- Berbagai kisah pahit mengiringi perjalanan Eduardo Camavinga menuju Real Madrid.
- Ia lahir di pengungsian dan sempat menyaksikan rumahnya rata dengan tanah akibat kebakaran.
- Kini, Eduardo Camavinga siap membahagiakan orangtuanya dengan bermain untuk Real Madrid.
SKOR.id - Nama Eduardo Camavinga saat ini sedang menjadi perbincangan hangat di mana-mana.
Tapi siapa sangka, masa kecil yang dilalui Camavinga sangat sulit sebelum namanya besar seperti sekarang.
Eduardo Camavinga resmi menjadi milik Real Madrid, yang mengontraknya hingga 30 Juni 2021 dari Rennes.
Baginya, ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ini adalah momen untuk membahagiakan kedua orang tuanya.
Sebelum pindah ke Real Madrid, banyak cobaan dilalui pemain 18 tahun tersebut.
Eduardo Camavinga lahir di sebuah kamp pengungsian di Angola pada November 2002. Orangtuanya mengungsi ke Angola karena perang di Kongo.
Tinggal di kamp pengungsian, masa kecil Eduardo Camavinga tidak mudah, sampai akhirnya keluarganya pindah ke Fougeres, sekitar 50 km dari Rennes, Prancis pada 2003.
Ia merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Ibunya mendorong Camavinga kecil untuk ikut latihan judo.
Namun ayahnya, Celestino, kemudian mengajaknya bermain sepak bola di Drapeau Fougeres, sebuah klub kecil di daerahnya tinggal.
“Saya tidak tahu apa-apa. Ibu saya membawa saya dan mendaftarkan saya di sana. Saya ingat membawa bola dan menggiringnya,” kata Eduardo Camavinga.
Meski masuk klub sepak bola hanya sekadar untuk mengisi waktu, ternyata permainan Eduardo Camavinga berhasil mencuri perhatian.
Rennes-lah yang kepincut dengan kepiawaian Camavinga dan mengajaknya ambil bagian di turnamen musim panas.
Eduardo Camavinga lalu bergabung dengan akademi Rennes saat usianya 11 tahun.
Namun di tengah kebahagiannya bisa bergabung dengan salah satu tim ternama Prancis, Eduardo Camavinga kembali berduka. Rumahnya kebakaran dan menghanguskan semua yang ada di dalamnya.
“Mereka kehilangan semuanya. Rumah itu menjadi lautan air mata,” ucap Nicolas Martinais, yang melatih Camavinga saat remaja.
Hati Eduardo Camavinga hancur saat itu. Tapi sepak bola membantunya sedikit melupakan musibah tersebut.
“Sehari setelahnya, saya harus pergi latihan dan sepak bola membantu saya lebih santai. Ini cara untuk melupakannya,” kata Eduardo Camavinga.
Bahkan sampai detik ini, Eduardo Camavinga masih ingat betul bagaimana hancurnya perasaan dia dan keluarga tak memiliki rumah. Mereka akhirnya kembali punya tempat tinggal berkat penggalangan dana.
“Kami sudah berada di rumah itu, yang dibangun orangtua saya, selama kurang dari setahun,” kata Camavinga.
“Saya masih ingat betul kebakaran itu seolah baru terjadi kemarin. Saya berada di sekolah dan melihat pemadam kebakaran lewat melalui jendela," kata Camavinga lagi.
"Di akhir kelas guru memberi tahu saya dan adik saya dan menjelaskan apa yang terjadi. Ayah saya datang dan membawa kami ke sana. Semuanya terbakar, semuanya hancur,” Eduardo Camavinga menceritakan pengalaman pahit itu.
Tapi dari kejadian itulah, ia jadi termotivasi untuk bangkit. Tidak hanya untuk dirinya, tapi demi keluarga yang selalu memberikan cinta kepadanya meski mereka harus melalui berbagai momen sulit.
“Jangan khawatir, kamu akan menjadi pesepak bola besar dan membangun kembali rumah ini,” tutur Camavinga menirukan ucapan ayahnya.
“Saya adalah harapan keluarga. Tiba-tiba saya termotivasi. Orangtua saya sudah bahagia, tapi saya tahu saya bisa membuat mereka lebih bahagia,” dia menambahkan.
Ya, orang tua mana yang tak bahagia melihat putra kesayangan mereka bermain untuk Real Madrid, bahkan di usia yang baru 18 tahun.
Mengenal Gavin Bazunu, Kiper Belia Man City yang Sukses Tepis Penalti Cristiano Ronaldo https://t.co/exaoNXYNrG— SKOR.id (@skorindonesia) September 1, 2021
Berita Eduardo Camavinga lainnya
Susul Zidane hingga Makelele, Eduardo Camavinga Jadi Pemain Prancis ke-19 di Real Madrid
VIDEO: Tengok Aksi Calon Pemain Baru Real Madrid, Camavinga dalam Latihan Prancis U-21