- Mantan kapten timnas Indonesia, Agung Setyabudi, tak bisa menikmati hobi.
- Agung Setyabudi biasanya bersepeda keliling Solo minimal tiga kali sepekan.
- Sebagai gantinya Agung Setyabudi hanya bersepeda statis di dalam rumah.
SKOR.id - Dampak wabah covid-19 juga dirasakan mantan kapten timnas Indonesia, Agung Setyabudi. Dia harus menahan hobinya bersepeda keliling Solo.
Berkeliling Kota Solo dan sekitarnya biasanya menjadi menu harian sambil menikmati pemandangan indah yang dilewatinya.
“Biasanya, seminggu tiga kali saya bersepeda keluar. Namun karena kondisi saat ini sedang tidak kondusif, jadi saya ganti bersepeda di rumah pakai sepeda statis,” kata Agung.
Baca Juga: Jaga Kebugaran, Bek Muda PSIS Tiru AKtivitas Atlet Luar Negeri
Mantan pemain PSIS Semarang itu mengisahkan kepada Skor.id pada Minggu (5/4/2020), bahwa ia sempat sekali waktu nekad bersepeda keluar rumah.
Namun yang dirasakannya sangat berbeda. Tidak senyaman hari biasanya. “Jadinya ingin cepat-cepat pulang ke rumah,” ucapnya.
Berbicara mengenai kompetisi yang dihentikan akibat wabah corona, Agung teringat momen 22 tahun silam. Kala itu, kompetisi berhenti total tepatnya pada 1998.
Penyebabnya adalah kerusuhan massa akibat krisis moneter yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Liga Indonesia musim 1998 akhirnya harus bubar di tengah jalan.
Saat itu, PSSI memutuskan force majeure, dan tidak ada pemenang musim 1998. Tahun ini, dia juga merasa prihatin karena virus corona menghantam semua sektor kehidupan.
Agung mengenang 1998, saat masih tercatat sebagai pemain Arseto Solo. Ketika itu Arseto sedang tampil impresif sejak awal musim.
"Pertandingan terakhir yang berujung kerusuhan massa adalah saat laga versus Pelita Jaya Jakarta di Stadion Sriwedari," Agung mengisahkan.
"Beberapa hari kemudian kerusuhan menjalar dampaknya adalah Kota Solo luluh lantak,” kata Agung dengan antusias.
Saat kompetisi dihentikan itu pula disebutnya menghadirkan rasa jenuh. Ia mengatakan hal yang sama juga tentu dirasakan pemain yang kini mengalami penundaan kompetisi.
Baca Juga: Tanggapan CEO PSIS Perihal Keinginan Bruno Silva Jadi WNI
Bahkan disebutnya, pada 1998 itu, kompetisi dihentikan cukup lama yakni sekitar lebih dari enam bulan.
“Kalau terkait pemotongan gaji pemain pada musim 2020 saat ini, kan sudah ada dalam kontrak pemain (jika dalam kondisi force majeure),” ucap Agung.