- Bima Perkasa Yogyakarta hormati keputusan pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
- Manajer Dyah Ayu Pratiwi masih berharap panitia IBL 2021 mengusahakan bergulirnya turnamen musim ini.
- Sistem gelembung atau bubble jadi opsi yang diajukan oleh manajemen Bima Perkasa.
SKOR.id - Klub Bima Perkasa Yogyakarta berada di tengah persimpangan setelah pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pemerintah pusat akhirnya memutuskan untuk memperpanjang PPKM selama pandemi Covid-19 hingga 8 Februari, setelah sebelumnya hanya sampai 25 Januari.
Keputusan tersebut membuat nasib start Indonesian Basketball League (IBL) 2021 semakin tidak menentu.
Manajer Bima Perkasa, Dyah Ayu Pratiwi, mengaku pihaknya mendukung sekaligus akan mengikuti kebijakan pemerintah tersebut.
Namun, dia dan seluruh elemen satu-satunya wakil Yogyakarta di liga basket tertinggi Tanah Air itu berharap operator, dalam hal ini IBL, bisa memperjuangkan kelanjutan liga musim ini.
Protokol kesehatan ketat dalam sistem gelembung, seperti yang telah dilakukan NBA atau turnamen olahraga lain bisa menjadi opsi agar liga bisa berlangsung di tengah pandemi.
Pasalnya, saat ini setiap klub peserta menunggu banyak kepastian dari IBL, tidak hanya soal izin kepolisian namun juga sejauh mana eskalasi yang dilakukan pada pihak berwenang.
Di lain sisi, fan basket Indonesia juga butuh informasi visual, bagaimana persiapan IBL dalam menyajikan liga dengan protokol kesehatan ketat itu.
"Kalau kita semua dapat merepresentasikan sistem gelembung yang aman lalu bisa memperjuangkannya, mungkin bisa berjalan," kata Tiwi, panggilan Dyah Ayu Pratiwi, dalam rilis Bima Perkasa.
"Namun jika operator liga dan tim-tim tidak dapat mempresentasikan protokol yang terjamin, sulit untuk mendapat izin," ia melanjutkan.
Saat ini para peserta liga tengah menunggu skema gelembung sekaligus perencanaan liga yang aman dan terjangkau.
Aman, artinya sistem yang menjamin kesehatan dan keselamatan pemain, ofisial, dan panpel di tengah pandemi sejak travel bubble atau koridor perjalanan dari kota asal menuju tempat pertandingan sampai aktivitas di sana.
Terjangkau, artinya tidak memberatkan tim-tim yang sudah berdarah-darah menanggung beban ekonomi sekaligus mempertahankan tim demi mengikuti IBL.
Tiwi memahami bahwa perencanaan yang aman dan terjangkau itu bukan hal yang mudah, namun tim akan kooperatif demi keberhasilan penyelenggaraan liga.
"Justru dengan adanya aktivitas liga, tim bisa beroperasi dan selalu melakukan screening secara berkala," Tiwi memungkasi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Toyota Thailand Open 2021: Hafiz/Gloria Terhenti, Semifinal Ganda Campuran Tanpa Wakil Indonesia https://t.co/QhNwtR6NKh— SKOR Indonesia (@skorindonesia) January 22, 2021
Berita IBL Lainnya:
IBL 2021 Mundur Lagi, Rookie Bima Perkasa Tak Ingin Larut dalam Kekecewaan