- PSSI belum bertindak terkait pemotongan gaji pemain Persita hingga 90 persen.
- Manajemen Persita siap berdialog dengan PSSI terkait keputusan pemotongan gaji.
- Manajer Persita, I Nyoman Suryanthara, akan jelaskan kondisi keuangan tim ke PSSI.
SKOR.id – Beberapa hari lalu, PSSI mengatakan segera berbicara dengan manajemen Persita Tangerang terkait kebijakan pemotong gaji pemain hingga 90 persen.
Ini bertentangan dengan surat keputusan PSSI, yang menganjurkan klub memotong gaji pemain selama Maret-Juni sebesar 75 persen.
PSSI menetapkan status force majeure untuk Liga 1 dan Liga 2 2020 karena pandemi virus corona, sehingga klub diperkenankan revisi nilai kontrak.
Baca Juga: Persita Tangerang Perangi Virus Corona dengan Produksi Masker
Sayangnya, beberapa hari lalu Persita mengumumkan secara terbuka akan memotong gaji bulanan pemain hingga 90 persen atau hanya dibayar 10 persen dari nilai gaji.
Namun, hingga Sabtu (11/4/2020), PSSI belum melakukan tindakan peneguran atau bersurat resmi untuk pertanyakan keputusan ekstrem Persita.
Manajemen Persita mengatakan, baru pemain yang protes. Bila PSSI akan pertanyakan keputusan tersebut, manajemen Persita akan menerimanya dengan terbuka.
“PSSI belum menghubungi kami terkait dengan pembayaran gaji yang kami lakukan kepada pemain yang hanya 10 persen," kata Manajer Persita, I Nyoman Suryanthara.
Nyoman menjelaskan, keputusan yang diambil Persita bakal dibuka selebar-lebarnya ke PSSI. Itu juga kalau PSSI memang serius mau berdialog.
"Tapi nantinya jika memang kami dihubungi, kami akan jelaskan secara detail mengapa kami hanya mampu membayar pemain 10 persen," kata Nyoman.
"Tidak akan ada yang kami tutup-tutupi untuk masalah ini (pembayaran gaji sebesar 10 persen dari nilai kotrak)," Nyoman menambahkan.
Baca Juga: Soal Gaji 10 Persen, PSSI ''Sentil'' Persita
Sementara itu, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, mengaku akan berkomunikasi dengan klub yang tidak membayarkan pemainnya sesuai surat keputusan PSSI.
"Meski ada juga yang akhirnya tidak menyepakati seperti Persitayang menggaji 10 persen, tentu ini menjadi pelajaran dan kami akan lakukan komunikasi," ujar Iriawan.