakti gabung Helsingborg IF dari Liga Swedia musim 1995-1996.
Namun, Bima Sakti hanya semusim membela klub dari salah satu negara Skandinavia itu.
Baca Juga: 7 Striker Terbaik Timnas Indonesia versi Gendut Doni, Top Skor Piala AFF 2000
KURNIAWAN DWI YULIANTO
Kurus, sapaan akrab Kurniawan, pesepak bola idola anak-anak kecil sampai orang tua di Indonesia pada pertengahan 1990-an.
Lelaki asal Magelang ini sama dengan Bima Sakti, sama-sama ikut program PSSI Primavera di Italia.
Menjadi bintang muda Indonesia saat itu, salah satu klub elite Italia pada zaman itu, Sampdoria mengajak Kurus tur Asia.
Setelah itu, striker elegan ini gabung klub Liga Swiss, FC Luzern, pada 1994 dan hanya semusim.
KURNIA SANDY
Penjaga gawang asal Semarang ini bisa disebut kiper ASEAN pembuka jalan ke Liga Eropa. Pada usia 21 tahun, Kurnia Sandy gabung klub Liga Italia, Sampdoria.
Lelaki yang kini melatih penjaga gawang Madura United ini membela Sampdoria pada 1996-1997. Sama dengan Bima dan Kurus, Kurnia Sandy adalah alumni PSSI Primavera.
NATIPONG SRITONG-IN
Striker timnas Thailand bernama Natipong Sritong-in aktif membela negaranya 1994 sampai 1997.
Meski lahir di Bangkok, Natipong yang berasal dari keluarga berada, memiliki masa remaja di Prancis, termasuk belajar sepak bola di negara itu.
Awal 1980-an sampai 1990, dia membela tiga tim junior asal Prancis. Tim itu adalah Stade Francais, Racing Club, dan Olympique Noisy-le-Sec.
Tim senior pertama sang pemain adalah Olympique Noisy-le-Sec, yang kala itu main pada kompetisi level bawah Liga Prancis.
Bersama Olympique Noisy-le-Sec, Natipong main dari 1991 sampai 1993 sebelum balik ke Thailand. Dia bersama Olympique Noisy-le-Sec main 21 kali dengan sumbangan tiga gol.
KIATISUK SENAMUANG
Zico adalah sapaan akrab dari striker andalan timnas Thailand era 1990-an sampai awal 2000, Kiatisuk Senamuang.
Senamuang adalah pemilik caps terbanyak timnas Thailand dengan jumlah 134. Lelaki 46 tahun ini juga top skor sepanjang masa negerinya dengan 71 gol.
Pada 1998, Zico meninggalkan Thailand dengan memulai karier luar negeri pertama dengan membela Perlis FC dari Liga Malaysia selama semusim.
Baca Juga: Dua Bek Timnas Indonesia Masuk 11 Pemain ASEAN Terbaik Liga Thailand
Setelah itu, Senamuang dikontrak klub kasta bawah Liga Inggris kala itu, Huddersfield Town, pada 1999-2000. Kini, Huddersfield Town adalah klub Championship Division atau divisi dua Liga Inggris.
AKMAL RAKHLI
Penyerang asal Malaysia ini namanya tak setenar Mokhtar Dahari atau Safee Sali di Asia Tenggara.
Namun, Akmal Rizal bin Ahmad Rakhli ini adalah salah satu pemain berbakat milik Malaysia.
Pada 1999, dia dapat kesempatan dan dikontrak klub Ligue 1 atau kasta teratas Liga Prancis, RC Strasbourg. Lalu, dia dipinjamkan ke klub kasta bawah Liga Prancis, FCSR Haguenau.
Sampai kontraknya habis dengan RC Strasbourg pada 2001, Akmal Rakhli berseragam FCSR Haguenau. Dia main 36 penampilan dengan sumbangan 10 gol.