- Indra Thohir merupakan sosok yang mempersembahkan empat gelar juara kepada Persib Bandung.
- Dua gelar juara dipersembahkan saat menjadi pelatih fisik dan dua gelar sebagai pelatih kepala.
- Pelatih berusia 69 tahun ini berharap segera ada pelatih asing pertama yang juara bersama Persib.
SKOR.id - Persib Bandung tidak bisa dilepaskan dengan sang mantan pelatih, Indra Thohir. Sumbangsihnya kepada Persib pada era 1990-an sangat besar.
Penyumbang gelar Perserikatan 1993-1994 dan Liga Indonesia 1994-1995 itu pun mengaku terus mengikuti perkembangan Maung Bandung, julukan Persib.
Pria kelahiran Bandung, 7 Juli 1941 ini selalu berharap Persib meraih prestasi kompetisi. Musim ini, ia berharap harapan itu terwujud, seperti pada 1990an.
Bagaimana perjalanan Indra bersama Persib, kenangannya dan aktivitasnya terkininya? Berikut obrolan santainya bersama TopSkor di kediamannya, Jalan Kartini, Bandung:
Masihkah memperhatikan Persib?
Masih dong. Enggak mungkin saya melupakan Persib. Sebagian besar hidup saya dihabiskan untuk Persib. Bahkan, setiap Persib launching tim, saya juga selalu diundang.
Artinya Persib sudah mendarah daging dalam hidup Anda…
Bisa dikatakan seperti itu. Saya jadi pelatih Persib ikut menyumbang gelar empat kali.
Sebagai pelatih fisik pada 1986 dan 1989-1990 (Perserikatan), sebagai pelatih kepala pada 1993-1994 (Perserikatan), dan Liga Indonesia 1994-1995.
Dari pelatih fisik jadi pelatih utama dan beri gelar juara. Pelatih asing belum ada yang sukses bawa Persib juara...
Rumusnya nekat dan keberuntungan. Dulu saya pernah menolak masuk jajaran pelatih Persib. Tapi luluh setelah Solihin GP (Gubernur Jabar saat itu) datang ke rumah.
Siapa yang berani menolak dia? Begitu juga saat 1993 Persib ditinggal Ade Dana. Terpaksa saya gantikan beliau. Eh, ternyata keberuntungan berpihak.
Jadi, kalau pelatih asing mau sukses harus ikuti jejak Anda?
Hahahaha (tertawa). Enggak lah. Mereka kan pelatih hebat dan profesional. Kaya taktik dan strategi. Punya keleluasaan mencari pemain-pemain hebat.
Waktu melatih Persib, kenapa Anda tidak menggunakan pemain asing?
Memang khusus untuk pemakaian pemain asing tidak saya ambil. Sebab Robby Darwis dan kawan-kawan saat itu sedang bagus-bagusnya.
Prediksi saya dua-tiga tahun lagi masih kompetitif. Selain itu saya bingung bagaimana menjaga chemistry jika gunakan pemain asing. Gaji mereka pasti besar.
Sementara pemain lokal Persib tidak digaji. Hanya uang saku, uang pertandingan, dan bonus. Tapi hasilnya positif, Persib juara Liga Indonesia pertama.
Artinya, tanpa pemain asing pemain lokal bisa kompetitif?
Betul. Yang penting pemain lokalnya punya potensi untuk maju dan berkembang. Selebihnya pendekatan intensif harus terus dilakukan karena pemain asing bukan segalanya.
Tidak ingin mencoba gabung klub Liga 1 atau Liga 2 sebagai direktur teknik?
Enggak ada yang nawarin (tertawa). Lagi pula saya sudah tua. Cukup melihat dan mendengar cerita. Toh, sudah banyak pelatih hebat beredar di kompetisi saat ini.
Dulu, selepas bawa Persib juara Liga Indonesia pertama, adakah tawaran dari klub lain?
Ada. Salah satunya dari Petrokimia Putra, tim yang dikalahkan Persib di final. Tawaran itu tidak saya ambil karena saya pegawai negeri.
Enggak mungkin menangani tim lain. Kawal Persib saja karena instruksi khusus Wali Kota Bandung saat itu.
Harapan untuk Persib saat ini?
Tentu yang terbaik dan bagus prestasinya. Yang ditunggu bobotoh gelar juara. Semoga dari awal kompetisi hingga akhir bisa menunjukkan prestasi membanggakan.
Apa aktivitas saat ini?
Mengajar sepak bola, softball, dan golf di (sebuah) universitas swasta. Itu tiga cabang olahraga yang saya kuasai. Terus saya geluti selepas melatih Persib dan pensiun dari UPI Bandung.
Malah di PON Jabar 2015 lalu saya bawa tim golf Jabar raih medali emas. Ya begitulah. Hidup saya mengalir saja dan untuk olahraga. (Dani Wihara)