- Miftahul Hamdi tidak setuju dengan keputusan PSSI mengenai gaji 25 persen.
- Pemain Persiraja itu mengaku gaji tersebut tidak akan cukup bagi pemain untuk kebutuhan keluarga.
- Saat ini, manajemen Persiraja belum memutuskan gaji pemain akan dapat 25 atau 50 persen.
SKOR.id - Miftahul Hamdi mengkritik keras surat keputusan PSSI mengenai ketetapan gaji pemain yang hanya mendapatkan 25 persen.
PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah mengambil keputusan perihal menghentikan sementara kompetisi sepak bola Tanah Air.
Hal itu dilakukan untuk meredam penyebaran virus corona yang semakin meluas.
Baca Juga: Liga TopSkor U-12: Penguasa Grup Top Latihan Online Selama Libur Virus Corona
Sepak bola Indonesia ditetapkan libur selama tiga bulan pada April, Mei dan Juni.
Adapun ketentuan dalam rentang waktu itu, klub hanya diwajibkan membayar gaji 25 persen dari kontrak.
"Kalau saya sendiri dapat 25 persen gaji pasti sangat minim. Apalagi kalau sudah berkeluarga. Terlebih pemain bola hampir 90 persen pekerjaannya hanya di sepak bola," ujar Miftahul Hamdi.
Namun, pemain berusia 24 itu merasa bersyukur karena Persiraja memberikan gaji penuh pada bulan Maret ini.
"Alhamdulillah di Persiraja bulan Maret dibayar full 100 persen. Tetapi, untuk ke depannya dari manajemen belum dipastikan dapat berapa, 25 persen atau 50 persen," katanya.
Hamdi menyoroti, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) sebagai salah satu pendukung hak dari pemain tidak diikutsertakan dalam keputusan tersebut.
Baca Juga: Solidaritas Ruben Sanadi Terhadap Pesepak Bola Indonesia Terkait Pemotongan Gaji
"Harusnya sama-sama dapat solusi yang terbaik antara pihak manajemen dan pemain, jangan diputuskan hanya satu pihak. Ini kan ada APPI yang ingin bantu perwakilan dari suara pemain, solusinya bagaimana," katanya.
"Kalau bisa di atas 25 persen. Kalau tidak bisa 50 ya 40. Yang penting agak lebih. Tahu sendiri lah gaji pemain bola beda. Apalagi mengingat ini ke depan mulai puasa dan lebaran," katanya.
Salah satu putra daerah Banda Aceh itu juga mengaku cukup prihatin dengan teman-temannya di Liga 2 yang akan mendapatkan dampak pemotongan gaji.
"Belum lagi kalau di Liga 2, gaji hanya 25 persen makin ngeri. Mereka juga kan baru mulai. Kasihan juga baru dapat gaji pertama, mereka dapatnya hanya 25 persen. Semoga ada jalan terbaik dari tim Liga 1 dan Liga 2, juga PSSI," ujarnya.