- Pembuatan bisht hitam keemasan yang dikenakan Lionel Messi saat mengangkat trofi Piala Dunia menelan biaya sekitar Rp34 juta.
- Penjahit jubah tradisional kaum pria di Qatar itu mengaku tidak tahu jubah produksi mereka akan dipakaikan untuk pemenang Piala Dunia 2022.
- Mereka hanya diminta membuat dua ukuran berbeda: size kecil untuk Lionel Messi dan satunya lagi untuk Hugo Lloris yang lebih tinggi dan besar.
SKOR.id - Menyaksikan final Piala Dunia pada hari Minggu, Ahmed Al-Salem lebih emosional daripada kebanyakan penggemar sepak bola ketika Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Emir Qatar, memasangkan bisht hitam dan emas di atas bahu kapten Argentina, Lionel Messi.
Jubah yang dikenakan Messi ketikamengangkat trofi Piala Dunia 2022 adalah bisht seharga $2.200 - sekitar Rp34 juta, gaun tradisional yang dikenakan kaum pria untuk pernikahan, wisuda, dan acara-acara resmi, dan dibuat oleh perusahaan milik keluarga Al-Salem.
Al-Salem menyaksikan Argentina mengalahkan Prancis di sebuah kafe dekat toko keluarga di Souq Waqif Doha, setelah sebelumnya menyerahkan dua bishts buatan tangan yang halus kepada pejabat Piala Dunia, satu berukuran lebih kecil untuk Messi dan satu lagi berukuran lebih besar agar sesuai dengan kapten Prancis, Hugo Lloris, yang berpostur lebih tinggi.
"Awalnya kami tidak tahu untuk siapa jubah-jubah itu dan saya tercengang," kata Al-Salem pada AFP saat Sheikh Tamim menyelimuti Messi dengan jubah, dikutip dari The National, melanjutkanya.
???? ???????????????????????????????????? ???? pic.twitter.com/L2QO9h85hf— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) December 18, 2022
Kepada Esquire Middle East Arabic, pria itu kaget saat tahu bisht buatannya untuk juara Piala Dunia 2022, mengenali label perusahaannya dan sekarang merayakan kemenangannya sendiri di Piala Dunia.
Toko Al-Salem, pemasok bisht lama untuk keluarga kerajaan Qatar, biasanya hanya menjual delapan hingga 10 pakaian sehari.
Pada hari Senin, sehari setelah final itu, penjualan mereka melonjak hingga 150, termasuk tiga eksemplar bisht top-of-the-range yang dipopulerkan oleh Messi, menurut Al-Salem.
"Pada satu tahap, ada puluhan orang yang menunggu di luar toko," katanya.
"Mereka hampir semuanya orang Argentina," Al-Salem mengakui, ketika dia menyaksikan delapan pendukung juara dunia baru itu menyanyikan lagu "Muchachos" mereka dan mengambil foto selfie sambil mengenakan bisht tipis dan membawa replika trofi Piala Dunia.
Tambah Pelanggan
Aliran penggemar bisht pun berdatangan ke toko Al-Salem di Souq Waqif, Doha, dan mereka semua bertepuk tangan atas sikap Sang Emir.
"Kami semua senang melihat momen itu. Itu adalah hadiah dari satu raja ke raja lainnya," kata Mauricio Garcia ketika dia mencoba jubah tersebut, tetapi memutuskan bahwa harganya terlalu tinggi untuk dibelinya.
Beberapa komentator, terutama orang Eropa, mengkritik jersey Argentina Messi yang pada akhirnya tertutupi saat penyerahan trofi. Namun momen tersebut disambut baik oleh pengguna media sosial Arab.
The moment when a dream becomes reality ????#FIFAWorldCup | #Qatar2022— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) December 18, 2022
Salem dan komentator Arab lainnya menjelaskan niatnya adalah untuk "menghormati" Messi dan isyarat itu telah disalahpahami.
"Ketika seorang syekh mendandani seseorang dengan bisht, ini berarti menghormati dan menghargai orang tersebut," kata Al-Salem.
Itu "momen yang sangat penting" bagi Qatar karena demi publisitas Piala Dunia, kata Carole Gomez, seorang profesor sosiologi olahraga di Universitas Lausanne di Swiss.
"Gambar-gambar ini tersebar luas, dilestarikan, dan diterbitkan kembali," katanya.
Al-Salem mengatakan saat pejabat Piala Dunia mengunjungi tokonya "mereka menginginkan bahan yang paling ringan dan transparan".
"Saya kaget karena saat itu kita sedang musim dingin, jadi sepertinya tujuannya adalah untuk memperlihatkan seragam Argentina dan bukan untuk menutupinya," ujarnya.
Berbicara secara khusus tentang seperti apa desainnya, dia menambahkan: "Spesifikasi yang diperlukan adalah agar bisht menjadi ringan, yang kemudian kami pahami dan tampak logis bagi kami, dan tujuannya adalah agar seragam tim juara terlihat jelas dari belakang bisht."
Sementara bisht dikenakan di banyak negara Teluk, Al-Salem merupakan yang terbesar dari sekitar lima produsen Qatar, mempekerjakan sekitar 60 penjahit.
Setiap bisht membutuhkan waktu seminggu untuk pembuatannya dan melalui penyelesaian tujuh tahap, dengan pekerja yang berbeda menambahkan garis jalinan emas yang berbeda di bagian depan dan lengan.
Untuk bisht Messi, benang emasnya berasal dari Jerman dan kain katun Najafi didatangkan dari Jepang.***
Berita Piala Dunia 2022 Lainnya:
Bisht, Jubah Hitam Berhias Emas yang Dikenakan Lionel Messi saat Menerima Trofi Piala Dunia