- Penyerang Manchester United, Marcus Rashford, mengaku mengalami periode sulit saat masih dilatih Jose Mourinho.
- Pemain 22 tahun ini harus merelakan posisi penyerang diberikan kepada Zlatan Ibrahimovic atau Romelu Lukaku.
- Kini, striker belia Inggris itu menjadi andalan Setan Merah dan telah mencetak 19 gol di semua ajang.
SKOR.id - Pengalaman sulit di bawah asuhan Jose Mourinho di Manchester United diakui Marcus Rashford telah membentuknya menjadi pemain yang lebih baik seperti sekarang.
Penyerang Inggris Rashford diasuh Mourinho di awal musim 2016-2017, hingga pelatih asal Portugal itu didepak pada Desember 2018.
Di masa itu, Rashford menyabet gelar Piala Liga dan Liga Europa, tapi penampilannya kerap menjadi sorotan.
Penyerang 22 tahun tersebut juga harus rela bermain lebih melebar, lantaran Zlatan Ibrahimovic atau Romelu Lukaku diposisikan sebagai penyerang tengah.
Berita Manchester Uniter lain: Harry Maguire Tegaskan Ambisi Besar Manchester United
Namun, kesabaran Rashford membuahkan hasil. Ketika Ole Gunnar Solskjaer masuk, permainannya makin berkembang dan telah mencetak 19 gol di berbagai ajang musim ini.
Sayangnya, progres tersebut terhenti karena Rasford dibekap cedera punggung dan penundaan Liga Inggris karena pandemi virus corona.
Rashford sadar, penampilannya sekarang merupakan buah kerja keras dari kesulitan yang ia hadapi di periode Mourinho.
"Itu berat tapi saya pikir ketika Anda melihat ke belakang, lima atau enam tahun lalu, itu adalah momen-momen yang membuat mental Anda kuat," aku Rashford kepada UTD Podcast.
"Sebagai seorang pemain yang memiliki bakat, saya berkembang pesat dan hal itu terjadi di dua tahun di bawah kepemimpinan Jose."
Menurut Rasford penampilannya itu kala itu memang naik turun. Namun kini ia menyadari periode sulit itu merupakan fase yang membuatnya menjadi pemain yang lebih baik.
Berita Manchester United lain: Tammy Abraham Ketagihan Main Bareng Marcus Rashford
Seiring berjalannya waktu, Rashford menjadi andalan lini depan di Theatre of Dream. Tapi ia mengaku lebih senang dimainkan sebagai sayap kiri supaya lebih banyak berkontribusi untuk tim, dibanding penyerang tengah, yang sering terisolasi di lapangan.
"Ketika Anda di sisi kiri, Anda dapat menciptakan banyak hal, memberi lebih banyak kepada tim," ujar pemain kelahiran 31 Oktober 1997.
"Di mana ketika Anda bermain di depan, kadang Anda terisolasi dan butuh seseorang di tengah yang dapat menemukan umpan selama 90 menit pertandingan, jadi Anda kadang bisa menghilang di pertandingan sebagai pemain No.9."
Lihat postingan ini di Instagram