- Sejak kemunculannya yang mengejutkan publik, nama Boaz Solossa digadang-gadang menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.
- Pemain paling muda yang debut di timnas Indonesia itu memberikan warna yang berbeda dengan gocekan bola yang menawan.
- Nama Boaz juga tak bisa dilepaskan dari kontroversi dan sederet prestasi yang mewarnai perjalanan kariernya.
SKOR.id - Nama Boaz Solossa masih eksis di persepakbolaan Indonesia hingga saat ini kendati usianya telah memasuki kepala tiga.
Boaz Theofilius Erwin Solossa lahir di Sorong, Papua, pada 16 Maret 1986.
Mengawali karier sepak bola di tim amatir PS Putra Yohan, ia kemudian berpindah ke Perseru yang juga tim amatir di Papua.
Baca Juga: Persiraja Banda Aceh Minta PSSI Pegang Teguh Surat Keputusan
Kemudian sejak 2002 dia berada di akademi Persipura dan masih berlangsung hingga saat ini.
Nama Boaz Solossa sempat mencuri perhatian di Piala Tiger (kini Piala AFF) 2004 saat membela timnas Indonesia di usia yang masih 18 tahun.
Peter Withe, pelatih timnas Indonesia kala itu, tentu punya pertimbangan tersendiri saat memanggil Boaz Solossa.
Boaz menjadi top skor Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 2004 bersama tim PON Papua dengan koleksi 10 gol.
Kecemerlangan Boaz di ajang tersebut membuat pintu timnas Indonesia terbuka untuknya.
Pada usia 18 tahun ia masuk ke timnas Indonesia dan menjadi pemain termuda yang debut di tim Garuda hingga saat ini. Prestasi itu juga membuat Boaz dilabeli "Bocah Ajaib" pada awal kemunculannya.
Boaz langsung tampil garang di turnamen resmi pertamanya bersama timnas Indonesia.
Total empat gol dibukukan Boaz untuk Tim Garuda di Piala Tiger 2004. Sayang, timnas Indonesia harus puas berada di tempat kedua setelah kalah agregat 2-5 dari Singapura di partai final.
Akselerasi lincah ditopang keseimbangan yang mumpuni membuat talenta Boaz mudah untuk dikagumi.
Masih ingat siapa satu-satunya pemain Indonesia yang mampu menjebol gawang Uruguay dalam laga persahabatan pada 2010? Boaz Solossa.
Menerima umpan lambung dari Bambang Pamungkas, Boaz meloloskan diri dari kawalan bek Uruguay.
Kecerdikan adik kandung dari Ortizan Solossa ini mampu mengecoh kiper timnas Uruguay, Juan Castillo, dan berbuah jadi satu-satunya gol Indonesia pada laga itu.
Uruguay yang diperkuat dua bomber elite Eropa, Edinson Cavani dan Luiz Suarez, menang dengan skor 7-1.
Cedera Parah Boaz
Menjelang Piala Asia 2007 Boaz harus mengalami nasib tragis saat mengalami cedera parah.
Kala timnas Indonesia beruji coba dengan Hong Kong di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 1 Juni 2007, Boaz mengalami patah kaki.
Boaz yang menyisir sayap kiri dengan kecepatan tinggi ditekel dari belakang oleh pemain Hong Kong hingga tulang fibula di kaki kananya patah.
"Setelah ditekel lawan, saya melihat kondisi kaki. Saat itu saya langsung berpikir tak akan bisa lagi main sepak bola. Cedera yang saya alami terlihat mengerikan," kata pemain yang kini berusia 30 tahun ini.
Sebelumnya Boaz pernah mengalami cedera serupa pada final Piala Tiger 2004 saat diterjang Baihakki Khaizan, bek Singapura.
Baca Juga: Yanto Basna Lebih Pilih Bermain di Jepang daripada Eropa, Ini Alasannya
Namun menurutnya, cedera saat melawan Hong Kong masih lebih mengerikan. Perlu 10 bulan hingga Boaz akhirnya bisa pulih dan kembali bermain.
Cedera itu juga membuat Boaz harus batal membela timnas Indonesia di Piala Asia 2007.
Lima tahun setelah cedera horor tersebut, Bochi, sapaannya, kembali harus naik meja operasi setelah mendapat tekel dari pemain Persiwa Wamena, OK John, pada 2012.
Cedera tersebut tak separah yang ia alami pada 2007, ia hanya menepi empat bulan karena cedera yang kedua.
Kontroversi
Boaz sempat membuat kontroversi di luar lapangan. Meski penampilan moncer ia tunjukkan di dalam lapangan, Boaz dulunya dikenal dekat dengan minuman beralkohol.
Bahkan, mantan pelatih timnas Indonesia, Peter White, dikabarkan hampir mencoret Boaz karena kedapatan mabuk.
Namun setelah mengalami cedera parah, Boaz mengaku akan menjadi pemain dan pribadi yang lebih baik.
Bukan itu saja kontroversi yang meliputi karier Boaz, ia juga sempat dicap tak memiliki rasa nasionalisme.
Penyebabnya, Boaz tak memenuhi panggilan timnas Indonesia yang menggelar pemusatan latihan untuk Piala AFF 2010. Boaz pun menolak panggilan timnas U-23 pada 2006 dan timnas senior pada 2014.
Pemain yang sempat membela Pusamania Borneo FC itu juga acapkali tak ikut menyanyikan lagi Indonesia Raya saat membela panji Merah Putih.
Baca Juga: Bali United Gandeng Sponsor untuk Tangani Covid-19
Namun Boaz menampik anggapan tersebut. "Apa yang terjadi ini (cedera parah) membuktikan saya akan selalu total kalau dipercaya main untuk timnas. Jangan pernah mengatakan saya tak nasionalis," kata Boaz saat menjalani pemulihan cedera pada 2007.
Pada 2005 saat membela Persipura Boaz juga pernah dijatuhi skorsing satu tahun tak boleh bermain sepak bola karena terbukti menendang wasit pada laga melawan Persebaya Surabaya di Piala Indonesia.
Sederet Prestasi
Kualitas Boaz di lapangan hijau tak perlu diragukan lagi. Ia menjadi sosok sentral dalam membawa Persipura Jayapura menjadi tim yang disegani.
Bersama Boaz, tim Mutiara Hitam empat kali menjadi juara Liga Indonesia pada 2005, 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.
Pemain yang mahir menggunakan kaki kiri dan kanan itu juga tiga kali menyabet gelar top skor Liga Indonesia yakni pada 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.
Boaz juga menjadi pengoleksi gelar pemain terbaik Indonesia Super League terbanyak. Pada 2009-2010, 2010-2011, dan 2013 ia berhasil menyabet gelar tersebut.
Pemain berpostur 172 sentimeter itu juga ditunjuk menjadi kapten Persipura sejak 2011 menggantikan pemain legendaris, Eduard Ivakdalam.
Di level timnas, Boaz yang mengoleksi 14 gol menjadi top scorer keenam sepanjang masa di bawah Bambang Pamungkas, Kurniawan Dwi Yulianto, Rochy Putiray, Budi Sudarsono, dan Widodo Cahyono Putro.
Baca Juga: 3 Pelatih Pengumpul Poin Terbanyak Era Liga 1, Teco Termuda dan Teratas
Sosok Boaz yang kini berusia 34 tahun juga menjadi panutan untuk para juniornya.
Pemain asli Papua yang kini merumput di Liga Thailand, Yanto Basna, menyebut peran Boaz dalam kariernya begitu besar. Yanto pun mengaku merindukan kehadiran Boaz di timnas Indonesia.
"Bukan hanya karena sama-sama berasal dari Papua, Boaz juga selalu memberikan saya masukan-masukan," ujar Yanto dalam live Instagram bersama Skor.id.