- Sejarah perkembangan bola basket di Indonesia dimulai saat olahraga ini dibawa masuk oleh pendatang dari Cina pada 1920an.
- Basket di Indonesia terus berkembang setelah dimainkan dalam PON I 1948, Perbasi didirikan pada 1951, dan kompetisi nasional digulirkan pada 1982.
- Indonesia bakal mengukir sejarah baru saat menjadi tuan rumah Piala Asia FIBA 2021 dan Piala Dunia FIBA 2023.
SKOR.id - Meski bukan yang paling populer, basket merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.
Basket pertama kali ditemukan oleh Dr. James Naismith di Amerika Serikat pada 1891. Cabor ini kemudian mulai diperkenalkan ke seluruh dunia, salah satunya oleh YMCA.
Lewat asosiasi pemuda gereja itulah basket dibawa masuk ke Cina pada 1894 lewat utusan bernama Bob Baily. Momen ini ternyata bakal memengaruhi sejarah basket di Indonesia.
Basket secara perlahan mulai diterima dan aktif dimainkan di Negeri Tirai Bambu. Saat gelombang perantau Cina masuk Indonesia pada 1920-an, cabor ini pun turut serta dibawa.
Para perantau dari Cina tersebut lantas membentuk komunitas dan mendirikan sekolah sendiri yang nantinya menjadi sarana pengembangan basket di Indonesia.
Hampir di setiap sekolah yang didirikan oleh komunitas pendatang Cina pasti memiliki fasilitas lapangan basket sendiri.
Hal ini tak lepas dari status basket sebagai salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan ke siswa. Tak heran jika kemudian mulai banyak yang menggemari olahraga tersebut.
Sedekade kemudian, perkembangan basket di Indonesia makin pesat seiring dengan berdirinya berbagai perkumpulan yang aktif memainkan olahraga ini.
Tak hanya terpusat di Jakarta, basket juga dimainkan oleh komunitas di Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Medan.
Basket pun secara perlahan mulai dikenal oleh masyarakat luas dan popularitasnya terus merambat naik. Setelah Indonesia merdeka pada 1945, olahraga ini juga terus berkembang.
Pada saat Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama digelar di Solo pada 1948, basket bahkan menjadi salah satu olahraga yang turut dimainkan.
Pendirian Perbasi
Sejarah basket di Tanah Air memasuki babak baru pada 1951 atau saat PON II dihelat di Jakarta. Saat itu, muncul sebuah gagasan untuk membentuk organisasi basket di Indonesia.
Gagasan dilontarkan oleh sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang juga ketua umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI), R. Maladi.
Saat itu, R. Maladi meminta Tony Wen dan Wim Latumeten mendirikan organisasi yang dimaksud. Lalu, pada 23 Oktober 1951 lahirlah Persatuan Basketball Seluruh Indonesia.
Dua tahun setelah diberdirikan, organisasi ini kemudian diterima sebagai anggota Federasi Basket Internasional (FIBA).
Perbasi dibentuk atas prakarsa Maladi, pengurus Perbasi yang pertama adalah Tonny Wen sebagai ketua dan Wim Latumeten sebagai sekretaris— Perbasi Indonesia (@perbasi_ina) October 23, 2012
Pada 1954, Indonesia untuk kali pertama mengirimkan regu basket ke kancah internasional tepatnya dalam ajang Asian Games di Manila, Filipina.
Empat tahun organisasi berjalan, nama mereka pun berubah menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) agar lebih sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Pada tahun yang sama dengan momen pergantian nama tersebut, sebuah Konferensi Bola Basket sempat diselenggarakan di Bandung.
Pertemuan ini dihadiri oleh utusan dari Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan Bandung untuk menetapkan Perbasi sebagai satu-satunya organisasi induk olahraga basket di Indonesia.
Ketetapan itu menjadi upaya mengakhiri konflik yang timbul dari kelompok komunitas yang sebelumnya menolak bergabung karena sudah memiliki perkumpulan sendiri.
Bergulirnya Kompetisi Basket di Indonesia
Tanggal 3 April 1982 menjadi hari bersejarah untuk basket Indonesia seiring dengan bergulirnya Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama) untuk kali pertama.
Indonesia Muda (IM) menjadi juara edisi pertama Kobatama dan menjelma sebagai tim terkuat pada tahun-tahun awal munculnya Kobatama. Halim Kediri jadi rival utama.
Peta persaingan berubah seusai munculnya ASABA Jakarta. Klub yang kemudian berganti nama menjadi ASPAC Jakarta kemudian Stapac Jakarta ini berhasil mencuri perhatian.
ASABA menjadi klub basket terbaik pada 1988 dan 1989. Namun, klub milik Irawan Haryono tersebut gagal membuat sebuah "dinasti" pada saat itu.
Dominasi mereka sempat digeser Pelita Jaya Jakarta yang berhasil menjadi juara edisi 1990 dan 1991-1992, meski ASABA akhirnya kembali meraih gelar juara pada 1993.
Kobatama menjadi kompetisi bola basket tertinggi di Tanah Air selama dua dekade (1982-2002).
Predikat itu pun bergeser setelah kompetisi profesional bernama Indonesian Basketball League (IBL) mulai digulirkan pada 2003.
IBL "jilid" pertama ini bergulir rutin tiap tahun dari 2003-2009. Pada penghujung 2009, liga profesional ini sempat terancam bubar karena dilanda krisis.
Sejumlah perwakilan klub di Indonesia kemudian mendatangi pihak Development Basketball League (DBL) yang sukses besar dengan kompetisi basket tingkat SMA.
Mereka ingin DBL mengelola kompetisi basket profesional di Indonesia. Dari pertemuan ini kemudian lahirlah kompetisi National Basketball League (NBL) Indonesia.
Era NBL sebagai liga basket profesional di Tanah Air berlangsung selama lima musim, sejak 2010-2011 hingga 2014-2015.
Pada 2016, pengelola liga profesional di Indonesia kembali berpindah tangan dan "periode" kedua IBL pun dimulai sejak saat itu hingga sekarang.
Sejarah Baru! Tuan Rumah Piala Asia dan Piala Dunia
Kini dan beberapa tahun yang akan datang, sejarah perkembangan bola basket di Indonesia bakal memasuki lembaran baru.
Pada tahun ini, Indonesia dipercaya untuk menjadi penyelenggara kompetisi basket Piala Asia FIBA 2021.
Ini menjadi kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah ajang tersebut. Kesempatan sebelumnya datang pada edisi ke-17 yang digelar di Jakarta pada 1993.
Piala Asia FIBA 2021 yang menjadi edisi ke-30 menurut rencana akan diselenggarakan di Jakarta pada 3-15 Agustus tahun ini.
Dua tahun yang akan datang, Indonesia juga akan dipercaya untuk menyelenggarakan turnamen bola basket bergengsi lainnya, yakni Piala Dunia FIBA 2023.
Bedanya, dalam ajang ini Indonesia bakal menjadi tuan rumah bersama Filipina dan Jepang.
Ini menjadi kali pertama Piala Dunia FIBA diselenggarakan di lebih dari satu negara.
Piala Dunia FIBA 2023 yang merupakan edisi ke-19 dari ajang itu dijadwalkan berlangsung pada 25 Agustus-10 September 2023 di enam venue berbeda.
Empat venue terletak di Filipina, sementara Jepang dan Indonesia masing-masing menyiapkan satu stadion sebagai tempat pertandingan Piala Dunia FIBA 2023.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Basket Lainnya:
Basket Klasik: Dramatis, Yunani Jegal Amerika Serikat pada Piala Dunia Basket 2006
3 Bukti Amerika Serikat Penguasa Medali Emas Basket Olimpiade