- Persoalan keuangan klub kronis sempat menimpa Liga Malaysia.
- Efek dari utang klub ke pemain dan ofisial membuat citra Liga Malaysia buruk di mata dunia.
- Kini, klub Liga Malaysia diharapkan bijak berbelanja dan membayar gaji pemain mereka.
SKOR.id - Sikap terlalu percaya diri dan membelanjakan uang tak sesuai dengan sumber keuangan saat ini adalah salah satu alasan mengapa masalah pelik muncul di Liga Malaysia (M-League).
Klub dari Liga Malaysia sering terlibat masalah tunggakan gaji dan itu mencoreng citra kompetisi lokal Negeri Jiran di mata dunia.
Menurut Presiden Malaysian Football League (MFL) Datuk Hamidin Mohd Amin, beberapa klub kerap terlihat terjebak kecurigaan atau bayangan jumlah sponsor yang diyakini cukup tinggi.
Dari atas sikap itu, klub menghabiskan lebih uang dari batas saat ini yang akhirnya menggerogoti mereka terutama jika sponsor tidak dapat memenuhi kesepakatan.
Padahal, klub ini terlanjur membayar gaji pemain dengan angka fantastis dan sering kurang masuk akal.
"Konsepnya sederhana, kami harus keluarkan sesuai jadwal, sesuai anggaran yang didapatkan," ujar Hamidin.
"Bagian yang terjadi adalah setelah klub-klub ini melihat anggaran mereka. Misalnya punya dana RM15 juta, tetapi pemakaian tak lebih dari RM8 juta."
Selain memimpin operator Liga Malaysia atau MFL, Datuk Hamidin Mohd Amin juga Presiden Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), sehingga faham persoalan keuangan ini.
Dikatakannya, klub harus bijak mengukur pendapatan sekaligus pengeluaran apalagi jika uang pemasukan belum tentu jumlahnya.
"Tanpa uang yang pasti di kantong mereka untuk sisa tahun ini, jelas ini akan semakin memperumit situasi keuangan klub," kata Hamidin, yang ingin semua klub membelanjakan sesuai kemampuan mereka saat ini.
Hamidin menambahkan, Economic Control Program (ECP) yang diperkenalkan oleh MFL pada 2019 perlu diperketat lagi untuk mengekang masalah keuangan klub.
"Jadi ECP perlu diperketat dan dilaksanakan karena MFL ingin menjaga hak-hak mitra ini untuk dipertahankan," ujar Hamidin.
"Apalagi, kami dalam situasi Covid-19 dan kondisi ekonomi yang tidak menentu juga mempengaruhi semua orang," tuturnya.
"Dulu ada satu atau dua klub, mereka menghabiskan banyak uang tetapi sekarang keadaan tim itu buruk. Itu wajib jadi pelajaran."
Sebagai catatan, selama lima musim terakhir hampir enam klub Liga Malaysia terpaksa "menutup toko" akibat kegagalan finansial.
Klub-klub Liga Malaysia yang kolaps dan tak lagi eksis seperti Sime Darby FC, Felcra FC, Felda United, Kuantan FA, Terengganu City FC, dan Perlis FC.
Follow dan subscribe akun media sosial Skor.id di Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, LinkedIn, TikTok, dan Helo.
View this post on Instagram
Berita Timnas Malaysia Lainnya:
Sudah 37 Tahun, Mantan Striker Asing Pelita Jaya Masih Siap Dipanggil Timnas Malaysia
Bintang Timnas Malaysia Loyo, Sultan Pemilik Klub Kaya Raya Berikan Pembelaan