- Mantan bek Bayern Munchen, Philipp Lahm, menceritakan pengalamannya dilatih Pep Guardiola.
- Ia menilai juru taktik Manchester City ini mampu mengeluarkan potensi terbaik para pemain.
- Pep Guardiola baru saja membawa the Citizens ke final Liga Champions untuk pertama kali.
SKOR.id - Legenda Bayern Munchen, Philipp Lahm, memberikan gambaran mengenai bos Manchester City, Pep Guardiola, yang menjadi pelatihnya di Allianz Arena pada 2013 hingga 2016.
Pep Guardiola sedang menjadi perbincangan setelah akhirnya membawa Manchester City ke final Liga Champions pada musim kelimanya di Etihad, usai menyingkirkan finalis tahun lalu, Paris Saint-Germain.
Sebelum mengarsiteki Manchester City mulai 2016 silam, pelatih berkebangsaan Spanyol ini melatih Barcelona, di mana ia menyabet dua gelar Liga Champions, dan Bayern Munchen.
Bersama Bayern, Guardiola memenangkan tiga titel Liga Jerman, dua Piala Liga serta masing-masing satu Piala Super UEFA dan Piala Dunia Antarklub.
Philipp Lahm, menceritakan kenangan indahnya selama tiga tahun diasuh Pep Guardiola.
"Saya memiliki banyak kenangan tentang Pep Guardiola," demikian yang ditulis Philipp Lahm dalam artikel El Pais berjudul Everybody loves Guardiola.
"Ia biasanya mengatakan kepada saya, 'Dalam pertandingan penting, saya memilih 11 terbaik yang saya miliki'. Anda harus mendengarkannya baik-baik. Kalimat itu berisi kunci sepak bola, yaitu kualitas individu."
"Guardiola adalah pelatih top yang menyukai kemampuan dan bakat pemain. Beberapa pelatih ingin mengurangi kerumitan sepak bola. Tapi Guardiola ingin menguasai kerumitan itu," kata Philipp Lahm lagi.
Pep Guardiola memang dikenal sebagai sosok yang mampu mengeluarkan potensi terbaik para pemainnya.
Philipp Lahm bahkan mengibaratkan mantan pelatihnya itu seperti grandmaster catur.
"Anda dapat membandingkan pekerjaannya dengan grandmaster catur atau konduktor orkestra yang mengeluarkan yang terbaik di setiap intrumentalis," Philipp Lahm mengimbuhkan.
"Seorang pelatih hebat tahu apa yang setiap pemain dapat lakukan dan siapa yang akan menjadi pemain sentralnya. Kemudian ia mengatakan kekuatan dan kelemahan kepada setiap pemain. Ia menyesuaikan tugas dan fungsi masing-masing pemain setiap hari."
"Ini yang Guardiola lakukan dengan semangat yang tidak pernah saya lihat di orang lain. Sampai semua orang, bahkan yang tidak banyak bermain, menerima bahwa pelatih benar. Itu memberinya otoritas absolut," Philipp Lahm menegaskan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita Manchester City Lainnya
VIDEO: Tanggapan Pep Guardiola Setelah Man City Tembus Final Liga Champions
Manchester City ke Final Liga Champions, Guardiola Justru Pikirkan Pemain yang Tidak Turun