- Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter mengatakan Iran seharusnya tidak diizinkan mengikuti Piala Dunia 2022.
- Komentar itu muncul di tengah protes yang mencengkeram Iran, menyusul kematian Mahsa Amini.
- Blatter juga mengindikasikan bila Presiden FIFA saat ini, Gianni Infantino tidak punya nyali.
SKOR.id - Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter berpendapat Iran seharusnya dilarang mengikuti Piala Dunia 2022 mendatang di Qatar, menurut surat kabar Swiss dan situs berita online mengutipnya pada Jumat (11/11/2022).
Komentar itu muncul di tengah protes yang mencengkeram Iran selama berminggu-minggu, menyusul kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun saat berada dalam tahanan polisi moral.
Seperti dikutip CNN, media Swiss Blick menunjukkan video mantan Presiden FIFA pada pembicaraan di markas penerbitnya pada hari Kamis (10/11/2022).
Blatter ditanya oleh seorang reporter: "Jika Anda masih menjadi presiden FIFA hari ini, apakah Anda akan mengizinkan Iran – yang telah membunuh wanita muda di jalanan, yang mengirim senjata ke Rusia untuk menyerang Ukraina – bermain di Piala Dunia?".
"Tidak," jawab Blatter, menambahkan bahwa dia yakin Presiden FIFA saat ini Gianni Infantino tidak memiliki nyali untuk mengambil sikap yang jelas terhadap Iran.
FIFA tidak menanggapi permintaan CNN untuk mengomentari saran Blatter bahwa Iran harus dilarang tampil di Piala Dunia 2022 dan pandangannya tentang Infantino.
Komentar Blatter muncul beberapa pekan setelah sebuah firma hukum mengirim surat ke FIFA atas nama sekelompok mantan dan tokoh olahraga Iran saat ini.
Sepp Blatter estime que l'Iran aurait dû être exclu de la Coupe du monde en raison de la mort de Mahsa Amini. L'ancien président de la FIFA reproche même à Gianni Infantino, actuel patron du football mondial, son « manque de courage ». https://t.co/YnhYJKTf7W pic.twitter.com/sVFRIiqbhL— L'ÉQUIPE (@lequipe) November 11, 2022
Mereka mendesak badan sepak bola itu untuk menangguhkan Federasi Sepak Bola Iran (FFIRI) dan melarangnya berpartisipasi di Piala Dunia tahun ini di Qatar.
Surat itu mengatakan tindakan federasi sepak bola Iran melanggar regulasi dan statuta FIFA.
"Kebrutalan dan permusuhan Iran terhadap rakyatnya sendiri telah mencapai titik kritis, (kami) menuntut pemisahan secara tegas dari dunia sepak bola dan olahraga," siaran pers yang dikeluarkan di samping surat itu berbunyi.
Atlet lain di Iran juga telah bergabung dalam protes.
Saeed Piramoon berselebrasi seperti memotong rambutnya setelah mencetak gol di final Piala Sepak Bola Pantai Antarbenua Emirates.
Itu dilakukannya sebagai langkah dukungan untuk protes nasional di negara itu dengan menyerukan kebebasan yang lebih besar bagi perempuan.
Sementara itu, pesepak bola Iran Sardar Azmoun terancam gagal terpilih untuk Piala Dunia setelah mengkritik pemerintah.
"Itu layak dikorbankan untuk satu helai rambut wanita Iran," tulis Azmoun melalui Instagram Story.
"Malu pada Anda yang membunuh orang dengan begitu mudah. Panjang umur wanita Iran," tambahnya dalam pesan tersebut.
Komentar Blatter bukan satu-satunya kritik yang dilontarkan pria berusia 86 tahun itu tentang organisasi yang pernah dia tangani.
Awal pekan ini dia mengatakan kepada surat kabar Swiss Tages Anzeiger bahwa penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 merupakan kesalahan.
Baca Juga Berita Piala Dunia 2022 Lainnya:
Piala Dunia 2022: Fans Khawatir dengan Aturan Pembatasan Alkohol di Qatar
Menlu Qatar Kecam Pemboikotan Piala Dunia 2022