- Gelandang Manchester City, Bernardo Silva, tak sabar lagi menghirup atmosfer kompetisi.
- Ia ingin membantu pelatihnya Pep Guardiola menuntaskan bisnis yang belum terselesaikan di Man City, yakni menjuarai Liga Champions.
- Di leg pertama perdelapan final, The Citizens menaklukkan Real Madrid 2-1, namun ia menilai wakil Spanyol itu belum tamat.
SKOR.id – Bernardo Silva mengisi masa isolasi akibat wabah virus corona dengan mengasah kemampuan memasak, membaca puisi dan bermain piano, selain berlatih mandiri.
Gelandang Manchester City itu memasak sendiri makanan sehat sesuai panduan ahli gizi klub. Saat ini ia sedang mempelajari lagi Imagine dari John Lennon. Ia ingin tetap produktif saat jeda kompetisi.
Pesepak bola asal Portugal tersebut tidak punya playstation dan media sosial seperti pemain lainnya karena lebih suka menjalankan kegiatan lain.
Namun, hampir dua bulan tinggal di rumah, Bernardo Silva mulai bosan. Ia tak sabar lagi untuk bertanding, termasuk menuntaskan rasa penasaran terhadap Real Madrid.
Kedua klub harus melakoni laga penentu di perdelapan final Liga Champions. Manchester City mengantongi kemenangan 2-1 atas wakil Spanyol tersebut di leg pertama.
Pemain yang fasih bicara empat bahasa tersebut berharap bisa menaklukkan Real Madrid di kandang mereka, City of Manchester Stadium.
Kepada AS, pemain tengah andalan Pep Guardiola mengungkapkan tentang aktivitasnya, duel lawan Real Madrid dan masa depannya. Berikut petikan wawancaranya.
Berita Bernardo Silva lainnya: Pep Guardiola, Salah Satu Pelatih Terbaik Menurut Bernardo Silva
Bagaimana Anda selama isolasi? Anda ingin bermain lagi.
Anda harus sabar dan menunggu, tentu saja saya ingin kembali ke lapangan.
Liga Inggris telah melaksanakan tes dan tim menunggu instruksi penyelenggara.
Ya. Kami menginginkan keselamatan maksimal, tapi kami sangat ingin mulai main lagi, menyentuh bola dan kami menunggu mereka mengabarkan kapan akan mulai.
Apa yang Anda ingat dari Benfica?
Saya bersenang-senang di Benfica. Saya menjadi seorang pemain dan seorang manusia. Pensiun di Benfica? Tentu saja. Saya tidak pernah kesampaian main dengan tim utama dan suatu hari nanti ingin melakukannya.
Anda tidak pernah tembus tim pertama karena Jorge Jesus. Anda marah kepadanya?
Saya tidak pernah dendam kepada siapapun. Semua pelatih punya preferensi sendiri. Kala itu pelatih Benfica tidak memasukkan saya dan saya harus melanjutkan hidup.
Saya membuat keputusan bagus dengan pindah ke AS Monaco, di mana saya menghabiskan tiga musim luar biasa.
Itu membuka kans bagi saya untuk bergabung dengan Manchester City dan Pep Guardiola sekarang.
Di Santiago Bernabeu, City tahu bagaimana mundur dengan skema 1-4-4-2, menderita di lini pertahanan lalu melepaskan serangan balik. Apa Guardiola menyempurnakan sistem di Inggris?
Saya kira seperti itu. Semua pemain dan pelatih belajar dan berkembang. Pep mengubah taktik dan cara kami bermain di setiap pertandingan.
Kami beradaptasi dengan permintaan pelatih. Di Bernabeu, kami menderita dan memainkan pertandingan yang harus dimenangi di sana, yang tidak mudah.
Bagaimana Anda mengingat leg pertama putaran 16 besar Liga Champions di Bernabeu?
Dalam hidup saya, sejak baru mulai bermain sepak bola, saya belum pernah tak bermain selama tiga bulan. Beruntung saya tidak pernah mengalami cedera serius. Saya bahkan tidak ingat kapan terakhir kali kami bermain.
Bagaimana Anda mengharapkan leg kedua Liga Champions setelah jeda ini, apa Real Madrid bisa membalikkan keadaan dan lolos?
Semua kemungkinan terbuka. Ketika Anda bertanding lawan tim seperti Real Madrid, tidak ada yang bisa ditentukan. Kami banyak babak kualifikasi selama beberapa tahun terakhir. Lihat bagaimana Barcelona menang 3-0 atas Liverpool, lalu kalah 0-4 musim lalu.
Anda tak pernah tahu. Itu hasil bagus dan kami berada di posisi menguntungkan daripada Madrid untuk lolos ke perempat final. Itu merupakan laga yang sangat sulit yang harus kami mainkan dan kami perlu fokus.
Apa pilihan Manchester City untuk memenangi Liga Champions? Ini pekerjaan rumah Pep Guardiola yang belum usai. Dengan City, ia belum menjadi juara Liga Champions.
Selama tiga tahun terakhir, dia telah memenangi semuanya di Inggris. Musim lalu, kami menjuarai empat titel di Inggris, musim ini kami menang Piala Super dan Piala Liga, kami masih bertahan di Piala FA dan kami ingin juara.
Tapi Liga Champions, adalah gelar yang dirindukan klub, para pemain dan Pep ketika bekerja di Inggris. Kami tahu bahwa ini adalah kompetisi sangat sulit, bagaimanapun kami akan berjuang mencapai target.
Real Madrid adalah raja di Liga Champions dengan memenangi 13 trofi. Apa mereka tidak bisa diasumsikan sudah mati langkah?
Tentu tidak! Tidak ada tim yang dianggap sudah habis dan tentu saja Madrid, yang sudah menang gelar Eropa 13 kali. Para pemain Real Madrid sangat berpengalaman di kompetisi ini, jadi kami tidak boleh berpikir sudah menang.
Berita Manchester City lainnya: Meski Belum Punya Tujuan, David Silva Bersikukuh Tinggalkan Manchester City
Anda memilih dijaga Marcelo atau Ferland Mendy?
Mereka pemain yang sangat berbeda. Marcelo seperti winger, selalu menyerang, saya tidak ingat pemain lebih baik daripada dia. Mendy lebih mengandalkan fisik dan muda. Zinedine Zidane menggunakan mereka secara berbeda di setiap pertandingan. Saya tak bisa memilih.
Anda merumput di Liga Inggris selama tiga musim dan menjadi salah satu yang terbaik. Bagaimana Guardiola membantu Anda berkembang?
Cara Guardiola menatap sepak bola berbeda dibanding para pelatih saya sebelumnya. Ketika saya tiba, saya punya waktu untuk beradaptasi, memahami semua yang saya inginkan dan belajar banyak. Datang ke City untuk belajar dari Guardiola adalah keputusan terbaik dalam hidup saya.
Anda suka bermain di mana?
Saya nyaman bermain di tengah atau sisi kanan. Ketika dimainkan di sayap, saya suka ada di kanan karena saya bukan pemain yang sangat cepat, lebih mudah berpindah ke tengah.
Saya nyaman bermain di mana pelatih menilai itu yang terbaik untuk tim karena mengisi posisi berbeda memberi pelatih beberapa opsi.
Berita Manchester City lainnya: Sidang Gugatan Manchester City ke UEFA Digelar Bulan Depan
Bagaimana hubungan Anda dengan David Silva?
David adalah contoh. Dia kapten kami. Saat saya membela AS Monaco lawan Manchester City, saya bertukar kostum dengannya. Sekarang kami rekan setim. Sungguh memuaskan bisa main bareng David, salah satu gelandang terbaik beberapa tahun terakhir.
Piala Dunia dan dua Piala Spanyol dengan Spanyol, bersama City, ia nyaris memenangi semua kecuali Liga Champions.
Bagaimana dengan Sergio Aguero yang sekarang jadi youtuber dan gamer?
Kun adalah gol. Dia menendang dengan sangat keras. Meski Anda memberi bola yang salah, dia bisa menembak dengan baik. Sungguh hebat memiliki seorang pemain subur.
Tak heran kalau dia jadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah City, saya kira ia akan melakukannya di Liga Inggris jika konsisten seperti sekarang.